Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr. Siti Noordjannah Djohantini menilai muktamar ke-48 Aisyiyah yang sempat tertunda pelaksanaannya selama dua tahun akibat situasi pandemi covid 19, merupakan muktamar sangat monumental.
Ada empat alasan yang melatarbelakangi Muktamar Aisyiyah yang diikuti 1.978 peserta yang berasal dari 208 lokasi di 34 provinsi, termasuk Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah dari 8 negara ini, pertama adalah diselenggarakan dalam perkembangan teknologi yang sudah sangat maju.
Kedua, dalam situasi pandemi, Muktamar Aisyiyah harus diselenggarakan secara hibrida, yakni sebagian sidang dilakukan daring dan luring. Namun khusus gelaran 19-20 November 2022, Muktamar akan berlangsung secara luring.
Noordjannah menegaskan Muhammadiyah dan Aisyiyah merupakan organisasi yang adaptif dengan perkembangan teknologi.
"Muktamar kali ini menjadi model pertama yang bisa diikuti dan diteladani serta dapat dilanjutkan oleh pimpinan Aisyiyah di berbagai tingkatan," ujar Siti Noordjannah Djohantini, pada Sidang Pleno I Aisyiyah di Auditorium Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Minggu ( /11).
Noordjannah menegaskan, Muhammadiyah-Aisyiyah menaruh perhatian mendalam pada pandemi Covid-19 dan berikhtiar menjadi organisasi terdepan untuk mengatasi dan mengakhiri pandemi Covid.
Yang jelas, lanjut dia, mundurnya muktamar hingga dua tahun, adalah bagian dari cara persyarikatan menghadirkan muktamar dengan seksama, yang bisa dijadikan teladan, dan bersabar untuk kepentingan yang lebih luas lagi.
Alasan ketiga, Muktamar Aisyiyah kali ini merupakan muktamar periode kedua babak abad kedua Gerakan Aisyiyah. "Muktamar kali ini menjadi momen penting bagi pergerakan Aisyiyah yang sudah hadir selama lebih dari 100 tahun, untuk berikhtiar secara sungguh-sungguh berkontribusi dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, keumatan, dan kemanusiaan universal," tegas Noordjanah.
Dia paparkan, periode abad kedua ini harus diisi dengan cita-cita besar Aisyiyah dalam pandangan Islam berkemajuan dengan semangat tinggi dan keikhlasan mendalam, untuk menjalankan jihad fi sabililah," ungkap Noordjannah.
Keempat, bahwa pembahasan materi muktamar, menjadi momentum penting. Yakni walaupun dekat secara virtual, dan jauh secara fisik, tetapi hati dan pikiran menyatu dalam sebuah gerakan perempuan muslim terbesar, untuk berkontribusi menyelesaikan persoalan kehidupan kebangsaan, keumatan, dan kemanusiaan universal secara inklusif, yang tidak membedakan ras, golongan, dan agama.
Secara lengkap, Sidang Pleno I membahas materi muktamar yang meliputi Laporan Pimpinan Pusat Aisyiyah Periode 2015-2022, Program Aisyiyah Periode 2022-2027, lalu Risalah Perempuan Berkemajuan, dan Isu-isu Strategis dalam konteks Keumatan, Kebangsaan, dan dan Kemanusiaan Universal.
Ketua Penerima Muktamar ke-48, Prof.Dr Sofyan Anif berharap, Muktamar ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah berjalan suksea dan lancar. " Kemarin sidang pleno Muhammadiyah sudah berjalan lancar, semoga Sidang Pleno I Muktamar Aisyiyah hari ini juga tidak kalah lancarnya," harap pria sepuh yang menjabat Rektor UMS ini.
Dia katakan, kelancaran sidang pleno Muhammadiyah - Aisyiyah akan menjadi energi baru bagi panitia untuk mensukseskan muktamar. (OL-13)
Baca Juga: Risalah Islam Berkemajuan dari Muhammadiyah untuk Indonesia
SEKRETARIS Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, disebut akan menempati pos Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
Wisuda kali ini diikuti 272 peserta dari empat fakultas.
Pimpinan Muhammadiyah sudah menghitung dan menetapkan bahwa Ramadan 1445 H jatuh pada Senin (11/3).
Peran penting Muhammadiyah akan terus dimaksimalkan sebagai bukti bahwa gerakan Islam ini hadir untuk Islam yang berkemajuan, rahmatan lil alamin, dan pro pada kehidupan
Kegiatan ini menjadi momentum yang sangat penting dalam memperkuat konsolidasi Muhammadiyah di Bandung Raya.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sungguh prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Kab.Malang.
PKB memberikan sinyal tidak mengundang Anies Baswedan dalam Muktamar yang digelar di Bali pada 24-25 Agustus 2024.
PIMPINAN Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) menemui Menag RI Yaqut Cholil Qoumas, melaporkan hasil Muktamar VI PITI yang dihelat di Jakarta.
RISALAH Islam berkemajuan bukan hanya menjadi buah pikiran, tetapi harus menjadi wujud nyata langkah Muhammadiyah bagi bangsa Indonesia.
KEPEMIMPINAN Aisyiyah masa depan harus mengakomodasi kader-kader muda potensial untuk masuk dalam jajaran kepengurusan. Keberadaan mereka sangat dibutuhkan.
Panitia Pemilih (Panlih) Muktamar ke-48 Muhammadiyah telah menetapkan secara resmi Haedar Nashir sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved