Selasa 28 Maret 2023, 21:08 WIB

Sabtu Suci: Makna & Warna Liturgi

Joan Imanuella Hanna Pangemanan | Humaniora
Sabtu Suci: Makna & Warna Liturgi

Dok. Media Indonesia
Ilustrasi paskah

 

SABTU Suci adalah hari terakhir dalam Pekan Suci dalam persiapan perayaan Paskah. Hari Sabtu Suci adalah peringatan pada saat tubuh Yesus Kristus dibaringkan di kubur setelah pada hari Jumat Agung mati disalibkan. Keesokan harinya (Paskah) Yesus bangkit dari kematiannya.

Sabtu Suci juga merupakan peringatan berjaga selama 40 hari yang dilakukan oleh pengikut dari Yesus setelah kematian dan dikuburkannya pada Jumat Agung. 

Bagi umat Kristen, Sabtu Suci juga menjadi momen untuk merenungkan pengorbanan serta cinta kasih Yesus Kristus. Ini juga menjadi momen peralihan dari peristiwa menyedihkan Jumat Agung menjadi perayaan kemenangan pada Minggu Paskah.

Baca juga : Polres Flotim Siapkan 187 Personel untuk Amankan Tradisi Semana Santa

Umat Kristen menjadikan Sabtu Suci untuk melakukan perenungan dan mengingat kembali bagaimana besarnya kebaikan Tuhan pada umatnya, menyadarkan diri, dan menghabiskan waktu khusus untuk berdoa dan bersama dengan Tuhan Yesus Kristus. Baik berdoa secara individu, bersama keluarga maupun di Gereja.

Hal-hal yang Perlu Direnungkan dalam Perayaan Sabtu Suci

1.    Yesus menemani mereka yang kesepian

Tempat penantian, jika dilihat dari kacamata orang sekarang akan berupa pemakaman. Makam lekat dengan suasana sepi, menakutkan. Dalam kosmologi orang Yahudi kuno, dunia orang mati itu dunia yang hening, tanpa ada apa-apa.

2.    Allah berbela rasa dengan pengalaman kematian

Manusia tidak bisa menghindari kematian. Melalui Yesus, Allah berbela rasa dengan manusia dengan menunjukkan belas kasih pada pengalaman kematian manusia. Yesus benar-benar mati di salib dan digambarkan melalui jenis kematian berbeda menurut keempat pengarang Injil.

3.    Kematian bukan akhir

Lewat Sabtu Suci, Yesus ingin menunjukkan bahwa kematian itu transitus sebelum kebangkitan. Transitus berarti transit atau berhenti sebentar. Kematian ragawi itu alamiah, tetapi dibangkitkan adalah anugerah. Martasudjita berkata, Allah selalu ingin umat-Nya bersama-sama dengan Dia, baik yang semasamm hidupnya jahat, baik, kejam, siapapun, ketika mau menundukkan diri, mohon belas kasihan, siapapun akan diselamatkan.

Warna liturgi selama masa Prapaskah adalah warna ungu. Warna ungu akan terlihat dari busana pastor (stola dan kasula), misdinar, diakon dan prodiakon juga petugas misa lain. Dalam liturgi, warna ungu dipakai selama masa mawas diri, masa yang memerlukan ketenangan. Dikisahkan para prajurit memakaikan Yesus jubah ungu dan mahkota dari anyaman duri.

Warna ungu juga dikenakan selama masa Adven, ibadah harian maupun misa arwah. Kemudian warna merah akan digunakan pada Minggu Palma dan Jumat Agung yang berarti cinta dan penderitaan. Selanjutnya, warna liturgi putih akan digunakan untuk merayakan Paskah. (Z-5)

Baca Juga

MCH 2023

Jeda Menuju Wukuf Panjang, Jemaah Diingatkan Utamakan Rukun Haji

👤Windy Dyah Indriantari 🕔Kamis 01 Juni 2023, 05:10 WIB
Jemaah haji Indonesia kembali diminta tidak memforsir diri berumroh saat jeda waktu menuju puncak...
Dok. Djarum Foundation

MURI Beri Rekor Perusahaan Pendukung Pentas Seni dan Budaya Terbanyak ke Bakti Budaya Djarum Foundation

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Kamis 01 Juni 2023, 01:04 WIB
hingga 2023, Bakti Budaya Djarum Foundation telah mendukung dan menghadirkan lebih dari 4000 pentas seni dan...
Dok. Aston Sentul Lake Resort & Convention

Aston Sentul Lake Resort & Convention Hadirkan Promo Menu Soto Sulung dan Golden Ginger Tea

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Kamis 01 Juni 2023, 00:06 WIB
“Tentunya ada yang berbeda dengan soto sulung yang disajikan, ciri khas kuah kuning pekat dengan isian daging, paru dan babat yang...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya