Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PROYEK StAR (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) diluncurkan di Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (30/11). StAR merupakan proyek repopulasi yang bertujuan memulihkan populasi hiu belimbing yang sehat dan tangguh di dalam wilayah
historis jelajahnya.
Raja Ampat dinilai telah memiliki jejaring kawasan konservasi perairan yang telah mapan. Ini menjadi alasan Raja Ampat sebagai lokasi implementasi pertama dari Proyek StAR.
“Proyek StAR diharapkan akan memberikan efek domino. Dari aspek ekologi, proyek stAR diharapkan akan meningkatkan populasi hiu belimbing di perairan Papua Barat khususnya Raja Ampat yang akan menarik lebih banyak kunjugan wisatawan untuk melihat. Tentunya ini akan memberikan dampak pada peningkatan perekonomian masyarakat dan daerah yang terlibat dalam sektor pariwisata," ujar Penjabat Wali Kota Sorong, George Yarangga yang mewakili Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw
Adapun Koordinator Kelompok Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Pingkan Katharina Roeroe, menyatakan, pemerintah sangat memperhatikan keberadaan spesies hiu belimbing dan akan melanjutkan dengan penguatan dari sisi kebijakan
Wakil Presiden Conservation International Asia-Pasifik dari Program Kelautan Mark Erdmann yang hadir pada kesempatan itu menyatakan, StAR adalah program pelepasliaran hiu terancam punah pertama di dunia.
"Ini juga pertama kali hiu yang lahir dan dibesarkan di aquaria dikembalikan antarnegara untuk pemulihan populasi di habitat aslinya. Kami senang bisa mendukung mitra-mitra di Indonesia dalam kolaborasi internasional yang penting ini, mengantar kembali hiu belimbing ke tempat asalnya, dan memulihkan populasi yang sehat untuk generasi mendatang," ujar Mark.
Acara ini dihadiri oleh pejabat pemerintah dan mitra-mitra dari Proyek StAR. Termasuk pengelola kawasan konservasi perairan, organisasi konservasi, dan kalangan akademik. Masyarakat lokal turut menyambut gembira program ini. Mereka berharap program tersebut bisa mendatangkan manfaat ekonomi dari pariwisata bahari dari hiu yang karismatik ini.
Secara historis hiu belimbing pernah melimpah dengan kemampuan bertahan hidup yang baik. Proyek StAR memperkirakan akan melepas 200-300 ekor hiu belimbing untuk memulihkan populasi di Raja Ampat sampai populasinya mampu berkembang secara mandiri dalam jangka waktu 6-10 tahun
Peneliti dari Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Fahmi, menjelaskan, tim Proyek StAR berhati-hati dalam memilih telur hiu hasil penangkaran dari akuarium-akuarium mitra.
"Agar tetap mematuhi pedoman IUCN secara ketat untuk konservasi translokasi. Telur-telur tersebut kemudian dikirim ke fasilitas perawatan yang dibuat khusus di Raja Ampat. Saat anak-anak hiu sudah dianggap siap, mereka akan dilepasliarkan ke dalam dua zona larang-tangkap yang diawasi secara ketat dan dipantau terus pertumbuhan dan pergerakannya," papar Fahmi.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Konservasi Indonesia Meizani Irmadhiany menyatakan, pemulihan spesies yang sudah dinyatakan terancam punah oleh IUCN memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
"Tidak hanya di tingkat lokal, tetapi nasional dan internasional. Inilah yang dilakukan oleh Proyek StAR. Hiu Belimbing ini kalau dijual dalam keadaan mati, memang bisa seharga sekitar Rp2 juta Namun kalau hiu tersebut dipertahankan hidupnya, yang bisa mencapai umur 30 tahun, lalu dimanfaatkan untuk ekowisata, nilainya tentu bisa jauh melebihi angka 2 juta," tegasnya.
Acara peluncuran dilanjutkan kunjungan lapangan ke Raja Ampat Research and Conservation Center (RARCC) di Pulau Kri. Di sana, fasilitas perawatan hiu belimbing pertama telah dibangun oleh masyarakat lokal.
Peserta yang hadir berkesempatan untuk melihat secara langsung tiga anakan hiu belimbing yang telah menetas di RARCC pada pertengahan September lalu, dan akan dilepasliarkan pada 2023.
“Proyek StAR sudah membuat pencapaian luar biasa, melalui keberhasilan pengiriman telur hiu belimbing ke Raja Ampat,” kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat Charlie D. Heatubun.
Chaie menambahkan, berdasarkan hasil riset, dulu penyebaran hiu belimbing sangat luas, termasuk di perairan Raja Ampat. Namun dalam beberapa tahun terakhir melalui
monitoring dan evaluasi, hiu belimbing sudah sangat jarang untuk ditemui lagi. Ia berharap, menyelamatkan populasi ikon Raja Ampat ini dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat, khususnya sektor pariwisata berkelanjutan.
“Ini bertolak belakang dengan status perairan Raja Ampat yang menyandang predikat sebagai kawasan konservasi perairan laut yang pengelolaannya bahkan terbaik di dunia. Ini menjadi tanggung jawab bersama, terlebih kami sebagai organisasi pemerintah yang bergerak di bidang riset dan inovasi untuk mendorong agar proyek ini terlaksana dengan baik," tandas Charlie. (OL-8)
Di balik misteri lautan, terdapat spesies hiu terkecil di dunia yang hanya memiliki panjang 20 cm! Mari kita selami lebih dalam keajaiban dari hiu mini ini.
Ikan yang disebut snailfish itu hidup di laut paling dalam dengan kedalaman lebih dari 27 ribu kaki atau 8.336 meter di bawah permukaan laut.
Rancangan tersebut, hasil diskusi online selama berbulan-bulan, memetakan rute bagi umat manusia untuk hidup selaras dengan alam pada 2050.
Sedimen dari aktivitas tambang bisa menutup terumbu karang dan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi ikan kerapu untuk memijah dan berlindung.
Anggrek biru (Dendrobium azureum Schuit), spesies langka dan endemik yang hanya ditemukan di Cagar Alam Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Dinas Pariwisata Pemkab Raja Ampat meminta pengelola homestay di Raja Ampat untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan yang mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Sebagai spesies endemik dengan status terancam punah, anggrek biru membutuhkan perlindungan serius agar kelangsungan hidupnya tetap terjaga.
Bila keseimbangan ekosistem terganggu, rantai makanan yang menopang kehidupan spesies-spesies ini akan runtuh.
Jika pembangunan hanya diartikan sebagai akumulasi kapital dan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, kasus Raja Ampat menjadi cerminan kegagalan dalam memahami esensi keberlanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved