Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
ALLAH SWT memperkenalkan diri-Nya melalui beragam nama yang baik atau indah disebut asmaul husna. Nama-nama tersebut sekaligus menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki-Nya. Salah satu dari 99 asmaul husna ialah Al-Bashīr.
Secara bahasa Al-Bashīr berarti Zat Yang Maha Melihat. Namun, kita perlu berhati-hati dalam memaknai Al-Bashīr yang merupakan asma Allah agar tidak jatuh pada perbuatan tasybih atau tamtsil (menyerupakan atau menyamakan Allah dengan makhluk).
Pekerjaan melihat yang dilakukan Allah tentu tidak sama dengan melihat yang dilakukan makhluk. Manusia, misalnya, membutuhkan alat untuk bisa melihat. Alat tersebut ialah mata. Tanpa mata manusia hanyalah mahkluk yang buta.
Kualitas mata yang dimiliki seorang manusia pun memengaruhi penglihatannya. Bila matanya bermasalah, penglihatannya juga bermasalah.
Penglihatan manusia serbaterbatas. Manusia tidak mampu melihat sesuatu di luar jarak pandangnya. Manusia tak kuasa pula melihat bagian-bagian batin dari sesuatu.
Penglihatan manusia pun hanya terarah pada satu titik dan terfokus pada satu peristiwa. Jika melihat ke arah depan, ia tidak bisa sekaligus melihat ke arah belakang.
Allah SWT Maha Melihat tanpa menggunakan alat. Dengan demikian, Allah mustahil buta dan penglihatan Allah senantiasa sempurna.
Allah dapat melihat sesuatu yang jauh maupun dekat, besar maupun kecil, lahir maupun batin. Sesuatu yang samar, bahkan gaib sekali pun, dapat dilihat Allah sejelas-jelasnya.
Baca juga: Asmaul Husna: As-Sami Maha Mendengar Semua Suara tanpa Telinga
Istimewanya lagi, penglihatan Allah tidak terbatas pada satu arah dan satu peristiwa. Ini berarti penglihatan Allah bersifat menyeluruh. Andai beberapa peristiwa terjadi dalam waktu yang bersamaan, segalanya tak luput dari penglihatan-Nya.
Dengan memahami asma Allah satu ini, sepatutnya kita menyadari bahwa Allah melihat segala hal yang kita kerjakan. Tak peduli kita mengajarkan sesuatu di tempat yang ramai ataupun sepi, terlihat ataupun tertutup, Allah senantiasa melihat kita. (OL-14)
Namun kali ini kita membahas kisah di balik nama Al-'Alim. Berikut penjelasannya sebagaimana dilansir @limofficial-lirboyo di Instagram.
Kita sebagai makhluk diharamkan untuk sombong kecuali Allah subhanahu wa ta'ala. Kenapa?
Al-Jabbar bermakna Zat Yang Maha Memaksa. Allah subhanahu wa taala memaksakan kehendak-Nya kepada siapa dan apa saja.
Al-Aziz berarti Yang Maha Perkasa atau Yang Maha Mulia. Sifat Maha Perkasa Allah itu mesti mencakup tiga aspek. Apa saja itu?
Dialah pemilik salah satu nama terindah atau asmaul husna yaitu Al-Muhaimin.
Di muka Bumi terdapat banyak raja. Namun mereka semua di bawah kekuasaan satu adiraja raja tertinggi ialah Allah subhanahu wa ta'ala. Istimewanya Maha Merajai atau Memiliki ini bersifat mutlak.
Al-Insyiqaq berarti terbelah/terbagi yang diambil dari ujung ayat pertama. Surat yang terdiri atas 25 ayat ini termasuk Surat Makiyah dan diturunkan sesudah Surat Al-Infithar.
AL-MUTHAFFIFIN merupakan surat ke-83 dalam juz 30 atau juz amma yang terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 36 ayat dan termasuk dalam golongan Surat Makiyyah.
AL-INFITHAR berada di urutan surat nomor 82 pada kitab suci Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 19 ayat dan termasuk dalam juz ke-30 atau juz amma.
SURAT 'Abasa (عبس) terdapat dalam juz amma atau juz 30 yang terakhir dalam Al-Qur'an. 'Abasa berarti dia yang bermuka masam.
SURAT An-Naazi'at bermakna Para Malaikat yang Mencabut yang diambil dari ayat pertama. Surat Makiyah ini memiliki 46 ayat. Ia masuk surat kedua dalam juz terakhir Al-Qur'an.
Dengan lailatulkadar, umat Nabi Muhammad berkesempatan mendapatkan pahala yang besar meskipun hidupnya tidak lama di dunia ini. Apa saja keutamaan lailatulkadar? Berikut enam keutamaannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved