Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PEMBERIAN vaksin cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine mengatakan kelompok berisiko tinggi tersebut yakni lelaki berhubungan seks dengan lelaki (LSL) atau gay, biseksual dan pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya, dan individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.
"Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus mpox," kata Prima, Rabu (28/8).
Baca juga : PB IDI: 90% Penularan Cacar Monyet Melalui Kontak Seksual
Sementara itu, Prima menuturkan kelompok anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi.
"Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox," terang Prima.
Pemberian vaksin Mpox di Indonesia, tegas Prima, bersifat pencegahan karena vaksinasi bertujuan mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Salah satu kriteria penerima vaksin ialah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox (vaksinasi post exposure). Namun, imbuh dia, orang yang pernah kontak itu belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan. Sedangkan, bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai.
Baca juga : Mpox Merebak, Kemenkes Diminta Tracing Kelompok Berisiko
Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox yang diterbitkan Kemenkes pada 2023, pemberian vaksinasi Mpox dalam situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) masih bersifat komplemen terhadap pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pelacakan kontak, isolasi dan perawatan pasien.
Saat ini, pemberian vaksinasi Mpox secara massal tidak direkomendasikan. Prima mengatakan jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia ialah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). MVA-BN merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating.
Vaksin Mpox disebut memberikan perlindungan pada tingkat tertentu terhadap infeksi dan penyakit berat. Setelah divaksinasi, kewaspadaan tetap diperlukan karena pembentukan kekebalan memerlukan waktu beberapa minggu.
"Bagi seseorang yang tertular Mpox setelah vaksinasi, WHO menekankan, vaksin tetap melindungi terhadap penyakit berat dan kebutuhan akan rawat inap. Hasil dari penelitian efektivitas vaksin mengindikasikan bahwa vaksinasi memberikan tingkat perlindungan yang baik terhadap Mpox" pungkasnya. (H-3)
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Selain vaksin primer, yang wajib diberikan, orangtua juga bisa mempertimbangkan memberikan vaksinasi tambahan, misalnya vaksin influenza.
Di dua lokasi uji coba yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Banjar, cakupan vaksin PCV1 untuk pencegahan pneumonia meningkat.
Hal itu terjadi karena pemerintah Indonesia melaporkan adanya kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV).
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Ibu hamil juga bisa memanfaatkan beragam bahan pangan yang kaya vitamin C untuk memenuhi kebutuhan vitamin hariannya dalam menjaga imun tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved