Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
UNIVERSITAS Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi tuan rumah pertemuan pakar internasional bertajuk Spiced Islam and Material Culture Across Indian Ocean. Acara ini digelar pada 23-24 Oktober 2023 di Teater Bustami Abdul Ghani, Fakultas Adab dan Humaniora.
Pertemuan pakar ini mengungkap betapa pertukaran antara India dan Asia Tenggara terutama di jalur rempah meningkat sejak abad ke-15. "Kita melihat perpindahan penduduk antara kedua wilayah ini berdampak pada gagasan dan ciri-ciri material Islam," kata Jajat Burhanudin, salah satu convener pertemuan pakar ini.
Berbeda dari konferensi pada umumnya, acara ini menggunakan format pertemuan pakar atau expert meeting, memungkinkan diskusi yang lebih fokus dan mendalam. "Kami ingin mengeksplorasi permigrasian umat Islam yang bersifat multiarah, bukan hanya dari India ke Indonesia," kata Mahmood Kooria dari Universitas Leiden, Belanda.
Baca juga: Tingkatkan Peran Santri dalam Proses Pembangunan Nasional
Ada berbagai tema menarik yang akan diulas oleh para pakar. Kebanyakan dari mereka ialah sejarawan dan arkeolog, sehingga banyak bahasan yang mencoba melihat akar sejarah budaya material di kawasan Samudra Hindia. Beberapa pakar, misalnya, membahas sejarah minuman rempah berkhasiat, kopi rempah, dan makanan hibrida hasil percampuran budaya Tidore dan Iberia.
Selain itu, pertemuan pakar ini memperlihatkan tradisi-tradisi di kawasan Samudra Hindia yang saling beririsan. Untuk menyebut beberapa, beberapa pakar membahas tentang tradisi penguburan, qiraatul Quran, dan tradisi bersuci dalam Islam. Beberapa yang lain membahas soal jaringan perdagangan dan jaringan intelektual di kawasan Samudra tersebut.
Baca juga: Usai Konvensi Nasional, PP AIHII Sampaikan Refleksi Konflik Palestina-Israel
Konferensi ini menampilkan 28 pembicara dari tujuh negara, termasuk Indonesia, India, Malaysia, Turki, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Adapun peserta diperkirakan berjumlah 300 peserta, baik secara luring maupun daring. "Dalam era pandemi ini, kita memanfaatkan teknologi untuk menjangkau audiens lebih luas," kata Mahmood Kooria.
Pertemuan ini juga dirancang untuk memberikan pengalaman yang interaktif kepada para peserta. Selain sesi diskusi, ada coffee break dan gala dinner yang bernuansa Samudra Hindia. "Ini platform yang baik untuk berinteraksi dan membangun jaringan dengan para ahli dari berbagai bidang," tutur Mahmood Kooria.
Selain itu, pertemuan ini akan menghasilkan buku dan edisi khusus jurnal sebagai bentuk publikasi ilmiah. "Di akhir kegiatan, kami juga akan mengeluarkan policy brief yang akan disebar ke berbagai media," tambah Mahmood Kooria. Dengan beragam topik dan pembicara, pertemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting untuk memahami dan menjembatani dunia Islam di India dan Asia Tenggara, khususnya dalam konteks jalur rempah dan budaya material. (Z-2)
DELEGASI Indonesia dalam misi pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah singgah di Kota Melaka, Malaysia, pada 30 Juni-3 Juli 2024.
Pemerintah Negeri Melaka menyatakan masyarakat Malaysia mendukung dan siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO.
"Anak-anak akan bertemu langsung pelaku sejarah sesungguhnya. Apa yang dialami dan apa yang dirasakan serta bagaimana menatap masa depan,"
Tujuan dari Jalur Rempah ini yaitu menyalakan kembali ingatan dan kebanggaan jati diri sebagai bangsa bahari dan memperkuat tali Indonesia yang sejak ribuan tahun lalu telah dirajut
Dengan banyaknya kegiatan yang menonjolkan budaya sekitar, Banda dan segala keindahannya diharapkan akan terekspos luas demi menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Maluku Kie Raha adalah istilah untuk menyebut empat kerajaan di Maluku pada zaman bahari yang sangat berpengaruh secara politis dan ketatanegaraan, yaitu Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved