Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
MEDUSA Technology menggelar ajang Virtual World Innovation and Creativity Award (Virwica) mengkompetisikan siswa-siswa dari berbagai sekolah di dunia untuk menampilkan inovasi prototype masalah perubahan iklim di dalam dunia virtual (metaverse). "Tahun ini, tema yang diangkat adalah Sustainable Development Goals nomor 13, yaitu Climate Action. Kompetisi ini menantang para peserta untuk merancang prototipe, baik dalam bentuk digital maupun non-digital, yang dianggap mampu mengatasi masalah perubahan iklim," ungkap Project Manager Medusa Technology Maria Magdalena dalam keteranganya yang diterima di Jakarta, Selasa (2/4).
Dalam suasana yang penuh semangat dan antusiasme, siswa-siswa dari berbagai sekolah berlomba-lomba untuk menghasilkan solusi kreatif yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberlangsungan lingkungan.
Baca juga : Makassar Menuju Resilient City, dengan Pertumbuhan yang Inklusif
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, akhirnya terpilihlah dua tim dari Sekolah Suluh Bangsa Mulia dan satu tim dari Sekolah Santa Ursula BSD Tangerang sebagai pemenang Virwica 2024. Ketiga tim tersebut berhasil menunjukkan kemampuan mereka dalam menggabungkan teknologi dan kepekaan lingkungan untuk menciptakan solusi yang inovatif dan efektif.
Tim-tim pemenang ini menampilkan beragam ide kreatif, mulai dari games yang menarik untuk memberi pengetahuan tentang perubahan iklim, hingga desain lingkungan pedesaan yang mengurangi resiko perubahan iklim. Dengan kepiawaian mereka dalam merancang solusi yang praktis dan berkelanjutan, mereka berhasil menarik perhatian para juri dan menginspirasi banyak orang.
Ajang Virwica tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan wadah bagi generasi muda untuk berkolaborasi, belajar, dan menginspirasi satu sama lain. Melalui upaya kolaboratif mereka, para siswa ini tidak hanya menunjukkan potensi mereka dalam merancang solusi untuk tantangan global, tetapi juga membuktikan bahwa mereka adalah agen perubahan yang dapat membawa dampak positif bagi dunia.
Dengan lolos dari seleksi Virwica, siswa siswi ini akan maju ke babak final ICIA (International Creativity dan Innovation Award) yang tahun ini akan diadakan di Bangkok, Thailand. Di babak final ini mereka akan berkompetisi, berinteraksi, menjalin pertemanan, dan belajar bersama anak-anak dari berbagai penjuru dunia yang lolos seleksi dari masing-masing negara (non virtual world) yaitu antara lain dari Indonesia sendiri, Singapore, Pakistan, Kamboja, Filipina, Thailand, Myanmar, Laos, Malaysia, Srilanka, Palestina, Laos, India, USA, dan Mesir.
“Dengan berakhirnya Virwica 2024, harapan dan semangat untuk terus berjuang dalam melawan perubahan iklim semakin membara. Setiap inovasi kecil yang dihasilkan oleh para peserta menjadi langkah maju menuju dunia yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Maria. (Z-8)
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Dalam serangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari tersebut, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong perubahan nyata.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
Masuknya genangan rob tak hanya ke permukiman warga di pesisir pantai, tapi sudah meluap sampai ke jalan raya
Menko AHY paparkan tiga langkah konkret atasi urbanisasi dan krisis iklim global di Forum BRICS, fokus pada keadilan sosial, lingkungan, dan infrastruktur berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved