Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
YAYASAN Kridha Dhari Indonesia dengan mempersembahkan ‘Ikrar Budaya Nusantara’ dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda di Jaya Suprana School of Performing Arts, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (28/10) sore.
Founder Yayasan Kridha Dhari Indonesia Prescilla Estevina Tuerah mengaku gembira dengan suksesnya kegiatan yang merupakan kerja sama Kridha Dhari, Kebaya Menari dengan Jaya Suprana School.
"Memang di momen 28 Oktober ini, kita mengajak semua masyarakaat Indonesia, berkomitmen menjaga kebhinekaan dan juga menghargai budaya Indonesia dan menjaga persatuan bangsa. Karena itu, kami juga bangga karena acara ini bisa diisi oleh sejumlah penari dari beberapa daerah di Indonesia. Ada kelompok tari dari Sulawesi Selatan, Papua, Maluku, Sulawesi Utara. Benar-benar menyatukan beragam kebudayaan," ujar Prescilla.
Setelah ‘Ikrar Budaya Nusantara’ resmi dibuka, sejumlah remaja dari Sulawesi Selatan lantas membawakan tarian daerah mereka dengan gemulai. Kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Ikrar Budaya. Setelah sejumlah tarian dibawakan, dilanjutkan dengan sesi diskusi (talkshow).
Talkshow yang mengambil tema ‘Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa’ diisi oleh tiga tokoh budaya, yaitu pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya SUprana, maestro keroncong Sundari Soekotjo, dan maestro Piano keturunan Aceh-Minahasa Tjut Nyak Deviana Daudsjah.
Dalam perjalanan Talkshow itu, sejumlah pertanyaan pun dimunculkan para hadirin. Yang menarik, ada seorang penanya dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Zainal SH. Zainal adalah seorang seniman yang juga menyambi sebagai guru PKN di Kabupaten Pinrang, Sulsel.
Baca juga : Hari Sumpah Pemuda, Rektor UKI Dorong Generasi Muda Miliki Wawasan Kebangsaan
Menurut Zainal, sebagai pemilik Sanggar seni Lasindrang dan datang dari Sulsel dengan 6 orang penari untuk meramaikan acara ini, pelajaran seni budaya itu di sekolah-sekolah terasa kurang mendapat minat dari anak-anak milenial karena lebih banyak mereka tertarik dengan sejumlah gim di gawai.
Zainal pun bertanya, bagaimana solusinya untuk bisa mengembalikan minat anak-anak sekarang untuk lebih mendalami seni dan budaya.
Pertanyaan Zainal dijawab dengan tegas dan tepat sasaran oleh ketiga pembicara di Talkshow itu. Jaya Suprana lantas menutup Talkshow dengan berterima kasih kepada seluruh pengisi acara dan juga Yayasan Kridha Dhari yang telah mewujudkan Peringatan Sumpah Pemuda secara special ini. Usai itu, ada juga sejumlah tarian dan Fashion Show dari Roemah Kebaya Vielga dan Nu Can Collection dan ditutup dengan hiburan oleh penyanyi Idol 2006, Nobo Sasami.
Aylawati Sarwono, istri Jaya Suprana yang hadir juga menyatakan rasa bangga karena acara ‘Ikrar Budaya Nusantara’ ini berjalan dengan baik dan benar-benar menunjukkan kalau Indonesia itu kaya seni dan budaya.
“Dari acara ini tentu akan membuat kita semakin bangga akan Indonesia yang kaya seni dan budaya. Kami dari Jaya Suprana School and Performing Arts ini hanya menyiapkan fasilitas tempat dan alat-alat, konsumsi yang diperlukan untuk terlaksananya acara ini. Tujuannya agar kembali menggugah semangat para pemuda agar tetap bersemangat, menggelora menjaga pelestarian budaya Indonesia yang tak ada duanya di muka bumi ini. Budaya Indonesia itu tak ada tandingannya. Itu asset berharga yang kita miliki untuk menghadapi globalisasi. Semangat terus semua pemuda Indonesia,” tutupnya yang berharap acara seperti ini bisa berlanjut lagi setiap tahunnya. (RO/OL-7)
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Kementerian Kebudayaan secara resmi menetapkan 17 Desember sebagai Hari Pantun. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 163 Tahun 2025 tentang Hari Pantun.
Program pelatihan dari International Center for Land Policy Studies and Training (ICLPST) bukan sekadar pendidikan kebijakan pertanahan dan pajak, melainkan perjalanan lintas budaya.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Penguatan identitas sebagai sebuah bangsa juga mampu menumbuhkan kohesi sosial yang bisa menjadi pendorong untuk mengakselerasi proses pembangunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved