MASJID tidak hanya sebagai tempat ibadah tapi juga pusat kebudayaan Islam dengan berbagai kegiatan seperti pendidikan, aktifitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Masjid juga bisa menjadi sentra atau episentrum gerakan revolusi mental berbasis keagamaan.
Hal itu diungkapkan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy saat acara 'Ngabuburit Asyik' di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (31/3). "Jika peran pusat-pusat peribadatan termasuk masjid bisa dioptimalkan, akan memberi kontribusi yang sangat signifikan dalam upaya kita membangun sumber daya manusia Indonesia," ujar Muhadjir.
Lebih jauh Muhadjir mengatakan Masjid Cut Meutia, Jakarta telah memberi contoh yang bagus dengan kegiatan yang digelar seperti 'Ngabuburit Asyik' ini. "Kegiatan ini memberi contoh bagaimana masjid tidak hanya menjalankan aktifitas ibadah dan ekonomi tapi juga menanamkan disiplin kepada anak-anak melalui proses kegiatan belajar mengajar di masjid dalam rangka membangun ekosistem kebudayaan yang berbasis masjid," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Ramadhan Masjid Cut Meutia, Winyono Iman Santoso mengatakan masjid memiliki peran penting dalam pembangunan karakter atau jati diri bangsa, serta pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berakhlak mulia. "Acara ini juga sebagai bukti nyata sinergitas dalam bentuk forum dialog antara pemerintah dengan masjid," katanya.
Perwakilan Masjid Cut Meutia, Muhammad Pradana menambahkan pihaknya ingin menjadi pemantik bagi masjid lain untuk menjadi medium membangun karakter bangsa. "Jika ratusan ribu masjid yang ada di Jakarta menggelar kegiatan serupa di bulan Ramadan saya yakin SDM yang ada di masjid dan sekitarnya, Insya Allah akan terupgrade dengan baik," ujar Pradana. (RO/R-2)