Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PELAKSANA Tugas Direktur Jenderal Perguruan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam mengataka kesadaran dunia industri di Indonesia untuk berinvestasi di dalam riset dan pengembangan masih terendah di Asia Tenggara, bahkan lebih rendah dari Myanmar.
“Dananya itu hanya mencapai di bawah 0,08% dari GDP (produk domestik bruto). Itupun 74% diantaranya adalah dari belanja negara, industri hanya 26%. Belanja industri untuk iklan itu bisa mencapai tujuh kali lipat dibandingkan riset dan pengembangan. Ini data dari LIPI 4 tahun lalu,” ungkapnya dalam Peluncuran Program Dana Padanan 2024 di Jakarta, Selasa (17/10).
Menurut Nizam, Indonesia bercita-cita ingin lepas dari middle income trap. Dia menjelaskan biasanya negara middle income trap hanya mengandalkan sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Baca juga : Kolaborasi Kemendikbudristek dan MilleaLab Tingkatan Literasi Digital Tenaga Pendidik
Lebih lanjut, negara yang perekonomiannya hanya mengandalkan kedekatan pada sumber daya yang murah dan melimpah, hanya akan membuat negara tersebut terjebak dalam middle income trap.
“Banyak negara yang ada di Amerika Selatan dan Afrika Utara yang berhenti di middle income trap dan tidak bisa menjadi negara maju karena tidak ada satupun negara maju yang tidak mengandalkan inovasi. Ekonominya harus berbasis inovasi. Itu adalah kunci menuju negara maju sehingga sumber daya alam kita memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan kalau kita hanya sekadar menjadi tukang jahit dan tukang rakit dengan lisensi impor,” tegas Nizam.
Baca juga : Kemendikbudristek Siap Gelar Malam Puncak AKI 2023
Untuk itu, Nizam menegaskan, perlu dilakukan kerja sama antara dunia industri dengan perguruan tinggi melalui visi bersama membangun masa depan.
Hal itulah yang melatarbelakangi Program Dana Padanan yang sudah berlangsung selama 3 tahun.
“Jadi ketika ada masalah di dunia industri bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi karena perguruan tinggi adalah tempatnya talenta dan pakar. Kita punya 300 ribu dosen dan 26 ribu guru besar kalau tidak salah, 70 ribu doktor belum lagi kita punya 9 juta mahasiswa yang menjadi talenta masa depan kita,” tuturnya.
Nizam menegaskan, pihaknya sudah mengucurkan anggaran sebesar Rp1 triliun sejak 3 tahun lalu ditambah dari industri dengan jumlah yang sama. Hasilnya, sudah ada sekitar 6 ribu inovasi lahir dari kolaborasi ini.
“Global Innovation Index saja sudah merilis peringkat Indonesia yang tadinya di 88 pada 2020, saat ini sudah naik ke peringkat 61. Faktor yang menyebabkan kenaikan ini adalah kerja sama antar kampus dengan dunia industri tadinya peringkat 35 pada 2020 sekarang kita menjadi peringkat 5 dunia,” tandas Nizam. (Z-5)
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Melalui perhelatan tersebut Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbud-Ristek berhasil menunjukkan capaian baik dari karya artistik anak bangsa.
Modena juga telah berupaya untuk mengintegrasikan praktik-praktik bisnis berkelanjutan dengan berinvestasi di berbagai program pengembangan sumber manusia dan pemanfaatan teknologi.
FHI menjadi wadah bagi warga negara asing untuk mengasah kemahiran dan kreativitas mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia. Puncak FHI 2024 yang berlangsung meriah pada Jumat (30/8) di Bali
Proses mempertemukan pelaku usaha atau business matchmaking dianggap menjadi jurus ampuh bagi Indonesia untuk bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Selama sepuluh tahun ini GDP per kapita Indonesia hanya bergerak dari 4.000 USD ke 5.000 USD. Sehingga mengakibatkan pelemahan kelas menengah, yang dulu terbentuk di era tahun 2000-2010.
BPJS Ketenagakerjaan mengambil sebuah langkah strategis dengan menggelar Social Security Summit 2024 sebagai upaya mendorong produktivitas pekerja dan pertumbuhan ekonomi nasional
Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang menurun, sulit bagi Indonesia memperoleh pertumbuhan ekonomi 8%.
Faktor yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi adalah investasi pada sumber daya manusia, salah satu caranya adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi melalui ketahanan pangan.
Substansi buku Saleh Husin tersebut secara garis besar meliputi mimpi Indonesia mewujudkan produksi sawit sebesar 100 juta ton per tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved