Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Penggunaan Bedak untuk Keringkan Keringat tidak Disarankan

Basuki Eka Purnama
20/1/2024 00:43
Penggunaan Bedak untuk Keringkan Keringat tidak Disarankan
Ilustrasi(Freepik)

PAKAR dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Hasanuddin Amelia Setiawati Soebyanto tidak menyarankan penggunaan bedak untuk mengeringkan keringat pada tubuh kendati hal itu sebenarnya bisa membantu.  

"Jangan dikasih bedak kalau bisa. Dikasih bedak sebenarnya bisa lebih kering tetapi yang ada jadi bubur setelahnya, media buat jamur tubuh," ujar Amelia, dikutip Jumat (20/1).

Ketimbang menaburi tubuh dengan bedak, Amelia merekomendasikan orang-orang, khususnya mereka dengan produksi keringat berlebih, untuk mengganti baju dan tidak membiarkan keringat kering dengan sendirinya.

Baca juga: Alas Bedak Ini Tak Hanya Perbaiki Penampilan Tapi juga Sehatkan Kulit

"Kalau keringat banyak, bawa baju ganti. Jangan dibiarkan kering sendiri, keringat itu harus dikeringkan. Setelah itu ganti baju. Itu akan lebih baik dibandingkan pakai bedak," tutur dokter yang kini berpraktik di Klinik Pramudia itu.

Kemudian, terkait mandi yang disarankan, baik mereka dengan keringat berlebihan maupun orang-orang pada umumnya sebaiknya mandi dua kali sehari dengan durasi maksimal 10 menit, menggunakan sabun yang lembut.

Menurut Amelia, mandi yang terlalu lama atau lebih sering, khususnya saat usia lanjut, akan membuat kulit lebih kering karena setiap kali mandi ada air dari tubuh yang terbuang.

Baca juga: Pilihlah Bedak yang Bisa Ratakan Warna Kulit Tanpa Sumbat Pori-pori

Dia mengatakan, produksi keringat masing-masing orang berbeda bergantung salah satunya dari proporsi tubuh. Mereka yang punya proporsi tubuh berlebih dikatakan memang mempunyai risiko berkeringat lebih tinggi dibandingkan orang yang proporsi tubuhnya lebih kecil.

Amelia berpendapat, penerapan gaya hidup sehat termasuk pola makan sehat dan rutin melakukan latihan fisik akan membantu mengatasi keringat berlebih ini.

"Tapi kalau dia berkeringat berlebihan, kita harus evaluasi apakah dia punya penyakit lain yang harus diobati salah satunya tiroid. Penyakit tiroid itu ditandai metabolisme yang lebih tinggi, jadi keringat juga banyak," jelas Amelia.

Kemudian, berbicara penyakit tiroid, menurut Kementerian Kesehatan, selain keringat berlebihan, masalah kesehatan ini juga ditandai gejala seperti kenaikan atau perubahan berat badan, kulit terasa kering dan tidak nyaman, rambut kering, rapuh dan rontok, kemudian kuku rapuh dan mengelupas serta mata perih, kering dan seperti ada pasir. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya