Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

7 Kasus Varian BF.7 di DKI tidak Punya Riwayat Keluar Negeri

Putri Anisa Yuliani
30/12/2022 16:31
7 Kasus Varian BF.7 di DKI tidak Punya Riwayat Keluar Negeri
Petugas medis melakukan tes swab PCR kepada warga di laboratorium wilayah Jakarta.(Antara)

DINAS Kesehatan DKI Jakarta meningkatkan pemeriksaan surveilans whole genome sequencing (WGS) pada seluruh kasus positif covid-19 yang ditemukan. Pemeriksaan ini dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Universitas Indonesia.

Hal ini berkaitan dengan telah ditemukannya kasus covid-19 varian BF.7 di Jakarta sebanyak tujuh kasus dari total 15 kasus di Indonesia.

"Dengan surveilans WGS kita dapat memprediksi kemungkinan dominansi untuk estimasi puncak kasus dan penurunan kasus. Upaya 3T terus dikencangkan," ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama, Jumat (30/12).

Baca juga: 15 Pasien Omikron BF.7 Mayoritas di Jakarta dan Bali

Adapun surveilans WGS sudah dilakukan Dinkes DKI Jakarta sejak 1 Mei 2021. Tepatnya, saat awal periode penyebaran varian Delta sampai saat ini.

Sementara itu, total dari tujuh pasien covid-19 yang terpapar varian BF.7 di Jakarta, terdapat lima warga berdomisili di Jakarta. Lalu, dua orang berdomisili luar Jakarta, serta sudah diteruskan ke dinas kesehatan setempat.

Diketahui, lima pasien yang domisili di Jakarta sudah dilakukan penelusuran kontak erat, yakni tiga laki-laki dan dua perempuan. Tiga pasien berusia 30-50 tahun dan dua orang lainnya berusia 50-65 tahun.

Baca juga: Satgas: Pencabutan PPKM Tetap Utamakan Prokes dan Vaksinasi

Pasien dinyatakan positif dari hasil tes PCR pada rentang waktu 20 Oktober-12 November. "Tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri atau luar kota. Isolasi mandiri di rumah semua sudah dinyatakan sembuh setelah 10 hari isolasi," jelas Ngabila.

Semua pasien tersebut bergejala ringan. Gejala yang sering muncul adalah demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. "Ada yang anosmia atau sulit mencium bau dan ada yang mengeluhkan nyeri perut, mual dan muntah," imbuhnya.

Dirinya menegaskan bahwa munculnya varian baru virus covid-19 tak perlu dihadapi dengan kepanikan. Sebab, semua akan terkendali dengan mempertahankan cakupan vaksinasi booster yang tinggi, untuk mempertahankan imunitas penduduk.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya