Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
AHLI Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Klara Yuliarti mengungkapkan anak dengan ciri-ciri perut besar, muka bulat, dan dagu tebal merupakan salah satu tanda obesitas yang dapat dikenali.
"Tanda khususnya, sang anak wajahnya bulat, dagu tebal dan perutnya juga buncit sekali. Kemudian juga pada anak itu kelihatan payudaranya membesar," kata Klara dalam webinar Obesitas pada Anak, Kenali Bahayanya, Kamis (6/6).
Klara menjelaskan, obesitas adalah penimbunan jaringan lemak yang berlebihan pada tubuh seseorang, baik dewasa maupun anak-anak.
Baca juga : Anak Obesitas Berisiko Diabetes, Cegah dengan MPASI Bergizi Seimbang
Pada anak yang menderita obesitas parah, umumnya mengalami komplikasi berat dengan kaki mereka akan terlihat berbentuk X atau O.
Meski demikian, terdapat sejumlah anggapan yang kurang tepat pada anak yang kelebihan berat badan (overweight), dianggap menderita obesitas.
Menurut dia, untuk memastikan hal tersebut, orangtua diimbau berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang tepat.
Baca juga : Waspada! Anak Obesitas Berisiko Terkena Multiple Sclerosis (MS)
"Jadi hati-hati, jika mengandalkan dengan tanda klinis memang sering terlewat. Makanya kita harus obyektif karena overweight belum tentu obesitas," ujarnya.
Lebih lanjut, Klara menyampaikan, kasus obesitas yang ada saat ini paling banyak disebabkan faktor gaya hidup lingkungan dan nutrisi, bukan karena faktor kelainan genetik.
Secara umum, saat ini, anak-anak mengonsumsi makanan atau minuman dengan kalori berlebih tetapi nutrisi lainnya rendah. Selain itu, juga kurangnya aktivitas fisik pada anak akibat paparan gawai.
Baca juga : Lingkungan yang Mendukung Kunci Penanggulangan Obesitas Anak
Ia menegaskan, setiap anak berisiko mengalami obesitas tanpa memandang umur sehingga perlu perhatian khusus.
Oleh karena itu, Klara merekomendasikan kepada orangtua untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak-anak secara berkala.
"Makanya ada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) itu untuk memeriksa secara berkala. Di bawah usia 2 tahun sebulan sekali, di atas 2 tahun bisa lebih jarang. Tapi, secara umum, balita bisa mengecek setiap bulan sekali," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved