Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
SUHU udara dan cuaca akhir-akhir ini terasa sangat panas menyengat. Meskipun kita tahu bahwa Indonesia adalah negara tropis namun kali ini panas nya sangat lah berbeda.
Hal ini dikeluhkan banyak orang di dunia maya. Mungkin saja termasuk kamu juga mengeluhkan nya, bukan?
Walaupun demikian, sebagai pekerja, atau bahkan pelajar sering kali tetap pantang menyerah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di bawah teriknya matahari.
Baca juga: Cuaca Panas Tak Biasa, Waspadai Aneka Gejala Ini
Namun, masih banyak orang tidak tahu bahwa beraktivitas fisik terlalu lama di bawah sengatan panas matahari atau lingkungan yang bersuhu tinggi dapat menyebabkan sejumlah gangguan serius pada tubuh, seperti Heat Stroke.
Berbicara mengenai Heat Stroke, sejak kemarin Selasa (25/4) Instagram resmi @dokterdecsa mengedukasi metizen lewat unggahan reela dari akun mereka mengenai bahaya Heat Stroke.
Baca juga: Ini Tips Menghadapi Cuaca Panas Abnormal dari Kemenkes
Pakar kesehatan spesialis penyakit dalam, Decsa Medika Hertanto menjelaskan, kondisi Heat Stroke dapat merusak organ internal seperti otak, jantung dan ginjal.
Lantas, apa yang dimaksud dengan Heat Stroke? seperti apa Gejala, Faktor Risiko dan cara penangananya ? Simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu Heat Stroke
Heat Stroke atau sengatan panas adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara dramatis dalam waktu cepat dan Anda tidak dapat mendinginkan tubuh kembali.
Heat Stroke biasanya terjadi saat seseorang merasa kepanasan hebat akibat sengatan panas matahari di luar batas toleransi tubuh.
Sengatan panas dapat terjadi tanpa kondisi awal yang berhubungan dengan panas atau kepanasan sebelumnya, seperti kelelahan.
Hal ini senada juga disampaikan oleh dr. Decsa Medika Hertanto, SpPD, FINASIM.
"Heat Stroke itu terjadi karena suhu inti tubuh yang naik lebih dari 40 derajat celcius karena adanya sumber panas diluar tubuh dalam hal ini cuaca panasnya," kata Dokter Desca saat dihubungi langsung oleh media Indonesia pada Rabu (26/4).
Lebih lanjut, Desca mengatakan akibat kondisi panas yang mempengaruhi tubuh dapat menyebabkan kerusakan pada mekanisme organ vital.
"Normalnya tubuh kalau ada panas akan merespon dengan berkeringat dan pipisnya jadi kuning dan pekat. Namun, pada kondisi Heat Stroke mekanisme ini tidak adekuat sehingga panas ini merusak organ vital seperti otak, jantung dan paru," jelasnya.
Melanjutkan dari penjelasan dokter Desca, berikut ini adalah gejala, penyebab dan pencegahannya.
Gejala Heat Stroke
Berikut tanda dan gejala yang umumnya muncul
- Demam tinggi (40ºC atau lebih).
- Berkeringat deras.
- Sakit kepala, kepala terasa ringan berkunang-kunang, da ketidaknyamanan.
- Kulit memerah dan bibir mengering.
- Tingkat respons yang melambat.
- Lonjakan denyut nadi mendadak.
- Perubahan kondisi mental atau perilaku, seperti kebingungan, berontak, dan bicara tidak jelas.
- Mual atau muntah.
- Pernapasan cepat.
- Pingsan, sebagai tanda pertama pada orang dewasa lanjut.
Faktor Risiko Heat Stroke
Selain dari serangan panas ayang bersuhu tinggi dan cukup lama. Biasanya kondisi ini disertai oleh dehidrasi. Sehingga sistem kendali tubuh akan temperatur atau suhu hilang atau gagal.
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan Heat Stroke:
Usia
Heat stroke lebih mudah terjadi pada orang tua di atas 65 tahun, dan anak di bawah 4 tahun.
Kondisi lingkungan dan gaya hidup
Heat stroke sering terjadi pada lingkungan yang aliran udaranya kurang baik. Kondisi ini juga lebih mudah terjadi pada orang yang jarang minum air dan memiliki penyakit kronis.
Pecandu alkohol atau peminum alkohol dalam jumlah banyak juga lebih mudah terserang heat stroke.
Kondisi kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan demam seperti penyakit jantung, paru, ginjal, obesitas, berat badan rendah, tekanan darah tinggi, diabetes, kesehatan mental, dan kelainan sel darah.
Obat-obatan
Obat-obatan seperti antihistamin, diuretik, sedatif, antikonvulsan, obat darah tinggi dan jantung, antidepresan dan antipsikotik, kokain dan metamphetamin meningkatkan risiko serangan heat stroke.
Setelah memahami Pengertian, gejala dan faktor risikonya, berikut adalah cara penangannya.
Penanganan Heat Stroke:
Menurut Decsa, untuk menangani Heat Stroke, maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan cukupi kebutuhan cairan.
"Jangan menunggu haus baru minum air putih, hindari terlalu lama diterik matahari biasanya jam sebelas sampai tiga sore," ungkapnya.
"Pakai pakaian yang tipis, banyak-banyak cari tempat teduh, hindari terlalu lama di kendaraan yang mesin nya mati," utas Desca.
Selain itu juga Desca mengingatkan jika ada orang yang dicurigai mengalami Heat Stroke segera ke rumah sakit. (Z-10)
Hingga Selasa (10/6) malam banjir rob merendam di Jalur Pantura Semarang-Demak di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir masih berpotensi di tiga daerah Kudus, Jepara dan Kajen.
BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada Senin, 9 Juni 2025. Prakiraan meliputi hujan ringan hingga lebat, disertai petir, serta gangguan atmosfer
Potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah berlangsung di kawasan pegunungan, dataran tinggi, sebagian Solo Raya, Jawa Tengah bagian selatan dan Pantura.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Sembilan daerah di Jawa Tengah masih berpotensi hujan sedang-lebat, bahkan dapat meningkat menjadi ekstrem sehingga diminta warga tetap waspada.
Ilmuwan terus mencari cara baru untuk mengatasi pemanasan global. Salah satu ide yang muncul adalah menggunakan debu berlian untuk mendinginkan Bumi.
STUDI baru memperingatkan bahwa kematian akibat cuaca panas ekstrem di Eropa diperkirakan melonjak tajam dalam beberapa dekade mendatang.
GENERASI muda terutama generasi Alfa dan setelahnya disebut paling merasakan dampak perubahan iklim. Karena itu, kesadaran dan aksi iklim perlu terus digalakkan di kalangan generasi muda.
Tahun ini, kematian terkait panas di Mediterania menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi industri perjalanan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved