Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG anak dari Universitas Indonesia Rose Mini Agoes Salim membagikan kiat dan langkah-langkah yang harus dilakukan orangtua untuk mengenalkan pengelolaan keuangan kepada anak-anak sejak dini.
"Untuk mengenalkan tentang bagaimana cara mereka mengatur keuangan bagi anak-anak, pertama yang harus diajarkan dulu adalah tentang nilai atau value uang," kata psikolog yang akrab disapa Romi itu, dikutip Senin (27/2).
Edukasi tentang nilai uang dapat diberikan pada anak mulai dari saat mereka berada di usia sekolah dasar.
Baca juga: Gawai Ternyata Bisa Bantu Menstimulasi Pertumbuhan Anak
Ketika sudah bisa memahami nilai uang mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil, pengetahuan anak akan melangkah ke tahap selanjutnya yaitu belajar mengatur uang saku yang diberikan orangtua.
Menurut Romi, orangtua harus betul-betul memahami barang yang menjadi kebutuhan anak sebelum memberikan uang saku, termasuk mengetahui harga makanan yang biasa dibeli anak.
Jangan sampai uang saku yang diberikan kurang atau bahkan terlalu berlebih. Pembatasan uang saku bertujuan agar anak dapat mengontrol keinginannya antara mana yang harus dibeli dan yang tidak.
"Memberikan uang kepada anak itu juga tidak boleh terlalu berlebih dulu karena pada saat dia belajar awal tentang bagaimana mengontrol keuangannya, dia harus belajar dulu bagaimana juga meregulasi dirinya, mengontrol dirinya," kata Romi.
Setelah menetapkan total besaran anggaran uang saku, Romi menganjurkan orangtua memberikan uang secara bertahap misalnya dimulai dari tiga hari sekali hingga seminggu sekali.
Ajarkan juga pada anak bahwa dia dapat membeli sesuatu yang diinginkan apabila menyisihkan atau menabung dari uang saku yang rutin diberikan orangtua.
"Misalnya, kalau dia ingin membeli permainan tertentu dia harus menyimpan atau me-save uangnya untuk beberapa hari agar itu bisa terlaksana. Dengan demikian, kemampuan dia juga untuk mengontrol diri jadi baik," paparnya.
Orangtua juga harus lebih percaya kepada sang anak bahwa mereka sudah memiliki kemampuan mengelola keuangannya sendiri dari uang saku. Di samping itu, anak juga harus mengetahui tentang pertanggungjawaban dan alasan di balik barang yang dia beli sendiri dari hasil menabung.
"Karena bukan berarti kalau anak kemudian sudah memiliki keleluasaan dengan uang, dia bisa melakukan apa saja sendiri. Makanya, porsi atau jatah uang yang diberikan allowance-nya itu harus disesuaikan dengan usia," ujar Romi.
Dengan edukasi pengelolaan keuangan yang baik, anak akan lebih menghargai barang yang dibeli sendiri dan mengontrol diri untuk tidak menghambur-hamburkan uang.
Diharapkan, anak dapat menjadi seorang yang lebih bertanggung jawab dan lebih mandiri dalam hal keuangan di masa depan.
Ketika anak dinilai telah berhasil mengelola keuangan sendiri, orangtua juga dapat memberikan apresiasi atau reward kepada mereka. Romi menyarankan untuk memberikan reward yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kepribadian anak.
"Ada kemungkinan bahwa anak hanya membutuhkan two thumbs up atau dua jempol atau pelukan karena dia sudah bisa me-manage uangnya sendiri atau dia sudah bisa membeli target dari apa yang dia inginkan sendiri dari allowance yang dia miliki," pungkas Romi. (Ant/OL-1)
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Nilai pasti dari jumlah kerugian masih dalam proses penelaahan dan belum dapat dipastikan hingga seluruh proses investigasi internal diselesaikan.
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
Fundtastic bersama BPR Indomitra Pertiwi dan mitra keuangan Pintek, resmi menjalin kolaborasi strategis dengan Shipper, salah satu perusahaan teknologi logistik dan manajemen gudang.
DALAM kondisi ekonomi yang terus berubah dan tidak menentu, semakin banyak milenial Indonesia yang menghadapi tantangan dalam mengelola keuangannya.
Di tengah ekonomi dan pasar yang penuh ketidakpastian serta tren keuangan yang dinamis, menyusun strategi finansial menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved