Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
KEMENTERIAN Kesehatan telah menjadikan penyakit polio sebagian kejadian luar biasa (KLB) setelah penemuan satu kasus Aceh pada awal November. Karenanya, orangtua perlu meningkatkan kewaspadaan dengan mengenali gejala dan cara pencegahannya agar anak tidak tertular.
Medical Content Marketing Senior Manager Alodokter dr. Abi Noya mengatakan, polio merupakan penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular.
"Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio," kata Abi melalui keterangan resmi, Jakarta, Selasa (29/11). Berdasarkan gejalanya, terdapat dua jenis polio yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).
Polio nonparalisis menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung, serta nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung selama 1-10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya.
Sedangkan polio paralisis, gejala awalnya sama dengan gejala polio nonparalisis. Namun setelah satu pekan, akan ada gejala lain yang mengikuti seperti hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, serta tungkai atau lengan yang terasa lemah.
Abi mengatakan bahwa jika sudah terkena polio, penanganannya akan sulit dilakukan. Terlebih, obat yang ada saat ini baru mampu meringankan keluhan, memperlambat perjalanan penyakit, dan mencegah komplikasi, bukan menyembuhkan polio sepenuhnya.
"Oleh karena itu, janganlah kita menyepelekan pepatah yang sudah sering kita dengar, yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan menepati jadwal imunisasi dasar yang sudah dicanangkan oleh pemerintah melalui program-program dari Kementerian Kesehatan, kita bisa mencegah bahkan mengakhiri penyebaran polio," ujar Abi.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian saat usia 2, 3, 4, dan 18 bulan. Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usianya, orangtua dapat mengunjungi puskesmas maupun posyandu di sekitar tempat tinggal.
Selain itu, penting bagi orangtua untuk memantau tumbuh kembang anak. Jika anak menunjukkan gejala-gejala polio, segeralah untukmemeriksakannya ke dokter anak. "Sebagai langkah awal, orangtua juga bisa memanfaatkan layanan telemedisin untuk berkonsultasi dengan dokter anak," pungkas Abi. (Ant/OL-14)
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Gejala pneumonia berbeda dengan flu dan pada kasus berat, penyakit bisa menyebar ke organ tubuh lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved