Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEIRING munculnya wacana pembentukan Kementerian Kebudayaan, nama Hilmar Farid mencuat sebagai kandidat yang memiliki potensi besar untuk menjabat sebagai Menteri Kebudayaan.
Pendapat itu diungkapan akademisi dan intelektual Rocky Gerung. Meski bersikap skeptis terhadap pembentukan kementerian yang secara khusus menangani kebudayaan, Rocky menegaskan pentingnya kehadiran seorang menteri yang benar-benar terampil dan memahami bidang kebudayaan secara mendalam.
"Jika ditanya siapa yang lebih layak menjadi Menteri Kementerian Kebudayaan, tentu saja yang memiliki pemahaman yang dalam, seperti teman saya Fay (sapaan akrab Hilmar Farid, yang saat ini menjabat Direktur Jenderal Kebudayaan RI saat ini). Dia yang benar-benar mengerti dibanding mencari orang yang ditunjuk oleh partai politik," tegas Rocky dalam diskusi yang digelar oleh Aliansi Budaya Rakyat (ABRA) bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) berjudul “Menyongsong Kementerian Kebudayaan” Dalam Perspektif Budayawan, Seniman, Politisi, dan Intelektual Publik, Senin (18/3).
Baca juga : Kemendikbudristek Pertegas Komitmen untuk Memperkuat Dunia Film Indonesia di Panggung Internasional
Jadi, siapa sebenarnya Hilmar Farid? Dia bukanlah sosok yang asing dalam dunia seni, sejarah, dan budaya. Aktivis, sejarawan, dan pengajar kelahiran Bonn, Jerman Barat, itu merupakan anak dari Agus Setiadi, seorang penerjemah buku cerita anak.
Pada 1993, ia menyelesaikan studinya di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia dengan skripsi berjudul “Politik, Bacaan, dan Bahasa Pada Masa Pergerakan: Sebuah Studi Awal”.
Pada 31 Desember 2015, Hilmar dilantik sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sebuah posisi yang diembannya hingga saat ini.
Baca juga : Lestarikan dan Majukan Kebudayaan Tari Saman dan Ratoh Jaroe
Keberhasilannya menempati kursi tersebut menjadi pencapaian luar biasa, mengingat ia merupakan orang pertama dari luar pegawai kementerian yang berhasil mendudukinya.
Sebagai Direktur Jenderal, Hilmar telah menorehkan sejumlah prestasi. Salah satu pencapaian utamanya adalah repatriasi artifak lokal Indonesia dari Belanda. Melalui program itu, empat koleksi artifak, termasuk 132 koleksi seni Bali Pita Maha, Patung Singasari, pusaka kerajaan Lombok, dan keris Puputan Klungkung, berhasil dikembalikan ke Indonesia.
Tidak hanya itu, di masa jabatannya sebagai dirjen kebudayaan, Undang-Undang pemajuan kebudayaan ditetapkan setelah selalu didiskusikan selama lebih dari 30 tahun, hal ini menegaskan posisi Pemerintah sebagai fasilitator.
Saat ini, Hilmar Farid telah memusatkan perhatiannya pada Pelindungan warisan budaya Indonesia dengan gigih. Dirinya dipercaya untuk mensupervisi badan layanan umum yang dibentuk khusus untuk merevitalisasi museum dan cagar budaya di Indonesia sehingga menjadi ruang publik yang nyaman dikunjungi.
Sebagai seorang penulis, cendekiawan, dan penggiat budaya yang aktif, ia secara konsisten mendukung dan mengembangkan kegiatan-kegiatan kebudayaan di seluruh nusantara. (RO/Z-1)
MENTERI Kebudayaan, Fadli Zon, mengharapkan agar melalui buku sejarah dapat menemukan kembali jati diri bangsa.
Pesta Kesenian Bali (PKB} merupakan sebuah perayaan budaya yang tak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Bali, tetapi juga menjadi bagian penting dari wajah kebudayaan Indonesia di mata dunia.
Dalam buku sejarah Indonesia versi terbaru akan memuat sejumlah revisi, penambahan, dan pelurusan berdasarkan kajian akademik para ahli.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan komitmen Indonesia dalam mempererat hubungan sejarah dan budaya kedua negara yang telah terjalin sejak masa Kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Aceh.
Film Pangku terinspirasi dari tradisi kopi pangku di wilayah Pantura yang menampilkan perspektif tentang dinamika sosial dengan pendekatan artistik yang kuat.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Kementerian Kebudayaan secara resmi menetapkan 17 Desember sebagai Hari Pantun. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 163 Tahun 2025 tentang Hari Pantun.
Program pelatihan dari International Center for Land Policy Studies and Training (ICLPST) bukan sekadar pendidikan kebijakan pertanahan dan pajak, melainkan perjalanan lintas budaya.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Penguatan identitas sebagai sebuah bangsa juga mampu menumbuhkan kohesi sosial yang bisa menjadi pendorong untuk mengakselerasi proses pembangunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved