Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
CINTA Qur'an Center (CQC) menggelar milad yang kelima bertajuk Annual Dialog. Hal tersebut sebagai wahana catatan atau pun kisah para calon dai yang dicetak CQC.
"Ini merupakan peradaban persembahan dari Cinta Quran Foundation yang dicita-citakan menjadi tempat pendidikan para mahasantri menjadi dai/daiyah yang berkarakter leader dan berjiwa entrepreneur. Sebuah simbol dan juga karya yang diharapkan menjadi legasi untuk masa depan negeri ini, yang memang sangat penting dan dibutuhkan para penyeru kebaikan yang memiliki kemandirian dalam hal ekonomi," kata Ustaz Fatih Karim, Pimpinan Cinta Qur'an Center, di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/6).
Ustaz Fatih menegaskan, pihaknya mencetak dai-dai dengan penguasaan ilmu keislaman yang mumpuni. Selain itu memiliki kemampuan manajemen serta berkarakter pemimpin, mandiri dan berjiwa entrepreneur. Mereka yang terpilih dari seluruh provinsi di Indonesia, dididik dengan beasiswa penuh termasuk mendapatkan fasilitas asrama, makan, dan fasilitas lain untuk menunjang aktifitas belajar mereka.
"Alhamdulillah, hari ini CQC tengah dan telah memproses para calon dai/daiah tersebut hingga dua angkatan. Semasa dua angkatan tersebut dengan taufik dan pertolongan Allah SWT, para mahasantri dibekali bukan hanya ilmu agama (tsaqofah) keislaman sebagai sebuah pondasi, melainkan juga dibekali dengan ilmu manajemen dakwah, serta keahlian public speaking, leadership, dan entrepreneurship," tambah Ustaz Fatih.
Para calon dai/daiyah juga telah melakukan praktik lapangan dengan melakukan safari dakwah di masjid, majelis taklim di sekitar Bintaro dan Tangerang Selatan. Mereka juga sudah secara aktif tampil di media sosial memberi inspirasi dengan konten dakwah.
"Sangat besar harapan kami, mahasantri yang direkrut dari 38 provinsi di Indonesia ini setelah dua tahun kuliah dan satu tahun pengabdian, mereka dapat kembali ke daerahnya masing-masing untuk mempraktikan ilmu dan keahlian yang sudah didapatkan semasa di CQC," paparnya.
Sementara itu, selebritas Dewi Sandra yang hadir menuturkan ingin membangkitkan kesadaran bahwa pesantren merupakan kawah candradimuka bagi generasi muslimin yang berpandangan moderat. Bahkan, hanya mengajarkan dan menyebarkan paham-paham yang positif
"Selama ini ada stigma dan cara pandang negatif dan itu sangat perlu diklarifikasi. Pesantren merupakan salah satu wujud khazanah Islam di Indonesia dan berperan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa," katanya. (RO/O-2)
Wapres berpendapat harus dilakukan penyamaan gerakan koordinasi antar-ormas Islam. Dalam hal ini, oleh MUI yang merepresentasikan semua ormas Islam.
Aktivitas para pendakwah ini diharapkan mampu mengidentifikasi sekaligus menyikapi pelanggaran dan perilaku kurang etis di ruang digital.
Menurutnya, perkembangan dakwah di Indonesia ditopang oleh ormas-ormas Islam yang bergerak di bidang pendidikan, sosial dan pemberdayaan ekonomi umat.
Ketua Pembina DDII Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin mengajak para peserta Rakornas untuk semakin memperkuat ukhuwah dan meninggalkan perdebatan yang tak perlu.
Momentum hadirnya bulan Ramadan 1444 H ini, bisa menjadi stimulus untuk mempersatukan bangsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved