Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Generasi muda Indonesia kembali unjuk gigi dalam ajang kontestasi inovasi internasional. Kali ini sejumlah pelajar SMA 38 Jakarta menyabet medali emas dalam ajang Thailand Inventors Day 2024.
Baca juga : Perkuat Keamanan Siber, Zero Trust Perluas Proteksi
Para pelajar Lenteng Agung ini bertolak ke Thailand untuk menguji inovasi mereka yakni toxiquense 2.0 di ajang inovasi negeri gajah putih. Toxiquense yang merupakan akronim dari Toxical Drink Quality Sensing Device merupakan sebuah perangkat inovatif yang dirancang dalam akrilik untuk mendeteksi minuman yang terkontaminasi yang sering kali dikonsumsi dalam kehidupan sehari hari.
Baca juga : PPM School dan Le Minerale Gelar Business Case Competition
Kepala sekolah SMA Negeri 38 Jakarta, Tantin Indartini menuturkan alat ini memiliki empat sensor untuk mendeteksi kontaminasi. Yakni sensor TDS untuk padatan terlarut, sensor suhu, sensor pH dan sensor konduktivitas untuk logam besi yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah potensial dari minuman tersebut apakah aman untuk dikonsumsi. “Diharapkan alat ini dapat membantu memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang kesehatan dan bahaya kontaminasi dalam minuman. Ini juga bagian dari SDG poin 6 tentang air bersih dan sanitasi sehingga masyarakat lebih memperhatikan sanitasi minuman yang mereka buat atau konsumsi,”ujar Tantin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/2).
Perangkat ini disebut Tantin mudah digunakan karena memberikan hasil dari data empat sensor tampil pada LCD. Selain itu juga terdapat lampu LED hijau dan merah sebagai petunjuk apakah air tersebut terkontaminasi atau tidak, bila lampu hijau menyala, air tersebut tidak terkontaminasi, sebaliknya bila lampu merah menyala air tersebut dideteksi terkontaminasi dan mengeluarkan suara buzzer.
Perangkat toxiquense 2.0 ini merupakan pengembangan dari toxiquense 1.0 yang pernah dibawakan enam siswa dan siswi SMA Negeri 38 yaitu Muhammad Ali Hashemi, Ahmad Fauzan Akbari, Silviana Astrida Suwardani, Tsabita Aulia Putri, Celine Nafisa Setiawan, Khaira Dhiyaa’ Azzahra, dan Muhammad Yusuf Baihaqi. Pada ajang tersebut tim SMA 38 mampu meraih medali emas.
Baca juga : Generasi Muda Indonesia Berprestasi Dianugrahi Penghargaan Akselerasi Inovasi SDGs
Untuk toxiquense 2.0 yang dilombakan di Thailand kali ini dibawakan oleh tujuh murid SMA Negeri 38 yakni, Ahmad Ihsan Syahmi, Raisyah Anadia Putri, Irvineia Bening Putri Wibowo, Nayfa Syakira Macci, Nisrina Nurul Hidayat, Ghania Kyoko Meisa, dan Jihan Farrasah Abidin. “Pada toxiquense 2.0 kami mengembangkan sensor yang ada pada inovasi ini, yaitu water iron metal sensor,” ungkap Tantin.
Para siswa mendapat dukungan penuh dari SMA Negeri 38 diantaranya Bapak Agus Sudrajat selaku wakil kesiswaan, Bapak Zulfiszan Thaimiyah, selaku pembina ekstrakurikuler KIR SMA Negeri 38 Jakarta, Bapak Frejhon Elsepter Sumah, selaku pembimbing, serta para pelatih ekstrakurikuler KIR SMA Negeri 38 Jakarta, yaitu Yulita Gracia, dan Ajeng Dinantika Rahayu. “Dengan toxiquense diharapkannya inovasi ini dapat memberikan dampak positif sebagai solusi praktis dalam mendeteksi minuman yang terkontaminasi,” pungkas Tatin. (B-4)
Baca juga : Inovasi Universitas Budi Luhur Tampil di Pameran Teknologi Tepat Guna Nusantara
Indonesia didorong untuk memanfaatkan kekayaan budaya dalam mendorong pengembangan industri ekonomi kreatif di tingkat global, termasuk melalui inovasi dan inklusi
Buku panduan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman, keterlibatan dan efektivitas belajar mahasiswa logistik melalui pendekatan gamifikasi yang menyenangkan namun tetap aplikatif.
Kompetisi ini dirancang dengan tiga tahapan utama yaitu menyusun proposal ilmiah, menyampaikan ide melalui video singkat, dan mempresentasikan solusi
Indonesia for the World adalah ruang belajar global yang menyatukan kepedulian, aksi, dan inovasi.
SSE juga menampilkan kendaraan intai, P2 KM Recon, kendaraan dengan manuver dan sistem teknologi untuk misi pengintaian.
Tim pelajar asal Indonesia memperkenalkan inovasi filter udara ramah lingkungan yang terbuat dari eceng gondok dan ampas kopi—dua bahan alami yang berlimpah di Indonesia.
Top 3 inovasi dari masing-masing negara ASEAN akan mengikuti tahap pitching internasional yang juga akan diselenggarakan di SBM ITB.
Tahapan pengujian antara lain skrining profil fitokimia, uji in silico, uji aktivitas antiinflamasi, uji sitotoksisitas dan uji antiproliferasi dengan MTT assay.
General Manager Tim KRTI UNS, Deffa Putra Islami menegaskan, sepanjang keikutsertaan mereka di ajang KRTI sejak 2017, yang perlu diwaspadai adalah Tim KRTI dari ITB, ITS, dan UGM.
Dalam kegiatan ini, UNY menggandeng TNI-AU sebagai mitra dalam penggunaan Lapangan Udara Gading sebagai tempat pelaksaaan KRTI.
Tujuannya memberdayakan generasi muda Indonesia dan memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin berkontribusi di bidang teknologi.
Pesawat tersebut menggunakan sistem pendorong mesin gasoline serta komunikasi LTE sehingga mampu terbang lebih lama dan lebih jauh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved