Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPEMIMPINAN Aisyiyah masa depan harus mengakomodasi kader-kader muda potensial untuk masuk dalam jajaran kepengurusan. Keberadaan anak-anak muda, sangat dibutuhkan untuk memperkuat dakwah Islam berkemajuan.
"Tantangan dakwah ke depan sangat berat. Karena itu para pemimpin Aisyiyah harus mampu membangun kultur organisasi baru, beradaptasi, dan melakukan penyesuian-penyesuaian dalam strategi dakwahnya," ucap Sekretaris PP Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, dalam Muktamar Talk bertajuk 'Kepemimpinan Transformatif Aisyiyah di Masa Depan', di kompleks Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, kemarin.
Dia paparkan, salah satu tantangan berat ke depan adalah masalah digitalisasi. Teknologi dari tahun ke tahun akan terus berkembang. Hal itu, membuat para pemimpin Aisyiyah di semua level harus memiliki kemampuan beradaptasi dalam mengelola organisasi.
"Bagaimana mengelola organisasi di tengah perkembangan digital, itu luar biasa. Ada dakwah digital, di mana Aisyiyah harus mampu membawa nilai-nilai Islam berkemajuan," imbuh dia.
Tantangan ini tukas Hastuti, harus dijadikan peluang, agar organisasi berkembang menjadi lebih kuat. Semua ini setidaknya sudah terjadi ketika pandemi covid menerpa selama dua lebih.
Dia ungkapkan, pengalaman di masa pandemi covid-19, ketika seluruh aktivitas organisasi tidak bisa dilakukan dengan tatap muka, sehingga harus menggunakan forum-forum online, yang digelar secara masif.
Dengan pengalaman itu, tutur dia, banyak kader Aisyiyah akhirnya harus melek teknologi. Mereka dipaksa belajar cepat agar bisa menggunakan instrumen - instrumen digital.
"Hasilnya kemarin, saat simulasi e-voting, semuanya berjalan lancar. Mulai dari proses awal sampai ke bilik. Mereka benar-benar bisa maksimal dalam memanfaatkan teknologi," pungkas Tri Hastuti. (OL-13)
Baca Juga: Muktamar ke-48 Aisyiyah Monumental Abad Kedua Berkontribusi ...
PKB memberikan sinyal tidak mengundang Anies Baswedan dalam Muktamar yang digelar di Bali pada 24-25 Agustus 2024.
PIMPINAN Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) menemui Menag RI Yaqut Cholil Qoumas, melaporkan hasil Muktamar VI PITI yang dihelat di Jakarta.
RISALAH Islam berkemajuan bukan hanya menjadi buah pikiran, tetapi harus menjadi wujud nyata langkah Muhammadiyah bagi bangsa Indonesia.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr. Siti Noordjannah Djohantini menilai muktamar ke-48 Aisyiyah merupakan muktamar sangat monumental.
Panitia Pemilih (Panlih) Muktamar ke-48 Muhammadiyah telah menetapkan secara resmi Haedar Nashir sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027.
SEKRETARIS Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, disebut akan menempati pos Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
Wisuda kali ini diikuti 272 peserta dari empat fakultas.
Pimpinan Muhammadiyah sudah menghitung dan menetapkan bahwa Ramadan 1445 H jatuh pada Senin (11/3).
Peran penting Muhammadiyah akan terus dimaksimalkan sebagai bukti bahwa gerakan Islam ini hadir untuk Islam yang berkemajuan, rahmatan lil alamin, dan pro pada kehidupan
Kegiatan ini menjadi momentum yang sangat penting dalam memperkuat konsolidasi Muhammadiyah di Bandung Raya.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sungguh prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Kab.Malang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved