Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOORDINATOR Pelaksana Harian Asosiasi LBH APIK Indonesia/Anggota Koalisi untuk Masyarakat Peduli Lansia (KuMPUL) Khotimun Sutanti menerangkan bahwa lansia kerap kali menjadi korban dari kekerasan baik secara fisik, mental dan seksual.
“Hak-hak lansia sebagai penyintas kekerasan sering luput dari pelayanan dan pendampingan, harusnya mereka mendapat keadilan dan pemulihan. Kekerasan terhadap lansia seringkali tidak diketahui oleh masyarakat, jika diketahui biasanya akan dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja. Lansia juga sulit meminta pertolongan kepada orang lain karena seringkali disembunyikan oleh keluarganya,” katanya pada acara Forum Diskusi Denpasar (FDD) 12 edisi ke-199 bertajuk “Memuliakan Lansia: Hak-Hak Lansia, Kewajiban Negara Dan Masyarakat” pada Rabu (7/8).
Data Susena Smart 2023 mencatat, penduduk lansia perempuan jauh lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki yaitu 52,82 persen berbanding 47,72 persen. Selain itu, data lansia yang bekerja yaitu 53,93 persen dan sekitar 0,47 persen pernah menjadi korban kejahatan.
Baca juga : Kelas Lansia Lestarikan Lingkungan Hidup Berkelanjutan
Sementara itu, Komnas perempuan mencatat pada tahun 2023, sebanyak 191 kasus perempuan lansia mengalami ragam bentuk kekerasan dengan dominasi kekerasan di ranah domestik mencapai 100 jiwa.
“Artinya lebih dari 50% lansia itu merupakan korban kekerasan di ranah domestik yang bisa dilakukan oleh keluarga dan orang yang tinggal bersama lansia,” jelas Khotimun.
Lebih lanjut, Khotimun menjelaskan bentuk-bentuk kekerasan yang kerap menimpa lansia banyak terjadi di ranah domestik dengan bentuk kekerasan fisik seperti dikurung di rumah atau di kamar atau tempat lain, dipukul dan tidak diberi makan, jika diberi makan pun tidak layak hingga mengalami pemukulan.
Baca juga : Pelaksanaan Ibadah Haji yang Ramah Lansia
“Ada juga bentuk kekerasan mental misalnya lansia dengan HIV yang banyak ditemukan di Bali dan dengan penyakit tertentu banyak dikucilkan. Selain itu, ada juga lansia yang menjadi korban kekerasan seksual seperti perkosaan, dan ada yang mengalami kekerasan ekonomi seperti perampasan harta dan eksploitasi dalam bekerja,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pemerhati Lansia di Komunitas Gereja, Agnes Sri Poerbasari mengatakan komunitas keagamaan bisa turut andil dalam memberikan pelayanan pendampingan bagi lansia. Dikatakan bahwa kini pihaknya telah menjamah 108 lansia dengan memberikan akses kesehatan dan ekonomi.
“Pendataan adalah kuncinya, ada sekitar 108 orang lansia yang mendapatkan pelayanan paliatif dari Paroki. Mereka berhak menerima uang santunan Rp 500.000 per bulan dan setiap bulan bisa mengikuti cek kesehatan dan pengobatan gratis di mana pihak gereja bekerja sama dengan Puskesmas. Khusus bagi lansia terlantar yang tidak memiliki BPJS ketika jatuh sakit dan dirawat, Gereja akan mengcover bahkan sampai tutup usia,” jelasnya.(H-2)
Bisa dipastikan petugas yang nanti terpilih akan bisa mengetahui karakteristik lansia, termasuk jika mengalami gejala penyakit awal.
Mendukung pentingnya lansia yang sehat, Senior Expo akan diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, pada 30 November hingga 2 Desember 2023.
Pada keberangkatan haji Indonesia tahun 2023 ini, diketahui sebesar 30% dari total peserta adalah golongan jemaah haji lansia.
Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi meminta kekompakan, tolong ditingkatkan kepedulian sosialnya sesama jemaah haji khususnya kepada jemaah haji lansia.
BANYAK jemaah haji lansia, Wakil Presiden Ma’ruf meminta petugas haji di Arab Saudi bisa lebih fokus untuk melayani jemaah.
Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto menyampaikan bahwa memuliakan lansia merupakan kewajiban dasar umat beragama sekaligus amanat konstitusi negara.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Selain itu, anak-anak juga perlu dilatih untuk berani bersuara terhadap berbagai hal negatif yang dialaminya, misalnya dari tindak kekerasan.
Kasus KDRT cukup banyak dialami oleh pasangan, baik yang masih dalam status pacaran maupun menikah
Dinas Pendidikan Pemkab Sumedang bertekad Meminimalkan terjadinya kasus-kasus kekerasan terhadap anak, utamanya di lingkungan sekolah.
Saat demonstrasi hari Kamis (22/8) misalnya, korban yang sempat dievakuasi ke kampus Unisba mencapai 16 orang.
Seorang perempuan berusia 30-an menderita luka ringan tetapi tidak memerlukan perawatan apa pun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved