Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Vaksinasi Mpox hanya untuk Kelompok Risiko Tinggi

Iqbal Al Machmudi
28/8/2024 10:45
Vaksinasi Mpox hanya untuk Kelompok Risiko Tinggi
Petugas medis memberikan vaksinasi.(Freepik)

 

PEMBERIAN vaksin cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).  Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine mengatakan kelompok berisiko tinggi tersebut yakni lelaki berhubungan seks dengan lelaki (LSL) atau gay, biseksual dan pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya, dan individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.

"Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus mpox," kata Prima, Rabu (28/8).

Baca juga : PB IDI: 90% Penularan Cacar Monyet Melalui Kontak Seksual

Sementara itu, Prima menuturkan kelompok anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi.

"Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox," terang Prima.

Pemberian vaksin Mpox di Indonesia, tegas Prima, bersifat pencegahan karena vaksinasi bertujuan mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Salah satu kriteria penerima vaksin ialah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox (vaksinasi post exposure). Namun, imbuh dia, orang yang pernah kontak itu belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan. Sedangkan, bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai.

Baca juga : Mpox Merebak, Kemenkes Diminta Tracing Kelompok Berisiko 

Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox yang diterbitkan Kemenkes pada 2023, pemberian vaksinasi Mpox dalam situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) masih bersifat komplemen terhadap pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pelacakan kontak, isolasi dan perawatan pasien.

Saat ini, pemberian vaksinasi Mpox secara massal tidak direkomendasikan. Prima mengatakan jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia ialah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). MVA-BN merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating

Vaksin Mpox  disebut memberikan perlindungan pada tingkat tertentu terhadap infeksi dan penyakit berat. Setelah divaksinasi, kewaspadaan tetap diperlukan karena pembentukan kekebalan memerlukan waktu beberapa minggu.

"Bagi seseorang yang tertular Mpox setelah vaksinasi, WHO menekankan, vaksin tetap melindungi terhadap penyakit berat dan kebutuhan akan rawat inap. Hasil dari penelitian efektivitas vaksin mengindikasikan bahwa vaksinasi memberikan tingkat perlindungan yang baik terhadap Mpox" pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya