Intervensi Pengurangan Konsumsi Natrium Penting untuk Tekan Hipertensi di Indonesia

Atalya Puspa
14/9/2024 19:09
Intervensi Pengurangan Konsumsi Natrium Penting untuk Tekan Hipertensi di Indonesia
Garam, salah satu penyumbang asupan natrium pada tubuh.(Dok. Freepik)

KONSUMSI natrium yang berlebihan dan kekurangan kalium menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya tekanan darah di Indonesia. Hal ini memicu seruan agar garam rendah natrium dan kaya kalium (Low-Sodium Potassium-Rich Salt Substitutes - LSSS) tersedia secara luas guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan menekan biaya kesehatan.

Penelitian terbaru dari Griffith University meneliti dampak penggantian garam meja biasa (yang terdiri dari 100% natrium klorida) dengan alternatif rendah natrium di Indonesia. Penulis utama, Dr. Leopold Aminde dari School of Medicine and Dentistry, menyatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pengurangan konsumsi natrium secara luas untuk mengatasi beban tekanan darah tinggi dan penyakit tidak menular.

“LSSS terlihat mirip dengan garam meja biasa, dan penelitian menunjukkan bahwa rasanya hampir sama. Beberapa konsumen bahkan tidak bisa membedakan antara kedua jenis garam ini,” ujar Aminde.

Baca juga : Cegah Hipertensi, Batasi Konsumsi Garam Maksimal 1 Sendok Teh per Hari

Penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan LSSS dapat memberikan dampak positif pada sistem kesehatan di Indonesia dengan menurunkan tekanan darah serta mencegah serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal.

“Pada akhirnya, hal ini akan mengurangi pengeluaran kesehatan hingga US$2 miliar (sekitar IDR 27,7 triliun) selama 10 tahun, menjadi langkah penghematan biaya yang sangat dibutuhkan,” tambahnya.

Wahyu Nugraheni, salah satu penulis penelitian dan Kepala Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat dan Gizi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta, mengatakan bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan oleh tubuh.

Baca juga : Hipertensi Sering Disebut Silent Killer, Kenali dan Waspadai

“LSSS adalah pilihan yang sangat baik untuk membantu orang-orang mengurangi konsumsi natrium dalam diet mereka secara mudah,” kata Nugraheni.

Selama 10 tahun pertama implementasinya, LSSS dapat mencegah hingga 1,5 juta kejadian penyakit kardiovaskular non-fatal serta lebih dari 640.000 kasus baru penyakit ginjal kronis.

“Manfaat kesehatan terbesar kemungkinan akan dirasakan oleh masyarakat dengan pendapatan rendah,” ujar Aminde.

Tim peneliti berharap hasil temuan ini mendorong pemerintah Indonesia, serta negara-negara lainnya, untuk mempertimbangkan reformulasi garam biasa menjadi alternatif LSSS atau memfasilitasi rantai pasokan agar ketersediaan dan keterjangkauannya meningkat.

Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi pedoman WHO yang akan datang terkait kesenjangan bukti mengenai biaya implementasi, efektivitas biaya, serta dampak potensial pada ketidaksetaraan kesehatan. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya