Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MEDUSA Technology menggelar ajang Virtual World Innovation and Creativity Award (Virwica) mengkompetisikan siswa-siswa dari berbagai sekolah di dunia untuk menampilkan inovasi prototype masalah perubahan iklim di dalam dunia virtual (metaverse). "Tahun ini, tema yang diangkat adalah Sustainable Development Goals nomor 13, yaitu Climate Action. Kompetisi ini menantang para peserta untuk merancang prototipe, baik dalam bentuk digital maupun non-digital, yang dianggap mampu mengatasi masalah perubahan iklim," ungkap Project Manager Medusa Technology Maria Magdalena dalam keteranganya yang diterima di Jakarta, Selasa (2/4).
Dalam suasana yang penuh semangat dan antusiasme, siswa-siswa dari berbagai sekolah berlomba-lomba untuk menghasilkan solusi kreatif yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberlangsungan lingkungan.
Baca juga : Makassar Menuju Resilient City, dengan Pertumbuhan yang Inklusif
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, akhirnya terpilihlah dua tim dari Sekolah Suluh Bangsa Mulia dan satu tim dari Sekolah Santa Ursula BSD Tangerang sebagai pemenang Virwica 2024. Ketiga tim tersebut berhasil menunjukkan kemampuan mereka dalam menggabungkan teknologi dan kepekaan lingkungan untuk menciptakan solusi yang inovatif dan efektif.
Tim-tim pemenang ini menampilkan beragam ide kreatif, mulai dari games yang menarik untuk memberi pengetahuan tentang perubahan iklim, hingga desain lingkungan pedesaan yang mengurangi resiko perubahan iklim. Dengan kepiawaian mereka dalam merancang solusi yang praktis dan berkelanjutan, mereka berhasil menarik perhatian para juri dan menginspirasi banyak orang.
Ajang Virwica tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan wadah bagi generasi muda untuk berkolaborasi, belajar, dan menginspirasi satu sama lain. Melalui upaya kolaboratif mereka, para siswa ini tidak hanya menunjukkan potensi mereka dalam merancang solusi untuk tantangan global, tetapi juga membuktikan bahwa mereka adalah agen perubahan yang dapat membawa dampak positif bagi dunia.
Dengan lolos dari seleksi Virwica, siswa siswi ini akan maju ke babak final ICIA (International Creativity dan Innovation Award) yang tahun ini akan diadakan di Bangkok, Thailand. Di babak final ini mereka akan berkompetisi, berinteraksi, menjalin pertemanan, dan belajar bersama anak-anak dari berbagai penjuru dunia yang lolos seleksi dari masing-masing negara (non virtual world) yaitu antara lain dari Indonesia sendiri, Singapore, Pakistan, Kamboja, Filipina, Thailand, Myanmar, Laos, Malaysia, Srilanka, Palestina, Laos, India, USA, dan Mesir.
“Dengan berakhirnya Virwica 2024, harapan dan semangat untuk terus berjuang dalam melawan perubahan iklim semakin membara. Setiap inovasi kecil yang dihasilkan oleh para peserta menjadi langkah maju menuju dunia yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Maria. (Z-8)
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved