Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KOORDINATOR Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin mengatakan sistem ini terpantau membentuk daerah konvergensi memanjang dari Pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, serta di sekitar Samudera Hindia Barat daya Banten.
"Bibit Siklon Tropis 94S terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Banten. Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot khususnya di bagian barat daya sistem dan tekanan udara minimum 1004.0 mb," ucap Miming melalui keterangannya dikutip pada Sabtu (28/1).
Lanjut Miming memaparkan potensi bibit tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori rendah.
Baca juga: Kepala BNPB Pantau Penanganan Banjir dan Longsor di Manado
Baca juga: Pencegahan Stunting Dimulai dari Masa Kehamilan
"Sistem ini terpantau membentuk daerah konvergensi memanjang dari Pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, serta di sekitar Samudera hindia barat daya Banten. Meskipun demikian, sistem ini terpantau membentuk daerah konvergensi memanjang dari Samudera Hindia barat Aceh hingga pesisir utara Aceh," tambahnya.
Sedangkan Bibit Siklon Tropis 98W terpantau berada di Laut Cina Selatan sebelah utara Kalimantan Barat.
"Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 20 knot khususnya di bagian barat dan Utara sistem dan tekanan udara minimum 1005.2 mb. Sistem ini terpantau membentuk daerah konvergensi memanjang dari Laut Cina Selatan hingga Laut Natuna, jelasnya.
Sirkulasi Siklonik terpantau di Samudera Hindia Barat Australia dan Perairan Utara Maluku Utara yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Samudra Hindia barat Selatan Jawa, Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik utara Papua Barat.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," papar dia.
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kep. Riau, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Poaua.
Sedangkan Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang hanya Sumatra Barat. (H-3)
Laga di Stadion Bank of America, Charlotte, AS, Minggu (29/6) dini hari itu dihentikan saat Chelsea tengah unggul 1-0 atas Benfica berkat gol tendangan bebas Reece James di menit 64.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis informasi prakiraan cuaca untuk hari ini, Kamis 26 Juni 2025, dengan sejumlah wilayah di Indonesia mengalami cuaca buruk
Peristiwa kecelakaan laut terjadi pada Jumat (16/5) sekitar 15.00 WIB. Lokasinya berada di kawasan pesisir Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta.
Penerbangan JT-123 rute Bandar Udara Radin Inten II Lampung ke Bandara Soekarno-Hatta. Pilot Lion Air melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke Bandar Udara Internasional Kertajati
Masyarakat diminta mewaspadai dampak dari cuaca buruk tersebut karena dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Sejumlah penerbangan tujuan Bandara Juanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dialihkan sementara (divert) ke bandara lain akibat cuaca buruk berupa hujan deras dan angin kencang.
Fenomena Hujan Carnian atau Carnian Pluvial Episode (CPE) adalah sebuah peristiwa geologis yang terjadi sekitar 232 juta tahun lalu pada periode Trias Akhir
Potensi hujan ringan hingga sedang diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Kota Tangerang.
Direktorat Meteorologi Publik BMKG menyebut dalam sepekan ke depan, kombinasi gelombang atmosfer, yakni low fequency, Gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuatorial cukup konsisten.
WILAYAH Indonesia saat ini memasuki pancaroba atau pola peralihan dari musim hujan ke fase awal musim kemarau. Sehingga jangan heran jika hujan masih mengguyur sejumlah daerah.
SELAMA musim pancaroba atau masa peralihan dari musim hujan ke fase awal musim kemarau, BMKG menyebut sejumlah wilayah di Indonesia masih akan diguyur hujan ringan hingga hujan lebat.
Saat ini, curan hujan di beberapa daerah masih tinggi, hujan masih rutin turun meskipun seharusnya cuaca sudah lebih cenderung ke karakteristik musim kemarau yang kering.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved