Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Netty Prastiyani Aher mengatakan meningkatnya kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di dunia dan kawasan ASEAN harus diwaspadai dengan serius oleh pemerintah Indonesia. Ia mendorong skrining pendatang yang berasal dari negara terjangkit Mpox.
Baca juga : Kemenkes Terapkan Skrining Suhu untuk Surveilans Kasus Mpox
“Misalnya, kita terapkan skrining monkeypox di pintu-pintu masuk dari negara-negara terdampak, khususnya tetangga kita seperti Thailand dan Filipina yang sudah mengonfirmasi kasus baru," ujarnya, Rabu (28/8).
“Langkah cepat dan responsif harus segera diambil untuk menghindari risiko yang lebih buruk," imbuh dia.
Baca juga : WHO Luncurkan Rencana Strategis Global Atasi Mpox
Mpox telah ditetapkan menjadi kegawatdaruratan global kedua kalinya oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia terdapat 88 kasus kumulatif sejak ditemukan pada tahun 2022. Sementara itu sepanjang tahun 2024, sudah terdapat 14 kasus monkeypox di Indonesia.
Baca juga : Pemerintah Berencana Tambah Vaksin Mpox 1.600 Dosis
DPR RI mendorong pemerintah untuk mengikuti protokol WHO dalam menangani monkeypox.
Netty juga meminta pemerintah agar kampanye maupun promosi penanganan monkeypox ini dilakukan secara masif di fasilitas-fasilitas publik.
Baca juga : Sikapi Mpox, Menkes Sebut Tak Ada Pembatasan WN Afrika
"Langkah ini perlu diambil agar masyarakat kita punya pengetahuan terkait Monkeypox, baik gejala, cara penanganan, mau pun pesebarannya di dunia, ASEAN dan Indonesia sendiri," lanjutnya.
Pesan akan pentingnya menjaga protokol kesehatan harus sampai ke daerah-daerah.
"Bukan kita ingin menakut-nakuti masyarakat, tapi mencegah lebih baik dari pada mengobati. Terlebih varian clade 1B yang berkembang di Afrika lebih berbahaya dari clade II," ungkapnya. (H-3)
Bagi masyarakat yang memiliki keturunan kanker payudara, disarankan untuk melakukan pemeriksaan gen.
MCU juga penting bagi orang yang sering traveling ataupun blogger makanan.
Menurut data Globocan, sedikitnya 50 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap harinya akibat kanker serviks.
Skrining mata anak bisa dilakukan sejak bayi apalagi ada riwayat keluarga yang memiliki mata juling.
Untuk deteksi dini, perempuan berusia 40â-49 tahun dapat melakukan Sadari satu kali setiap bulan, Sadanis setiap tahun, dan skrining mamografi satu kali setiap tahun.
Kanker serviks umumnya baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting bagi perempuan yang aktif secara seksual untuk melakukan skrining rutin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved