Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PENYELENGGARAAN Gathering Universitas Terbuka (UT) dengan jurnalis di Gedung II Kampus UT ,Pondok Cabe, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Kamis (7/12) berlangsung semarak. Dengan tagline, "Satu Hati Satu Jiwa Bersama UT Menuju Satu Juta Mahasiswa" menjadi penanda tekad jajaran Kampus UT yang dipimpin Rektor Prof Dr Ojat Darojat mencapai target Angka Partisipasi Kasar (APK) satu juta mahasiswa pada 2025.
"Kami menargetkan APK sebesar satu juta mahasiswa pada 2025. Tahun depan mencapai 750 ribu mahasiswa terlebih dulu. Sedangkah tahun ini mahasiswa UT di dalam negeri dan luar negeri sekitar 520 ribu," papar Ojat Darojat yang didampingi tiga Wakil Rektor yakni Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Mohamad Yunus, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya, dan Umum Prof. Dr. Ali Muktiyanto, dan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Rahmat Budiman SS M Hum PhD.
Menurut Ojat dengan tagline satu hati satu jiwa hanya bisa dilakukan kalau program customer atau hubungan intim antara kampus dengan mahasiswanya sangat baik dengan berbagai cara yang bisa dilakukan . "Diantaranya membangun hubungan baik dengan mitra media, karena selain marketing ada kegiatan pemberitaan UT ke masyarakat.Kita yakin dengan bersinergi bersama UT satu juta mahasiswa akan memberikan kebaikan keberkahan buat UT ,masyarakat dan bangsa," tegas Ojat.
Hemat dia, UT sebagai Pendidikan Tinggi Jarak Jauh (PTJJ) diberi mandat memberikan kesempatan bagi warga bangsa tidak boleh termarjinalkan untuk masuk PT. "Bagi mereka yang memiliki kendala ekonomi dan geografis, UT menjadi solusinya. UT dengan biaya yang terjangkau juga masuk ke pelosok Tanah Air dengan waktu kuliah fleksibel," tandas Ojat.
Dalam konteks itu, jelasnya, UT berusaha meningkatkan APK dalam mendukung program pemerintah dalam meningkatkan APK perguruan tinggi di tanah air. Ojat mengutarakan angka APK pendidikan tinggi Indonesia saat ini sekitar 31 persen masih dibawah 50 persen sehingga masih jauh ketinggalan dengan Malaysia dan Thailand telah mencapai 40 persen serta Singapura 70 persen. "Jadi ini tugas kita bersama, bagaimana caranya supaya keberadaan UT sampai ke seluruh lapisan masyarakat," tandas Ojat.
Dalam dialog yang dipandu Kepala Humas UT Maya Maria, menjawab usulan wartawan tentang pentingnya duta duta UT, Ojat bersepakat. "Saya kira luar biasa jika teman-teman jurnalis dapat menjadi jadi duta UT sehingga semakin tersebar luas guna mencapai satu juta mahasiswa," cetusnya.
Senada dengan Rektor UT, Wakil Rektor Ali Muktiyanto dan Wakil Rektor Rahmat Budiman menyatakan telah menyiapkan anggaran sangat besar untuk mensukseskan target 1 juta mahasiswa. Tahun ini mencapai Rp2,1 triliun dibelanjakan untuk mencapai 525 ribu mahasiswa. Dan tahun depan akan disiapkan Rp2,4 triliun.
Dikatakan, UT akan menuntaskan semua fasilitas diseluruh Indonesia, gedung-gedung megah UT di Makassar, Surabaya, Denpasar ,Palu, Lampung, Padang, berturut-turut akan diresmikan Rektor UT. "Kami berharap semua media bisa mengikuti dan menyiarkan kepada publik, persiapan UT baik secara infrastruktur dan lainnya sudah kita optimalkan," kata Ali.
Wakil Rektor M Yunus menambahkan dalam waktu dekat UT akan membuka empat Program Studi (Prodi) baru yakni jenjang S1 Pendidikan Agama Islam, S1 Perpajakan, jenjang S1 Sains Data dan jenjang S2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). (R-2)
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
EKOSISTEM pendidikan tinggi perlu didorong agar lebih inklusif dalam berbagai aspek. Hal itu harus diwujudkan demi menciptakan perguruan tinggi yang inovatif dan berdaya saing.
Rektor UII mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Di era transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat dalam dunia pendidikan, kehadiran sistem pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja menjadi kebutuhan mendesak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved