Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Anggota DPR Dorong Pentingnya Edukasi Kesehatan Reproduksi

Indriyani Astuti
13/8/2024 17:35
Anggota DPR Dorong Pentingnya Edukasi Kesehatan Reproduksi
Ilustrasi pendidikan kesehatan reproduksi.(Freepik)

 

Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina menilai pemerintah perlu memberikan edukasi yang masif kepada masyarakat, terutama generasi muda mengenai kesehatan reproduksi dan seks yang aman.


"Komisi IX DPR mendorong pemerintah dan masyarakat untuk terus meningkatkan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas yang aman,"kata Arzeti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta,
Selasa (13/8).
  
Menurutnya, hal tersebut bernilai penting untuk dilakukan karena remaja, terutama perempuan usia 15&ndash;19 tahun lebih rentan terkena risiko penyakit apabila melakukan hubungan seksual di usia dini.</div>  &nbsp;    Lebih lanjut, dia menilai pendidikan kesehatan reproduksi bisa diberikan oleh pemerintah di lingkungan pendidikan formal.

Baca juga : Hari Kontrasepsi Sedunia, BKKBN Sumsel Beri Layanan KB Gratis! Sampai 4 Oktober

Adapun materi yang diberikan  menurutnya harus disesuaikan dengan usia dan jenjang pendidikan siswa. Arzeti menambahkan apabila diperlukan, pendidikan reproduksi semakin dioptimalkan di lingkungan pendidikan formal, seperti sekolah. Hal itu dapat membuat remaja Indonesia lebih memahami risiko jika melakukan hubungan seksual di usia dini.


"Sebaiknya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Selain bertentangan dengan norma dan agama, dampak kesehatannya juga sangat signifikan, terutama bagi perempuan," kata dia.


Arzeti mengutip data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tentang pernikahan dini. Ia menyampaikan bahwa tren pernikahan dini di Tanah Air sejauh ini mengalami penurunan, dari 40 dari 1.000 remaja perempuan, menjadi 26 dari 1.000 remaja perempuan. Namun, kata dia, angka tersebut berbanding terbalik dengan tren hubungan seksual remaja di Indonesia.

Menurut data terbaru dari BKKBN, itu meningkat tajam. Tercatat lebih dari 50 persen remaja perempuan yang melakukan hubungan seksual di usia 15 hingga 19 tahun. Sementara itu, pada laki-laki angkanya lebih tinggi, yakni di atas 70%. Dia memandang hal tersebut menjadi tantangan baru yang perlu segera diatasi oleh pemerintah dan para pihak terkait lainnya. 

"Selain itu, peran sekolah dan orang tua dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak-anak juga harus dimaksimalkan," tukasnya. (Ant/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya