Kamis 13 Oktober 2022, 12:20 WIB

Program Green Pharmacy, ITB Jadi Mitra Pemerintah untuk Riset Farmasi dan Kesehatan

Bayu Anggoro | Humaniora
Program Green Pharmacy, ITB  Jadi Mitra Pemerintah untuk Riset Farmasi dan Kesehatan

MI/BAYU ANGGORO
ITB dipilih oleh pemerintah sebagai mitra kerja dalam riset farmasi dan kesehatan

 

GUNA mengurangi ketergantungan pada obat-obatan impor, pemerintah

terus mengembangkan riset dan inovasi bidang farmasi dan kesehatan bersama perguruan tinggi. Satu di antaranya menggandeng Institut
Teknologi Bandung.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan,
Lucia Rizki Andalucia menjelaskan alasan mengapa ITB menjadi bagian
proyek Green Pharmacy.

"Salah satu yang berkaitan erat dengan ITB ini adalah kemandirian di bidang kesehatan dan kefarmasian. Bagaimana kita memiliki produk inovatif, bagaimana Indonesia memiliki kemandirian di bidang kefarmasian dan tidak tergantung dari produk impor," jelasnya seusai menjadi pembicara dalam Seminar bertajuk Green Pharmacy : From
Innovation Towards Development and Applications for The Bright Future,
pada Lustrum ke-15 sekaligus ulang tahun ke-75 Sekolah Farmasi ITB.

Lucia mengatakan, perkembangan teknologi kefarmasian saat ini sudah
bergeser dari produk kimia ke arah biologis atau biofarmasi. Karena hal
itu mampu memberikan kecepatan dalam pengembangan industri obat obatan
dan aspek pencemaran terhadap lingkungan juga lebih rendah.

"Kalau kimia kan kita tahu sendiri, dari mulai bahan baku kimianya saja, di Petrokimia sangat sulit untuk mendapatkan reduksi cemarannya,
kemudian mendapatkan kemurniannya juga sulit. Nah sekarang di seluruh
dunia itu sudah bergeser ke arah biofarmasi produk," jelasnya.

Demikian pula, pengembangan produksi Biofarmasi ini bukan hanya untuk
obat saja melainkan juga untuk vaksin, obat yang berbasis pada bahan
alam, maupun untuk alat diagnostik.

"Inilah yang kami harapkan ada kemandirian. Di Kemenkes kami ada program namanya BGSI (Bio, Genom, Sains, Inisiatif). Kami akan melakukan pengembangan obat-obatan, vaksin yang berbasis genomic, karena memang sekarang eranya preseseur medicine, tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan keberhasilan terapiterapi," ujarnya

Di Kemenkes sendiri, lanjut Lucia, tidak dilakukan penelitian dasar
mengenai program ini. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan ITB untuk melakukan hal tersebut.

"Manakala sudah menjadi penelitian terapan yang ke pasien itu tugas
kami, karena melibatkan rumah sakit yang ada di bawah kemenkes. Makanya
kami tadi mengajak para peneliti dari ITB mau mahasiswa ataupun
dosennya, untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan biofarmasi,"
katanya.

Berkenaan dengan kucuran anggaran dari pemerintah sebesar Rp400 miliar
lebih yang dinilai terlalu kecil untuk membiayai riset, Lucia mengaku
sumber pendanaan tidak sepenuhnya mengandalkan anggaran pemerintah.
Sebab konsep kolaborasi dengan organisasi internasional seperti World
Bank, yang juga konsen terhadap pengembangan program tersebut.

"Tapi bisa kolaborasi dengan organisasi internasional yang bergerak
dalam pengembangan obat, itu semua akan mensupport, World Bank sendiri
juga punya program untuk pengembangan obat maupun vaksin. Apalagi
kemarin belajar dari pandemi," katanya


Strategi BRIN


Di tempat yang sama, Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN,
Agus Haryono menambahkan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, skema
riset dan inovasi program Indonesia Maju difokuskan pada tiga bidang.

"Pertama kesehatan, kedua pangan, kemudian energi. Jadi tiga itu yang
difokuskan, jadi kalau kesehatan terkait obat juga," ucap Agus

Agus menambahkan, salah satu strategi BRIN di penguatan SDM dalam kurun
waktu setahun sampai lima tahun yang akan datang, yaitu mengirimkan 250
peneliti mereka ke luar negeri. "Kami akan mengirim 250 Phd ke luar
negeri di bidang biodiversitas. Karena kami mengharapkan biodiversitas
kita bisa dimanfaatkan, termasuk untuk kesehatan," ujarnya.

Mengenai bahan baku obat yang menjadi sumber daya di Indonesia, Agus
mengatakan sangat melimpah. Bahkan sangat ironis, bahan baku obat-obatan tersebut justru bersumber dari kekayaan alam Indonesia.

"Sekarang obat kita itu 70% diproduksi dalam negeri, hanya bahannya diimpor dari luar. Ironisnya bahan itu sebenarnya dari Indonesia dikirim keluar, diproses, dan kita beli lagi. Ini yang sekarang coba kami perbaiki agar kita bisa memproses sendiri," ungkap Agus.

Dia mengambil contoh, garam farmasi misalnya, bahan bakunya justru
bersumber dari Indonesia. Namun hingga kini Indonesia belum memiliki
kemampuan untuk memproses garam tersebut menjadi garam farmasi.

"Kita kan punya banyak garam, tapi kita belum punya kemampuan untuk
memproses garam itu menjadi level garam farmasi, nah sekarang peneliti
BRIN bekerjasama dengan Kimia Farma menghasilkan garam farmasi," ujarnya

Demikian juga dengan obat tradisional yang bisa membantu mengurangi
ketergantungan dari obat dari luar, termasuk jejamuan.

Berkenaan dengan kebijakan Pemerintah yang akhirnya memutuskan untuk
mengembangkan Green Pharmacy, Agus menegaskan banyak hal positif yang
bisa diambil dari kebijakan tersebut.

Satu diantaranya, mampu meminimalisir dampak industri farmasi terhadap
lingkungan.

"Dia lebih ramah lingkungan karena memperhatikan limbahnya lebih sedikit, kemudian pengemasannya ramah lingkungan, supaya tidak
ada proses kimia yang berlebihan. Intinya dampak terhadap lingkungan
bisa diminimalkan," katanya. (N-2)

Baca Juga

MI/Adam Dwi

Wakil Ketua MPR: Deteksi Dini Harus Ditingkatkan untuk Pencegahan Penyakit Langka di Tanah Air

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 22:32 WIB
Penyakit langka kerap mengancam jiwa. Melalui upaya preventif dan dukungan tindakan pengobatan yang konsisten, paparan penyakit langka di...
Antara / Muhammad Adimaja

RUU Kesehatan Harus Bisa Atasi Masalah Kekurangan Dokter Spesialis

👤M. Iqbal Al Machmudi 🕔Rabu 29 Maret 2023, 22:04 WIB
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan harus bisa mengatasi masalah produksi dan...
Antara/Rivan Awal Lingga

Cara Menghias Telur Paskah Sederhana untuk Pemula

👤Joan Imanuella Hanna Pangemanan 🕔Rabu 29 Maret 2023, 21:44 WIB
KEGIATAN menghias telur paskah adalah salah satu kegiatan yang dapat Anda lakukan bersama anak-anak menjelang perayaan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya