Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEJAK 2010, Universitas Terbuka (UT) telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan melalui gerakan UT Go Green.
Berbagai program telah dilaksanakan di UT Pusat maupun di UT Daerah, termasuk pengurangan penggunaan kertas, penanaman pohon langka, pembangunan danau buatan, pengelolaan sampah, pembuatan biopori, penggunaan energi baru terbarukan, dan pengembangan eco building.
Terkait itu, UT telah secara aktif mengikuti penilaian kampus hijau (green campus) oleh UI GreenMetric sejak 2011. Pada tahun 2023, UT menduduki peringkat ke-46 secara nasional dan ke-513 secara internasional, menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.
Baca juga : Universitas Terbuka Luncurkan Dua Prodi Baru S1 Perpajakan dan S1 Sains Data
Dalam rangka upaya peningkatan capaian UT dalam UI GreenMetric 2024, UT menggandeng UI GreenMetric untuk melakukan kegiatan pendampingan.
"Kemitraan dengan UI GreenMetric ini sangat penting bagi UT dalam upaya kami meningkatkan kinerja lingkungan kami dan mencapai target SDGs serta World Class University (WCU). Kami berharap dapat terus berinovasi dan memperkuat komitmen kami dalam menjaga lingkungan," kata Rektor UT Prof Dr Ojat Darojat saat menerima kunjungan delegasi Tim UI Green Metric yang dipimpin Prof Dr Riri Fitri Sari di kampus UT Pondok Cabe, Tangsel Banten, Kamis ( 11/7).
Menurut Ojat, program UT Go Green bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian pegawai dan mahasiswa untuk turut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pelestarian dan penyelamatan lingkungan hidup dengan mengurangi penyebab kerusakan lingkungan.
Baca juga : Armada Ramah Lingkungan Turunkan Polusi Udara di Kampus Universitas Indonesia
UT juga telah membentuk tim Gugus Tugas UT Green SDGS , untuk mengawal dan mengoordinasikan program-program yang berorientasi Sustainable Development Goals (SDGs), sebagaimana tercantum dalam Renstra UTGU 2022-2025.
Rahmat Budiman menambahkan untuk mempercepat implementasi program-program UTGU yang berorientasi SDGs yang sekaligus juga merupakan bagian perwujudan UT sebagai World Class University (WCU), berbagai koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak eksternal UT telah dilakukan.
Dewi Artati Padmo berharap dengan segala perbaikan atau improvement yang dilakukan UT ,peringkat UT pada UI Green Metric dapat terjadi peningkatan.
Baca juga : Daftar 10 Universitas Paling Bergengsi Versi THE Asia University Rankings 2024
Dalam kesempatan sama, Ketua Tim UI Green Metric Riri Fitri Sari mengutarakan dengan diadakannya kerja sama dalam bentuk pendampingan oleh tim UI GreenMetric, diharapkan UT dapat terus memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang peduli lingkungan.
Melalui komitmen yang kuat dan kolaborasi dengan berbagai pihak, UT sebagai kampus besar dengan 550 ribu lebih mahasiswa dapat mewujudkan kampus yang lebih hijau dan berkelanjutan.
"Kami surprise atas kunjungan ke kampus UT yang megah dan hijau juga lengkap ini.Tim kami telah melakukan penilaian sejumlah indikator yang menunjukan komitmen UT baik," tukas Riri Fitri Sari.
Dia menambahkan perangkingan atau pemeringkatan UI Green Metric merupakan sebagai bentuk apresiasi. Namun Riri mengingatkan pemeringkatan hanya sebagai satu cara saja. "Terpenting komitmen kita bersama untuk menjaga dan melestarikan lingkungan untuk go green," pungkas Riri.(H-2)
UI mendorong semua pihak yang mendapatkan tekanan atau ancaman pemerasan untuk melapor pada pihak kepolisian.
Ketua Unit Kerja Khusus (UKK) Science Techno Park(STP) UI, Chairul Hudaya mengutarakan pihaknya memiliki 10.000 hak kekayaan intelektual yang masih aktif saat ini yang dapat dihilirisasi.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
Penandatanganan ini merupakan upaya mendukung UI menjadi universitas unggul dan berdampak secara global.
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan hal tersebut, sebab keberadaan kampus asing dapat menimbulkan risiko keluarnya devisa dalam bidang pendidikan tinggi.
Praktik multibahasa menjadi salah satu kunci untuk menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di kampus-kampus Indonesia.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved