Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Kurangnya pemahaman akan literasi digital dan kecerdasan buatan membuat sejumlah guru dan kepala sekolah mempertanyakan masa depan profesi mereka. Keluhan ini muncul dalam sesi seminar mengenai digital literasi untuk pendidikan masa depan dalam Acer EduTech 2023.
Merespon itu Presiden Majelis Internasional untuk Pendidikan Terbuka dan Berjarak Prof Tian Belawati menegaskan profesi guru tidak akan tergantikan. Namun, berganti peran.
“Kalau dulu guru hanya menyuap-nyuap siswa dengan materi pembelajaran, sekarang berbeda. Kini kita mencari sumber pembelajarannya lalu mengkurasinya, dan memberikannya kepada siswa. Guru menjadi pembimbing siswa dalam mengakses sumber digital itu. Agar para siswa nantinya tidak tersesat dalam hutan luasnya internet,” ungkap Tian di Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Senin (15/05).
Baca juga: EduTech 2023, Dorong Penerapan Literasi Digital Pendidikan
“Saya percaya, bapak ibu guru itu tidak akan tergantikan. Hanya perannya yang berbeda. Tidak perlu khawatir, bapak ibu guru. In the end of the day, kita akan selalu dibutuhkan,” imbuhnya.
Tian mengungkapkan, literasi digital membuat para siswa dan guru dapat mengakses sumber pendidikan yang terbuka dan terintegrasi. Hal ini, kata Tian dapat menciptakan pendidikan global. Di mana setiap orang bisa mengakses pendidikan yang sama dan merata.
Baca juga: Mahasiswa Ilmu Komunikasi President University Bahas Soal Kesehatan Mental
“Tanpa literasi digital yang baik, anak anak Indonesia tidak dapat memanfaatkan kesempatan belajar yang terbuka dan terintegrasi secara digital itu,” ujar Tian.
Mantan Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof Bedjo Sujanto mengingatkan pentingnya literasi digital. "Karena ini sebuah instrumen untuk mempercepat pembelajaran, dan memperluas jangkauan proses pembelajaran. Misalnya, di kelas itu hanya 40 orang. Kalau didigitalisasi, bisa ribuan orang ikut. Ini pandangan positifnya,” ujar Bedjo.
Bedjo juga mengingatkan profesi guru tidak akan tergantikan. Mengingat, peran para guru dalam pembangunan manusia, secara akademis dan karakter. (Z-3)
Sebagian UMKM yang dipimpin perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan. Peningkatan literasi digital dan finansial berperan penting untuk membantu mereka.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit jadi tantangan para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Gerakan Smartfren 100 persen untuk Indonesia, merangkum berbagai upaya Smartfren untuk meningkatkan literasi digital serta pemanfaatan internet.
Mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.
Secara nyata jika tidak mengindahkan network etiquette (netiket) akan merugikan penggunanya, karena membuahkan sanksi sosial dan sanksi hukum
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin pesat dan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya yakni transformasi di bidang perekonomian dan keuangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Perlindungan anak-anak dalam lingkungan online menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi.
Celltech bertekad menjadikan Indonesia menjadi pusat Stem Cell dan anti aging Dunia.
Kecantikan Jepang, telah lama menjadi pelopor dalam industri perawatan kulit dengan inovasi produk dan teknologi mutakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved