Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BRIN Kembangkan Sistem Informasi untuk Deteksi Longsor

Indriyani Astuti
29/9/2024 09:51
BRIN Kembangkan Sistem Informasi untuk Deteksi Longsor
Intensitas hujan tinggi yang terjadi di berbagai daerah telahmenyebabkan longsor mengancam rumah dan lahan pertanian, kolam ikan diKabupaten Ciamis.(BPBD Kabupaten Ciamis )

 

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan Sistem Informasi TRIGRS sebagai upaya mitigasi bencana tanah longsor. Sistem ini menggunakan model matematika berbasis data hujan untuk memprediksi potensi tanah longsor di berbagai wilayah Indonesia. Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Khori Sugianti menjelaskan, TRIGRS memungkinkan menjadi salah satu pengambilan keputusan yang lebih tepat dan cepat dalam menghadapi potensi longsor. 

"TRIGRSMap merupakan pengembangan peranti lunak berupa plug in QGIS berbasis TRIGRSMap untuk mengetahui kestabilan lereng terhadap tingkat kerentanan tanah longsor yang dipengaruhi curah hujan secara spasial dan temporal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kerentanan tanah di suatu daerah” jelas Khori.

Baca juga : BRIN Kembangkan Biopestisida Ramah Lingkungan

Dijelaskan Khori, plug in QGIS berbasis TRIGRSMap tersebut bekerja dengan menghitung nilai kestabilan lereng untuk memprediksi tanah longsor menggunakan kombinasi kondisi topografi, data hujan dan kondisi lereng. Sistem yang memodelkan cara air hujan meresap ke dalam tanah, memperhitungkan seberapa dalam air menembus lapisan tanah dan lereng. Proses infiltrasi tersebut, ujarnya, menyebabkan penurunan kekuatan tanah yang dapat mengurangi stabilitas lereng.

"Dalam TRIGRSMap akan menghitung stabilitas lereng dengan menggunakan parameter-parameter geoteknik, seperti Data Digital Elevation Model (DEM),  kemiringan lereng, arah aliran, kondisi keteknikan tanah, dan kondisi keairan. Berdasarkan parameter ini, TRIGRSMap membuat grid peta tingkat kerentanan tanah longsor yang menunjukkan area yang paling rentan terhadap tanah longsor. Sistem ini juga bisa mengintegrasikan data secara real-time dari curah hujan yang diukur di lokasi," tegasnya.

Dijelaskan Khori, cara kerja TRIGRSMap melibatkan pemrosesan data curah hujan untuk menghitung potensi gangguan lereng dan mengidentifikasi kapan ambang batas kekuatan tanah terlampaui. Hasil analisis itu, ujar dia, diintegrasikan ke dalam peta peringatan dini yang dapat membantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk menjadi rekomendasi strategis dalam tata ruang daerah sehingga diharapkan dapat menjadi upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor di masa mendatang, seperti evakuasi atau penguatan infrastruktur di daerah rawan longsor. 

Pengembangan TRIGRSMap diharapkan dapat mendukung pihak terkait dalam memperkuat strategi mitigasi bencana, terutama di wilayah rawan longsor seperti pegunungan dan perbukitan. Integrasi TRIGRSMap dengan sistem pemantauan cuaca dan geologi nasional juga akan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pihak terkait.
Dengan penggunaan teknologi ini, BRIN berharap dapat membantu dalam kebijakan dan memberi rekomendasi strategis dalam tata ruang sebagai upaya mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat tanah longsor di masa mendatang.
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya