Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
CHOLIL Nafis Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, menyoroti signifikansi dari pelaksanaan Sidang Isbat dalam penentuan awal bulan Hijriah. Menurutnya, sidang ini memberikan kepastian waktu kepada masyarakat yang bergantung pada keputusan pemerintah.
Dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Minggu, Cholil menjelaskan, "Ada orang yang tidak terafiliasi dengan NU, Muhammadiyah, atau organisasi lainnya, dan mereka menantikan keputusan dari pemerintah. Oleh karena itu, menunggu hasil Sidang Isbat dari pemerintah memiliki kepentingan yang besar."
Pernyataan Cholil ini merespons usulan Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, yang mengusulkan penundaan Sidang Isbat karena Idulfitri diperkirakan akan bersamaan.
Baca juga : Awal Ramadan 2024 Diprediksi Berbeda, Idul Fitri Bagaimana?
Menurut Cholil, Sidang Isbat bukan hanya penentu awal Ramadan, tetapi juga menjadi sarana syiar bagi umat Islam bahwa bulan Ramadhan telah tiba, yang selalu dinantikan dengan penuh kegembiraan.
"Sidang Isbat juga menjadi wadah silaturahim antara ulama, legislator, ahli astronomi, hingga perwakilan dari negara-negara sahabat. Oleh karena itu, saya masih menganggap Sidang Isbat memiliki relevansi yang signifikan," ujar Cholil.
Mengenai potensi perbedaan awal Ramadan antara Pemerintah dan Muhammadiyah, Cholil mendorong agar perbedaan tersebut tidak merusak kekhusyukan ibadah. Ia menyatakan, "Perbedaan ini seharusnya dijadikan sarana untuk mendalami ilmu agama. Perbedaan bukanlah bencana, melainkan rahmat."
Cholil juga mengajak umat untuk meningkatkan amal shaleh sebagai bentuk mewujudkan Ramadan yang bermakna. "Allah memberi kita kesempatan untuk hidup di bulan Ramadhan ini dan mengejar pengampunan-Nya. Di hari kiamat, jika kita tidak diampuni, dosa kita mungkin lebih banyak daripada pahala yang telah kita kumpulkan," tambahnya. (Ant/Z-10)
Sidang akan isbat akan diselenggarakan Kementerian Agama di 124 titik di Indonesia untuk menentukan awal Ramadan 1444 H.
Pengumuman tersebut dilakukan atas persetujuan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah di Radio Televisi Brunei pada Selasa (9/4).
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal bulan Syawal.
Penetapan diambil melalui Sidang Isbat di kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Senin (3/6), malam.
Melalui mekanisme sidang isbat, Kemenag akan menetapkan kapan umat muslim Indonesia berhari raya Idul Adha, 10 Zulhijah 1440 H.
Penetapan 1 Zulhijah ini berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar di Kementerian Agama, Jakarta Kamis (1/8).
Penutupan wisata Pelataran Puncak Monas ini sehubung dengan adanya pengamatan dari Tim Hilal dan Rukyat Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta
Pada umumnya, hilal dapat dinikmati pada hari ke-29 dari bulan Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.
Untuk menentukan awal Ramadan, akan digunakan data hisab atau perhitungan astronomi dan merujuk pada hasil rukyatul hilal.
KEMENTERIAN Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Ramadan 1444 H besok, Rabu, 22 Maret 2023. Sidang akan dilaksanakan secara luring di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag Jakarta.
Kementerian Agama bakal melaksanakan sidang isbat penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah pada Kamis (20/4) atau 29 Ramadan 1444 H. Itu akan dilakukan di kantor Kementerian Agama, Jakarta.
HARI RAYA Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 H/2023 M diprediksi beda hari? Ini jawab Wamenag
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved