Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Induk Macan: Merangkul Parenting dengan Kearifan Lokal di Era Media Sosial

Basuki Eka Purnama
22/8/2023 06:45
Induk Macan: Merangkul Parenting dengan Kearifan Lokal di Era Media Sosial
Penulis Krista Endinda dan bukunya Induk Macan(MI/HO)

DI tengah tren parenting yang terus berevolusi dan pengaruh sosial media yang eksponensial, sebuah buku baru berjudul Induk Macan hadir untuk  memberikan perspektif baru tentang parenting yang sejalan dengan budaya Indonesia. 

Sang penulis, Krista Endinda, terinspirasi dari pengamatannya terhadap tren yang terjadi pada pola pengasuhan anak di Indonesia. 

Dinda, demikian sang penulis akrab disapa, ingin memberikan panduan bagi orangtua Indonesia yang ingin menggabungkan yang terbaik dari kedua dunia - membesarkan anak yang tetap menghargai tradisi budaya Timur dan di satu sisi juga mengambil esensi penting dari gaya parenting Barat. 

Baca juga: AHY Luncurkan Buku Tetralogi Transformasi AHY

"Saya ingin meluruskan persepsi yang akhir-akhir ini umum bahwa mengadopsi gaya parenting Barat akan menjadikan kita sebagai orangtua yang lebih baik," ungkap Dinda. 

“Sebagai orangtua, kita harus lebih mawas diri dan berpikir lebih jauh, karena umumnya di sini menganggap tren budaya Barat lebih superior  sehingga otomatis dijadikan patokan. Padahal, ikut-ikutan budaya Barat tanpa menyaring dahulu berpotensi menimbulkan konflik pada diri kita yang berbudaya Timur. Lewat Induk Macan, saya ingin mengajak orangtua Indonesia untuk membina hubungan harmonis dengan anak-anak sambil tetap berakar pada identitas budaya mereka," lanjutnya.

Pesan utama dari buku ini adalah bagaimana kita sebagai orangtua yang berbudaya Timur tidak perlu melawan atau meninggalkan tradisi hanya karena paham baru di dunia parenting. 

Baca juga: Insight Bookstore Tawarkan Konsep Baru dalam Penjualan Buku dan Alat Tulis

Misalnya, kebiasaan Timur yang memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan bapak atau kebiasaan lain seperti “salim’ kepada yang lebih tua. Berlawanan dengan budaya Barat yang mungkin terbiasa dengan memanggil nama bahkan kepada yang lebih tua. Hal ini karena orang Timur sangat menjunjung tinggi hirarki sosial dan jika orangtua menanamkan anak dengan budaya Barat yang jelas berlawanan tentu akan terjadi clash, yang tentunya dibahas lebih jauh di buku Induk Macan.

Kebutuhan akan Induk Macan jelas terlihat ketika orangtua Indonesia sering kali berjuang dengan penafsiran yang keliru tentang praktik gentle parenting yang mereka temui melalui media sosial. 

Penafsiran yang keliru ini tanpa disadari dapat mengarah pada pengadopsian gaya parenting yang tidak sesuai dengan norma budaya. Hal ini yang diperjuangkan Dinda dalam buku Induk Macan agar orangtua di Indonesia merasa lebih tenang dan tidak perlu khawatir melakukan kesalahan. 

Induk Macan memberikan pandangan parenting yang modern karena memperjuangkan perpaduan wawasan parenting global dan kebijaksanaan lokal. Sebagai pengingat bahwa merangkul identitas budaya Timur tetap dapat meningkatkan kualitas pengasuhan, memupuk ketahanan budaya, dan memupuk ikatan yang kuat antara orangtua dan anak.

Saat ini buku Induk Macan sudah beredar di Indonesia dan dapat dibeli di toko buku online Sarang Aksara di marketplace terkemuka di Indonesia. 

Selama masa promo, dari 20 hingga 31 Agustus, buku Induk Macan bisa diperoleh dengan harga Rp75 ribu (harga normal 95 ribu rupiah). (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya