Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Akunpuntur Bisa Bantu Kurangi Nyeri Menopause

Basuki Eka Purnama
19/10/2022 09:19
Akunpuntur Bisa Bantu Kurangi Nyeri Menopause
Seorang pasien menjalani terapi akupuntur di Puskesmas Kebayoran Lama, Jakarta Selatan(MI/RAMDANI)

DOKTER spesialis akupuntur di RSCM Kencana Yoshua Viventius mengatakan akupuntur bisa menjadi pilihan untuk membantu mengurangi keluhan nyeri pada perempuan saat menopause.

"Sering dijumpai pada menopause itu nyeri. Mereka mau minum obat antinyeri tapi punya alergi, lalu datang ke akupuntur dan nyerinya dapat berkurang," kata dia dalam peringatan Hari Menopause Sedunia, 18 Oktober 2022, yang juga siarkan secara langsung oleh RSCM Kencana, Selasa (18/10).

Yoshua mengatakan, pada kondisi menopause terjadi perubahan hormonal yang ditandai salah satunya dengan perubahan emosi. Misalnya, pasien lebih mudah marah dan mengalami gangguan tidur seperti insomnia. 

Baca juga: Metode Akupuntur Alternatif Hilangkan Nyeri

Menurut dia, akupuntur dapat berperan di sini untuk mengontrol emosi dan membantu pola tidur pasien.

Beberapa laporan terbaru menyebutkan menopause dapat menyebabkan nyeri sendi yang dapat mempengaruhi lutut, bahu, leher, siku, atau tangan.

Seiring berjalannya waktu, seorang perempuan mungkin mulai menyadari merasakan lebih banyak rasa sakit dan nyeri di area tersebut daripada sebelumnya.

Menurut pakar kesehatan, ini karena hormon estrogen yang membantu mengurangi peradangan menurun, menyebabkan peradangan dapat meningkat, memunculkan ketidaknyamanan dan radang sendi terkait menopause.

Dalam kesempatan itu, dokter kebidanan dan kandungan di RSCM Kencana  Mila M mengatakan menopause merupakan kondisi saat seorang perempuan selama setahun tidak mengalami menstruasi. 

Kondisi ini diawali siklus menstruasi yang memanjang yakni biasanya dua hingga tiga bulan, lalu akhirnya berhenti haid selama setahun.

"Rata-rata usia 50 tahun sampai 51 tahun ke atas," kata dia.

Pada kondisi khusus, semisal gagal ovarium dini dan menjalani kemoterapi, pasien dapat mengalami menopause lebih awal. 

Menurut Mila, kondisi ini dapat menempatkan pasien berisiko terkena osteoporosis.

"Ini terutama terkait hormon estrogen, karena salah satunya pada perempuan hormon ini berfungsi untuk balance antara pembongkaran dan pembentukan tulang," tutur Mila. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya