Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PARTAI NasDem mengapresiasi pendirian Badan Gizi Nasional melalui penerbitan Perpres No 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional. Badan ini diharapkan dapat mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat dan unggul.
Ketua DPP Partai NasDem Okky Asokawati mengapresiasi pendirian Badan Gizi Nasional yang kedudukannya langsung berada di bawah Presiden. Menurut dia, persoalan gizi menjadi hal penting bagi anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. “NasDem menyambut baik keberadaan Badan Gizi Nasional. Ini terobosan luar biasa untuk akselerasi pemenuhan gizi secara nasional,” kata Okky di Jakarta, Senin (19/8/2024).
Anggota DPR RI Bidang Kesehatan dua periode ini menyebutkan keberadaan Badan Gizi Nasional diharapkan dapat mengakselerasi, merumuskan, melaksanakan, dan mengawasi dalam pemenuhan gizi secara nasional. Dia menilai kedudukan Badan Gizi Nasional yang langsung berada di bawah Presiden memberi pesan penting tentang pentingnya lembaga ini. “Satu hal yang harus dibaca, keberadaan Badan Gizi Nasional langsung di bawah Presiden memberi pesan penting, negara sangat serius mengurus gizi rakyat Indonesia,” tegas Okky.
Model senior ini menambahkan sasaran kerja Badan Gizi Nasional juga terarah dan fokus sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5 ayat (1) dan (2) Perpres No 83 Tahun 2024. Menurut dia, target kerja Badan Gizi Nasional diyakini dapat mempercepat pemenuhan gizi nasional. “Target sasaran Badan Gizi Nasional konkret dan jelas yakni anak didik di tingkat PAUD, SD, SMP, di pendidikan umum, kejuruan, khusus, layanan khusus, dan pondok pesantren,” ungkap Okky.
Baca juga : Badan Gizi Nasonal Bertanggung Jawab Langsung ke Presiden
Selain itu, imbuh Okky, Badan Gizi Nasional juga diarahkan pada bayi di bawah lima tahun (balita), ibu hamil serta ibu menyusui. Pada kelompok ini, Okky menilai menjadi momen krusial dalam pemenuhan gizi. “Balita atau tepatnya 1000 hari pertama bagi bayi, ibu hamil dan menyusui merupakan kelompok yang harus diberi perhatian secara khusus dalam pemenuhan gizi. Ini menyangkut kualitas tumbuh kembang anak ke depannya,” tambah Okky.
Dia mengutip data pemerintah yang menyebutkan angka stunting hingga tahun 2023 berada di angka 21,5% atau setara 5,8 juta balita. Target penurunan di angka 14% pada tahun 2024 diharapkan dapat terpenuhi dengan keberadaan Badan Gizi Nasional. “Kami berharap Badan Gizi Nasional ini dapat mengakselerasi kerja bersama untuk pemenuhan gizi khususnya kepada balita yang outputnya mengurangi secara drastis angka stunting di Indonesia,” harap Okky.
Okky meyakini, jika Badan Gizi Nasional bekerja sesuai amanat dalam Perpres No 83 Tahun 2024, dapat memberi dampak konkret bagi pemenuhan gizi anak Indonesia. “Jika berjalan dengan baik, saya meyakini kualitas SDM anak Indonesia di masa depan semakin sehat dan unggul,” tegas Okky.
Di bagian lain, Okky mengingatkan persoalan koordinasi antarlembaga dan kementerian kerap menjadi persoalan krusial dalam pelaksanaan setiap program kerja. Dia berharap, Badan Gizi Nasional yang langsung di bawah Presiden dapat mengkoordinasikan antarlembaga agar tidak terjadi benturan di lapangan. “Badan Gizi Nasional idealnya mengorkestrasi pemenuhan gizi nasional dengan berkolaborasi pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah maupun unsur swasta,” tandas Okky. (Z-8)
Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan bimbingan teknis bagi 3.300 penjamah makanan dari 67 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Sumatera Selatan.
BANYAKNYA persoalan dalam implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut banyak pihak disebabkan belum adanya kebijakan yang memadai.
Badan Gizi Nasional (BGN) lakukan uji laboratorium atas kasus ratusan pelajar di Bogor, Jawa Barat yang alami keracunan dengan dugaan karena menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
PIhak BGN mengaku kini tengah bekerja sangat keras untuk bisa mencapai target yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto pada program makan bergizi gratis (MBG).
Dalam, satu lokasi unit pelayanan MBG butuh 3 sarjana S1 dibidang akuntansi, ahli gizi dan kepala unit. Di seluruh Indonesia ditargetkan ada 30 ribu unit pelayanan MBG.
Pemerintah tengah menyusun Peraturan Presiden (Perpres) untuk mempercepat implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan target 82,9 juta penerima manfaat pada tahun ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved