Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERPUSTAKAAN tidak hanya menjadi tempat untuk membaca buku, tetapi juga dapat berperan dalam perubahan sosial dan ekonomi, termasuk menumbuhkan kewirausahaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Oleh sebab itu, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional RI Joko Santoso menekankan, perpustakaan harus terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di berbagai aspek, dari perkembangan teknologi digital hingga perubahan sosial kemasyarakatan.
Untuk menciptakan lapangan kerja baru, Perpusnas telah berupaya untuk meningkatkan literasi masyarakat dengan mendapatkan akses akses yang berkeadilan.
Baca juga : Sekolah Sukma Bangsa Sigi Peringati Hari Kunjung Perpustakaan
"Perpustakaan terbuka untuk mengaktualkan pengetahuan serta mengabdi dengan berbagai macam keterampilan dan kecakapan. Perpustakaan juga menjadi satu-satunya sumber pembelajaran terbuka dan demokratis,” kata Joko dalam talkshow pada hari kedua Peer Learning Meeting Nasional 2023 di Yogyakarta, Kamis (21/9).
Joko melanjutkan, Perpusnas memiliki program percepatan pengurangan kemiskinan, salah satunya dengan literasi. Melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Perpusnas memberikan dukungan bagi pengetahuan yang sifatnya praktis dan pragmatis kepada masyarakat, termasuk berbagai macam pelatihan kecakapan yang dilakukan perpustakaan setiap hari.
Baca juga : Peroleh Rp725,8 Miliar, Perpusnas Diminta DPR Maksimalkan Program Literasi
Langkah yang dilakukan Perpusnas tersebut merespon data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Per Maret 2023, dari jumlah 270,20 juta jiwa, Indonesia memiliki jumlah pendduk usia kerja mencapai 211,59 juta jiwa. Jumlah angkatan kerjanya mencapai 146,62 juta jiwa.
Data BPS juga mencatat, 40,69 juta jiwa berprofesi sebagai nelayan maupun petani di bidang bertanian dan kehutanan. Angka pengangguran terbukanya mencapai 7,99 juta jiwa.
Jumlah ini (pengangguran terbuka) bayak disumbangkan oleh lulusan SMK sebesar 17,36 juta jiwa dan SMA sebesar 8,62 juta jiwa. Persentase angkatan kerja menurut tingkat pendidikan mencapai 38,76 persen. Lulusan SMA menyumbang 19,65 persen dan SMK 9,60 persen.
Kemiskinan yang paling banyak ada di pedesaan mencapai persentase 12,22 persen, sedangkan di kota mencapai 7,29 persen. Hingga Agustus 2023, sebanyak 3.985 desa sudah mengikuti transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang menyasar 399 kabupaten/kota dari 34 provinsi.
"Untuk tahun depan, jumlahnya akan bertambah menjadi 1.367 desa," kata dia.
Ia pun mendorong perpustakaan untuk lebih kreatif dan inovatif untuk mengoptimalkan layanannya. Menurut dia, sudah waktunya untuk berkolaborasi dan bersinergi, bukan berkompetisi.
CEO of MarkPlus Institute, Jacob Silas Mussry menjelaskan, seorang entrepneur bukan berarti harus berdagang. Menurut dia, tiga hal yang wajib dimiliki entrepreneur, yaitu sifat untuk mencari kesempatan untuk melakukan perbaikan, keberanian untuk mengambil resiko dengan perhitungan, dan selalu hidup bersosialisasi.
Jacky melanjutkan, jika ingin menerapkan entrepreneurship harus membangun jaringan. Salah satu tempat membangun jaringan bisa dilakukan di perpustakaan.
“Di sana tempat yang tepat untuk melakukan kolaborasi untuk bisa bertransformasi,” ucapnya.
Guru Besar STF Driyarkara Jakarta, Prof FX Mudji Sutrisno menilai, jika sejak dini, anak-anak sudah diajarkan mengenal horizontal dan vertikal, termasuk tentang induksi yang harus dimulai dari bawah lalu ke atas.
“Ini penting karena kalau mau maju harus dimulai dari dasar dulu. Jangan nunggu perintah dari atas,“ jelas dia. (Z-5)
SEBENTAR lagi kita akan mengakhiri bulan suci Ramadan dan menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Kerja keras akan menghasilkan karya besar bila diiringi dengan komitmen pada kualitas.
Pada hakikatnya, manusia tidak akan berhenti pada satu titik tertentu selama hidupnya. Mau tidak mau, manusia pasti akan mengalami perubahan baik itu perubahan yang cepat atau lambat
Ashoka Young Changemaker adalah apresiasi terhadap anak-anak muda yang telah menggerakkan perubahan dengan dampak yang amat beragam.
PANDEMI covid-19 telah menyebabkan pergeseran besar dalam cara kerja dan tuntutan terhadap para profesional sumber daya manusia untuk menyesuaikan atau beradaptasi.
Tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia meningkat menjadi 63,9 poin pada 2022.
Demi terus meningkatkan kegemaran membaca, Perpusnas melakukan sejumlah upaya, di antaranya melakukan inovasi layanan berbasis TIK.
Semua layanan fisik di gedung layanan Perpusnas (onsite) ditutup, masyarakat tetap bisa menikmati layanan perpusnas secara daring.
“Semua aktivitas layanan fisik dihentikan sementara karena diperpanjangnya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah di Jawa dan Bali,”
Persoalan pelik yang dihadapi media media menunjukkan bahwa disrupsi membuat koran sulit hidup ketika adanya perubahan perilaku pembaca.
“Kebijakan Kemendikbud seperti Merdeka Belajar harus bersinergi dengan Perpusnas, sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa dan mahasiswa kita,” ujar Fikri
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved