Rokok Hambat Prabowo-Gibran Capai SDG's

Iqbal Al Machmudi
13/10/2024 12:36
Rokok Hambat Prabowo-Gibran Capai SDG's
Ilustrasi paru-paru perokok.(freepik)


TINGGINYA prevalensi perokok di Indonesia menjadi kendala bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk mencapai berbagai macam target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals dan Asacita yang merupakan visi-misi pemerintah mendatang. Sebab, rokok menghambat pembangunan sumber daya manusia (SDM).

"Dari rencana pembangunan jangka panjang negara terlihat bahwa kita memiliki target yang sangat agresif atau ambisius. Seperti misalnya angka stunting kita ingin menjadi hanya 5% dari 21,5% sebenarnya di tahun-tahun lalu," kata Project Lead Tobacco Control for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) Beladenta Amalia, Minggu (13/10).

Ia mengatakan rokok menjadi faktor yang berkolerasi menyebabkan anak-anak stunting pada keluarga miskin. Sebab, berdasarkan sejumlah studi, konsumsi belanja untuk rokok pada keluarga miskin porsinya lebih tinggi daripada untuk memenuhi kebutuhan protein seperti telur. Kemudian, dalam upaya pengurangan jumlah kasus tuberkulosis (Tb), rokok menjadi penghalang. Padahal alokasi dana Rp8 triliun sudah digelontorkan untuk mengurangi kasus Tb di Indonesia. 

Baca juga : Anggota Baleg Kritik Aturan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek Kemenkes

"Tentu akan sulit untuk mencapai ini semua. Kemudian kita tahu bahwa prevalensi rokok Indonesia salah satu yang tertinggi di dunia," ujar dia.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 usia 10-18 tahun yaitu anak-anak muda prevalensi rokok meningkat dari 7,2% menjadi 7,4% dan setengah dari mereka mulai merokok pertama kali itu pada usia 15-19 tahun yang menjadikan usia tersebut sangat kritis. 

Kemudian penelitian CISDI pada 2023 bahwa 7 dari 10 pelajar SMP dan SMA mengonsumsi rokok batangan atau ketengan ketika mereka pertama kali mencoba. Penelitian itu juga menunjukkan bahwa konsumsi rokok batangan berhubungan dengan eksperimentasi rokok pada remaja sehingga menyebabkan Indonesia sangat tertinggal dengan negara-negara lain karena prevalensi rokok yang tertinggi. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya