Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
KETUA Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah mengatakan bahwa Hari Batik Nasional dapat dimaknai dengan mengapresiasi bahwa batik adalah warisan budaya tak benda untuk humanity.
“Yang artinya bahwa batik itu menyimpan nilai-nilai filosofi kebaikan kehidupan yang harus kita jaga,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (3/10).
Lebih lanjut, menurutnya dengan adanya Hari Batik Nasional di Indonesia telah menunjukkan bahwa batik akan terus lestari di Tanah Air hingga generasi mendatang.
Baca juga : Cara Tepat Memilih Warna Batik Berdasarkan Undertone Kulit
“Paling tidak Indonesia mempunyai Hari Batik Nasional di mana kita dapat menunjukkan pada dunia bahwa batik sebagai warisan budaya tak benda akan tetap hidup dan akan terus dihidupi oleh masyarakat Indonesia,” kata Itje.
Dihubungi secara terpisah, Budayawan, Argo Twikromo menambahkan bahwa Hari Batik Nasional menjadi wahana untuk memperkuat pemahaman terhadap salah satu keluhuran kebudayaan Nusantara dalam hal ini Indonesia.
“Perwujudan motif dan warna kain tersebut memberikan nilai-nilai luhur dalam tatanan kehidupan masyarakat pendukungnya,” ujar Argo.
Selain itu, dia juga menilai bahwa pelestarian batik tidak hanya sebatas melestarikan wujud kainnnya saja, tetapi juga melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
“Perkembangan kehidupan saat ini perlu diberikan esensi nilai-nilai luhur khas bangsa ini, termasuk karakter harmonis bangsa yang telah diwariskan oleh para leluhur,” tandasnya. (H=2)
Bangunan ini telah bertransformasi menjadi banyak tempat di antaranya tempat tinggal dokter gigi pertama Indonesia dan sekarang hadir sebagai restoran Bunga Rampai
Melalui program Desa BRILiaN, BRI mendukung pengembangan UMKM Batik Parang Kaliurang di Sleman.
Motif Wakaroros bukan sekadar corak estetis. Ia adalah narasi visual masyarakat Dayak Basap, suku adat yang hidup berdampingan dengan rimba Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Dengan tagline produk “When Art Meets Performance”, laptop ini tidak hanya unggul secara teknologi tetapi juga membawa identitas budaya dalam perangkat modern.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Karya-karya terpilih dari proyek ini bahkan akan ditampilkan dalam catwalk show.
Pelajari Weton Jawa: lebih dari sekadar kalender, tradisi ini mengungkap makna filosofis mendalam tentang karakter, nasib, dan harmoni alam semesta.
Pernyataan-pernyataan Moon Ga Bi dalam wawancara eksklusif dengan Sports Seoul kembali menjadi sorotan berbagai media.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved