Wakil Presiden Soroti Impor Plasma Darah dan Keterbatasan Persediaan Darah Nasional

Devi Harahap
05/8/2024 16:55
Wakil Presiden Soroti Impor Plasma Darah dan Keterbatasan Persediaan Darah Nasional
Petugas memperlihatkan plasma darah.(ANTARA)

WAKIL Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan pasokan darah di Indonesia khususnya di Palang Merah Indonesia (PMI) masih terbatas untuk melayani kesehatan masyarakat. Dipaparkan bahwa saat ini stok darah PMI berjumlah 91 ribu per tahun, sementara angka ideal jumlah darah yang dibutuhkan masyarakat Indonesia adalah 7 juta kantong per tahun.

“Stok darah di unit donor darah PMI di seluruh Indonesia baru mencapai sekitar 91 ribu kantong, sedangkan jumlah ideal ketersediaan darah adalah 2,5% dari jumlah penduduk, yang berarti kita harus memiliki stok sekitar 7 juta kantong darah per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu terus meningkatkan donor darah agar stok darah minimal terpenuhi,” kata Ma'ruf di Jakarta pada Senin (5/8).

Lebih lanjut, Ma'ruf mendorong berbagai pihak agar menggencarkan gerakan mendonorkan darah di masyarakat guna mengatasi kekurangan pasokan darah. Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas darah yang didonorkan.

Baca juga : Donor Plasma: Manfaat, Syarat, dan Efek Samping

“Kesadaran dan partisipasi pendonor yang tinggi akan memperkuat solidaritas kemanusiaan dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap dampak bencana dan krisis kesehatan. Bersama-sama kita harus dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas darah, hingga menyusun sistem pembinaan yang lebih intens agar masyarakat semakin termotivasi melakukan donor darah secara rutin,” imbuhnya.

Selain itu, Ma'ruf juga menyoroti kebutuhan produk obat turunan plasma darah di Indonesia yang masih diimpor. Diketahui, 50 persen bahan baku obat berbasis plasma darah di Indonesia merupakan impor, ia pun meminta PMI dan lembaga kesehatan terkait sudah seharusnya membangun inovasi sehingga bisa menghasilkan produk lokal.

“Saya mohon PMI dan lembaga terkait untuk terus mengembangkan program fraksionasi plasma lokal yang dapat mengurangi kebutuhan plasma impor. Saya harap inovasi ini dapat memastikan akses berkelanjutan terhadap ketersediaan darah dan produk darah yang lebih aman dan andal di Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga : Kolaborasi Itama Ranoraya-PMI DKI Jakarta Ikut Jaga Stok Darah di Ibu Kota 

Sementara itu, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menyatakan 93 persen kebutuhan darah nasional melalui Unit Donor Darah (UDD) hampir terpenuhi. Ia juga menekankan pentingnya skrining permintaan darah dari masyarakat agar menjamin darah yang didonorkan bebas dari penyakit.

“Selama ini kita telah dibantu oleh pemerintah dan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun sampai dapat memenuhi seluruh kebutuhan UDD PMI. Hal ini untuk menjamin bahwa darah yang diterima dan diberikan kepada masyarakat adalah darah yang sehat dan aman,” ujarnya.

Terpisah, Dekan Fakultas Kedokteran UI, Prof. Ari Fahrial Syam menjelaskan sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia seharusnya tak perlu melakukan impor darah dan berbagai produk turunannya.

“Stok darah kita sebenarnya akan cukup dan kebijakan impor darah tidak akan diperlukan jika pemerintah dapat mendorong kepekaan dan rasa sosial masyarakat agar bahu-membahu mau mendonorkan darahnya. Para pengambil kebijakan juga harus menunjukkan pentingnya donor darah, gerakan lembaga sosial dan universitas untuk melihat ketersediaan darah,” jelasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya