Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PROF Emil Salim menyampaikan dirinya menolak pemberian penghargaan Climate Hero Award dari Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) karena merasa gagal menjalankan konvensi Rio 1992.
FPCI mengadakan Climate Hero Award, yang dianugerahkan pada tokoh-tokoh dan kelompok masyarakat yang berjasa memperjuangkan ambisi, komitmen, dan aksi iklim Indonesia.
"Saya merrasa tidak patut menerima penghargaan ini," kata Prof Emil dalam keterangannya, Minggu (25/6).
Baca juga: Jadi Tumpuan, Pembangunan Lingkungan dan Hutan di Jawa Harus Penuhi Prinsip Keberlanjutan
Prof Emil mengatakan dia ditugaskan oleh mantan Presiden Soeharto sebagai bagian dari delegasi Indonesia untuk menandatangani dua konvensi Rio 1992 dalam KTT Bumi yang diadakan PBB pada 3-14 Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.
Mantan menteri lingkungan hidup tersebut juga menyebutkan bahwa dia membaca laporan pelaksanaan konvensi Rio 1992 yang diumumkan pada 2022.
"Ketika saya baca laporan tersebut, ternyata semua pemerintahan di dunia gagal melaksanakan konvensi tersebut, termasuk Indonesia. Dikatakan bahwa pelaksanaan Indonesia untuk dua konvensi itu adalah poor, rendah, buruk," kata Prof Emil.
Baca juga: Idul Adha, Masyarakat Diimbau Terapkan Prinsip Ecoqurban
Dia mengatakan, berdasarkan laporan tersebut, tujuan konvensi untuk menyelamatkan alam, hutan gagal dan peringkat Indonesia sebagai negara dengan hutan terbesar kedua di dunia turun menjadi terbesar ketiga.
"Akibatnya adalah muka laut naik, tanah turun, land subsidence, perubahan cuaca, hujan berkurang, dan sebagainya. Dampaknya adalah kepada kehidupan manusia yang perlu mengatasi ancaman krisis air minum, pangan dan lain-lain," kata Prof Emil.
Tokoh yang terlibat dalam pendirian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) tersebut melanjutkan, karena hal itulah, dia yang menandatangani konvensi Rio 1992 merasa gagal dalam menjalankan konvensi.
"Sulit saya menerima penghargaan lingkungan yang tidak pantas saya terima akibat kegagalan untuk memungkinkan kita mencapai cita-cita konvensi itu," ujar Prof Emil.
Prof Emil juga meminta maaf kepada orang-orang yang telah membantu dia selama ini karena tidak berhasil mencapai cita-cita di dalam konvensi perubahan iklim dan The Convention on Biological Diversity.
"Ini bukan persoalan menerima atau menolak, ini persoalan hati nurani, mohon maaf kalau saya (menolak-red), terima kasih supaya Tuhan melindungi tanah air kita," tutup Prof Emil. (Ant/Z-1)
Merujuk laporan Bappenas ang dipublikasi pada 2021, limbah tekstil diproyeksikan menyentuh angka 3.5 juta ton pada 2030 mendatang.
Perilaku kita dalam berbelanja turut berpengaruh pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan pekerja. Mari terapkan prinsip-prinsip belanja etis.
Kita bisa membuat sendiri masker untuk merawat kulit wajah. Caranya mudah, cukup sediakan tisu bambu dan manfaatkan produk skincare yang ada di rumah.
Hotel ibis Palembang Sanggar dengan bangga mengumumkan keberhasilan meraih sertifikasi Green Key, sebuah penghargaan prestisius bertaraf internasional
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan dalam Kawasan Hutan Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat setempat.
Hasil Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2023
Pemberian penghargaan ini sejalan dengan prinsip pendidikan manajemen yang bertanggungjawab (PRME) dan praktik lingkungan, sosial, juga tata kelola (ESG).
Prof. H. Emil Salim, MA, Ph.D berharap revitalisasi kawasan hutan mangrove pantai utara DKI Jakarta dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya kelestarian Indonesia.
Acara yang bertajuk "Perjalanan Panjang Selembar Daun Sirih" ini dihadiri oleh Prof Emil Salim dan Ir Erna Witoelar selaku Pendiri Yayasan DML
Indonesia harus dapat memastikan pada usia emas Indonesia Merdeka pada 2045 lingkungan di Indonesia masih berkualitas untuk dihuni generasi mendatang meskipun terjadi perubahan iklim.
Anies Baswedan menerima pesan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Emil Salim untuk membereskan masalah ketimpangan yang terjadi di Tanah Air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved