Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menegaskan bahwa negara tidak boleh perhitungan dengan rakyatnya sendiri, apalagi dalam pengembangan pendidikan dan sumber daya manusia.
"Saya menemukan salah satu faktor kita ini mengelola negara dan berhadapan dengan rakyat masih sering itung-itungan," ujar Anies saat berkunjung ke Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/2).
Ia menganalogikan hubungan negara dan rakyat seperti orangtua dengan anaknya. Orangtua pasti tidak akan perhitungan dalam menyiapkan investasi masa depan bagi anak.
Baca juga : Anies Apresiasi Banyak Spanduk Aspirasi Warga Semarang yang Suarakan Perubahan
"Coba, ada tidak ibu bapak yang itung-itungan dengan anaknya? Tidak ada. Yang ada cinta kasih. Apapun akan dikeluarkan demi anak mereka," tuturnya.
Dari perjalanan keliling daerah yang dilakukannya, Anies sempat merenung untuk mencari tahu apa sebenarnya sesuatu yang hilang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
"Kami merenung apa sesungguhnya yang hilang di republik ini. Yang hilang adalah rasa cinta tanpa syarat kepada Republik Indonesia," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Baca juga : Presiden Terpilih harus Buat Desain Besar Pendidikan untuk Sejahterakan Guru
Menurut dia, rasa cinta tanpa syarat kepada republik mesti ada karena konsekuensi turunannya akan banyak sekali. Sebagai contoh, pendidikan akan dipandang sebagai investasi, bukan biaya pengeluaran. Oleh karena itu, Anies menyampaikan perlunya perubahan, dan untuk melakukan perubahan yang dibutuhkan adalah wewenang atau kewenangan.
"Wewenang, bukan kekuasaan. Kekuasaan itu di tangan Allah SWT. Kekuasaan diturunkan lewat keputusan publik. Pada pilpres 14 Februari besok akan diputuskan kepada siapa kewenangan akan diberikan," paparnya.
Kedatangan Anies disambut Rektor Unissula, Gunarto, didampingi Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Bambang Tri Bawono, Ketua Pembina YBWSA Drs Ahmad Azhar Combo, dan Ketua Pengawas YBWSA Hasan Toha Putra. (Ant/Z-11)
PELINDO menanam 1.500 bibit mangrove di kawasan pesisir Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah.
Semarang bersiap menyambut destinasi gaya hidup baru dengan hadirnya 23 Semarang Shopping Center.
Wisata Malam Lights Wonderland di Semarang
Timo Scheunemann mengapresiasi banyaknya sekolah sepak bola yang kini mulai membuka kelas putri.
Lansia Mengikuti Lomba HUT ke-80 RI di Semarang
Mbak Ita menyebut bahwa seluruh camat yang menjabat di Kota Semarang pada tahun 2023 seharusnya ikut diproses hukum dalam perkara yang sama.
Indonesia telah memiliki pemimpin nasional dari berbagai latar belakang, mulai dari militer (TNI) hingga sipil, tetapi belum ada yang berasal dari korps kepolisian.
Pria yang akrab disapa Romy tersebut mengatakan bahwa PPP masih menunggu hasil muktamar partai yang rencananya digelar pada September mendatang.
Wakil Ketua Partai NasDem, Saan Mustopa mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru dalam mendeklariskan pencalonan Prabowo sebagai capres di pemilu selanjutnya.
Ray Rangkuti menilai keputusan Partai Gerindra dalam mengusung kembali Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden 2029 terlalu cepat.
Indonesia yang memiliki keragaman etnis dan budaya, rentan terhadap perpecahan jika tidak dikelola dengan baik.
Cak Imin enggan menanggapi lebih jauh ihwal kemungkinan memajukan dirinya. Ia menilai pesta demokrasi 2029 masih lama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved