Senin 30 Januari 2023, 22:25 WIB

Kemenkes: Penting Deteksi Dini Tangani Penyakit Kusta

mediaindonesia.com | Humaniora
Kemenkes: Penting Deteksi Dini Tangani Penyakit Kusta

Ist
Komisi Nasional Disabilitas RI dan Yayasan NLR Indonesia menandatangani MoU untuk mempercepat penanggulangan kusta di Jakarta, Senin (30/1).

 

DIREKTUR Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pentingnya deteksi dini dalam menangani penyakit kusta di Indonesia.

"Saya kira deteksi dini itu sangat penting sekali kita lakukan. Begitu dapat (menemukan kasus kusta.), langsung diobati maka tuntas sehingga tidak akan menimbulkan disabilitas," kata dia dalam acara 'Lokakarya Nasional dalam Rangka Memperingati Hari Neglected Tropical Deseases/NTDs 2023' di Jakarta, Senin (30/1).

Maxi menjelaskan penanganan disabilitas kusta masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan. Pihaknya menyebut kasus cacat tingkat 2 di Indonesia jumlahnya kecil. Namun semestinya jumlah tersebut 0 kasus.

"Kalau kusta masih ada disabilitas, itu menurut saya, kita masih gagal ya. Hampir 6% ditemukan (disabilitas akibat kusta). Zaman sekarang kalau obatnya sudah ada, tapi kalau masih ada disabilitas tingkat 2, itu berarti kita boleh dikatakan gagal," kata dia.

Kondisi disabilitas pada penderita kusta bisa terjadi bila penyakit kusta tidak segera diobati sehingga mengakibatkan kerusakan saraf progresif yang berujung pada disabilitas.


Baca juga: Waspadai Aritmia Bisa Menyerang Kalangan Usia Muda


Maxi menambahkan, Indonesia termasuk tiga negara penyumbang kasus kusta tertinggi di dunia, selain Brasil dan India. Menurutnya, penyakit kusta adalah penyakit tertua di dunia dan merupakan penyakit tropis yang terabaikan.

Dari 50 kasus baru, 5 kasus kusta terjadi pada anak, walaupun tren penyakit ini menurun. Lebih lanjut disampaikan bahwa intervensi penanganan kusta dikatakan gagal ketika penyandang kusta menjadi penyandang disabilitas. Untuk itu, deteksi dini sangat penting dilakukan.

Di Indonesia, ujar dia, prevalensi kusta sudah di bawah target, yaitu lebih kecil dari 1 per 10.000 penduduk.

"Tapi pada 2022 menunjukkan bahwa masih ada tujuh provinsi dan 118 kabupaten/kota yang belum eliminasi kusta, yang artinya prevalensinya masih lebih dari satu di antara 10.000 penduduk," kata dia.

Semakin tinggi angka kusta, lanjut Maxi, semakin tinggi angka diskriminasi dan stigmatisasi. Harapannya, Indonesia tidak hanya dapat mencapai zero leprosy tetapi juga zero disability dan zero stigma. (Ant/OL-16)

 

Baca Juga

MI/Lina Herlina

JK: Ceramah di Indonesia Jauh Lebih Bebas dari Negara lain

👤Mediaindonesia.com 🕔Sabtu 01 April 2023, 04:47 WIB
Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan aturan ceramah di di masjid di Indonesia jauh lebih longgar...
Dok. Pribadi

Makeover Rumah saat Ramadan, Perhatikan Padu Padan Warna Untuk Cat Rumah

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Jumat 31 Maret 2023, 23:35 WIB
Senior Marketing Manager Nippon Paint Indonesia Linda Kam mengatakan, padu padan yang tepat dapat menghasilkan kesan elegan pada...
CDC

Covid-19 Masih Ada, Kasus Baru Bertambah 465 Hari Ini

👤Theofilus Ifan Sucipto 🕔Jumat 31 Maret 2023, 23:35 WIB
KASUS baru covid-19 di Indonesia bertambah 465 orang pada Jumat, 31 Maret 2023 dengan kematian 8 orang. Kasus covid-19 di Indonesia...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya