Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SARKOPENIA merupakan masalah kesehatan umum yang pada lansia. Sarkopenia adalah pengecilan otot atau kehilangan massa otot yang disertai dengan menurunnya kualitas dan fungsi otot.
Berdasarkan hasil penelitian di berbagai provinsi yang dipublikasi di tahun 2023 di jurnal Acta Medica Indonesiana, satu dari lima lansia Indonesia diprediksi menderita sarkopenia.
Ketua PP Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) Nina Kemala Sari menyampaikan sarkopenia merupakan penyakit yang cukup serius.
Baca juga: Ini Tips Agar Anda Terhindar dari Sarkopenia
Sarkopenia pada lansia kemungkinan besar akan muncul pada orang-orang yang masa mudanya jarang bergerak atau kurang aktivitas fisik.
“Kesehatan otot tidak kalah penting dibandingkan kesehatan tulang. Bahkan kedua organ tersebut, otot dan tulang, harus sama-sama berfungsi baik agar seseorang dapat beraktivitas dengan baik dan aman,” jelas Nina dalam diskusi peringatan Hari Sarkopenia Sedunia di Jakarta Selatan, Minggu (2/7).
Gejala sarkopenia pada tubuh seseorang, lanjut Nina, akan mengalami otot-otot tubuhnya mengecil, kekuatan ototnya berkurang (yang dapat dilihat dari kemampuan genggam tangan dan mengangkat beban.
Gejala sarkopenia yang lain adalan mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan kekuatan otot yang baik seperti berjalan atau naik turun tangga.
Baca juga: Masyarakat Diingatkan Jaga Kesehatan Otot Agar tidak Terkena Sarkopenia
Kondisi terbaik massa otot manusia berlangsung antara usia 20-30 tahun. Nina memaparkan saat manusia memasuki usia 30 tahun, massa otot akan otomatis berkurang 2-3 persen setiap dekadenya.
Di usia 40 tahun, penurunan massa otot bisa mencapai 8 persen. Begitu seterusnya sampai usia 70 tahun, penurunan massa otot hingga 15 persen.
Dampak sarkopenia mengakibatkan seseorang rentan mengalami jatuh dengan berbagai dampak serius yang dapat ditimbulkan hingga menigkatkan rrsiko kematian pada orang dewasa.
Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada tinjauan sistematis bukti ilmiah yang dikaji oleh Xu J, dkk. dan dipublikasikan di Karger Gerontology, orang dewasa yang memiliki sarkopenia memiliki risiko kematian dua kali lebih tinggi, dibanding dengan yang tidak sarkopenia.
“Sarkopenia dapat terjadi pada setiap orang, terutama mereka yang kurang melakukan aktivitas/latihan fisik, disertai kurangnya asupan nutrisi tertentu," jelas Nina.
"Selain itu memiliki penyakit-penyakit yang mengenai tulang dan otot serta penyakit yang menyebabkan seseorang menjadi sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Hal-hal tersebut di atas sering terjadi pada lansia akibat efek penuaan pada otot,” lanjutnya.
Mengingat dampak sarkopenia yang cukup besar bagi kesehatan secara umum terutama pada kelompok lansia, PERGEMI, perhimpunan para dokter pemerhati kesehatan lansia, ingin mengajak masyarakat luas untuk mulai memperhatikan masalah kesehatan otot, salah satunya sarkopenia.
Walaupun sarkopenia lebih berisiko terjadi pada lansia, namun upaya pencegahan sarkopenia harus dimulai dari usia muda.
Nina menyarankan agar masyarakat tetap aktif, mengonsumsi nutrisi yang berkualitas, dan melakukan latihan fisik penguatan otot secara teratur dan konsisten sejak usia muda.
Kegiatan itu merupakan upaya yang efektif dalam mencegah sarkopenia di kemudian hari.
“Peringatan perdana Hari Sarkopenia Dunia 2023 tiap 4 Juli di Indonesia ini diharapkan menjadi momentum bersama agar kita lebih memperhatikan kesehatan otot dengan dimulai dari penerapan gaya hidup sehat sejak usia dini. Mari bersama-sama kita mencegah terjadinya Sarkopenia sedini mungkin agar kualitas hidup kita tetap baik di usia senja.” tutup dia. (H-2)
DALAM hal membentuk otot bokong, tidak semua latihan sama. Para ahli sepakat bahwa gerakan tertentu lebih efektif untuk membentuk dan memperkuat area ini.
Konsep healthness menggabungkan kekuatan data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk menciptakan program kesehatan yang lebih efektif, personal, dan terukur.
Otot bokong yang tegang dapat menyebabkan postur tubuh buruk, peningkatan risiko selama berolahraga, dan nyeri menjalar ke seluruh kaki. Ini 10 peregangan otot bokong.
LUTUT merupakan salah satu sendi terpenting dalam tubuh, tetapi juga termasuk yang paling rentan. Berikut panduan praktis untuk merawat lutut Anda.
LAMA waktu istirahat di antara set latihan beban dapat menentukan seberapa cepat dan efisien Anda menambah ukuran dan kekuatan serta menghilangkan lemak.
JIKA Anda seorang atlet tetapi rutinitas latihan tidak menyertakan peregangan, Anda mungkin perlu mempertimbangkannya kembali. Peregangan dapat meminimalkan waktu pemulihan.
Untuk memastikan kesehatan kelompok lansia, diperlukan peningkatan layanan kesehatan dasar, program kesehatan yang terintegrasi, dan pembangunan lingkungan yang ramah bagi lansia.
Lonjakan terbaru kasus covid-19 di sejumlah negara di Asia kembali menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani.
Kemudian, terdakwa menghampiri korban untuk meminta sebatang rokok dan dijawab korban tidak ada.
Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Sidaya untuk mengatasi masalah kesepian guna meningkatkan kualitas hidup lansia.
MENCIPTAKAN lingkungan inklusif, aman, dan mendukung kesehatan mental warga, khususnya para lansia, dinilai sangat penting. Ini dilakukan masyarakat Jepang.
Cacar api, atau secara medis dikenal sebagai herpes zoster, adalah penyakit yang disebabkan oleh aktifnya kembali virus varicella-zoster—virus yang juga menyebabkan cacar air
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved