Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan dari total 269 kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang menyerang anak, sebanyak 61% kasus kondisinya sudah stadium 3.
"Stadium 3 terjadinya anuria, tidak keluar urine sama sekali. Ginjalnya betul-betul gagal untuk melakukan metabolisme," jelas Juru Bicara Kemenkes M. Syahril dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/10).
Lalu, pasien dengan kondisi stadium 2 sekitar 7%, stadium 1 sekitar 11% dan yang belum teridentifikasi sekitar 20%. Adapun gejala GGAPA yang khas ialah gangguan buang air kecil (BAK) pada balita, seperti oliguria dan anuria.
Baca juga: Usut Kasus Gangguan Ginjal Anak, Polri Bentuk Tim Investigasi
Dalam hal ini, oliguria merupakan kondisi terjadinya penurunan frekuensi BAK, termasuk volume. Sebagai contoh, biasanya anak BAK 10 kali, lalu setelah terkena gangguan ginjal akut hanya BAK 5-4 kali.
"Ini salah satu tanda-tanda khas dari gejala tersebut. Kalau dia sama sekali tidak buang air kecil, itu disebut dengan anuria. Berarti sudah stadium 3 atau stadium berat," imbuh Syahril.
Baca juga: Badan POM: Kami Masih Mencari Kausalitas Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 143 kasus gangguan ginjal akut atau 53% mengalami kondisi anuria. Kemudian, 58 kasus atau 22% mengalami oliguria dan 68 kasus atau 25% tidak mengalami kedua gejala tersebut.
Gejala awal disebut dengan gejala prodormal. Seperti, demam, nafsu makan turun, tidak bergairah, diare, mual dan gangguan saluran pernapasan yang biasanya terjadi 1-5 hari. Lalu, diikuti dengan gejala berikutnya karena sudah akut dan progresif.
Diketahui, hingga saat ini, kasus gangguan ginjal akut sudah menyasar 269 anak. Rinciannya, 73 kasus menjalani perawat, 157 kasus berujung kematian dan 39 kasus dinyatakan sembuh.(OL-11)
Penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur aspek strategis Industri Hasil Tembakau (IHT) menuai penolakan keras dari kalangan pekerja.
Di Indonesia, Survei Kesehatan 2023 mencatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengatakan bahwa kandungan gula garam dan lemak pada (GGL) pada makanan yang dikonsumsi ditengarai menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Pada kegiatan itu, anak-anak berusia 7–15 tahun mengikuti berbagai kegiatan menarik, seperti lomba, sesi mendongeng bersama Kak Ojan, dan bernyanyi.
GRAHA Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) diyakini memberi pelayanan terbaik bagi pasien kanker anak. Apalagi, pembangunan fasilitas anyar itu melibatkan banyak mitra
Hingga kini, belum ada keputusan santunan dan skema bantuan perawatan medis kepada anak yang menjadi korban obat sirop tercemar.
Hari Kanker Anak Internasional (HKAI), diadakan setiap tahun pada tanggal 15 Februari, dan ini menjadi tanggal penting yang diperingati di seluruh dunia.
SIDANG perdana class action Kasus Gagal Ginjal Akut Atipikal (GGAPA) ditunda karena banyak tergugat yang tak hadir. Dari 11 tergugat hanya ada 4 perwakilan tergugat yang hadir.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) hadir sebagai salah satu dari 11 tergugat dalam sidang Class Action kasus Gagal Ginjal Akut Atipikal di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (17/1).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved