BAGI Allah tak ada suara yang terlalu lirih atau suara yang terlalu kencang. Segala bebunyian sama jelasnya bagi pendengaran-Nya. Karenanyalah, salah satu asmaul husna atau nama-nama terindah Allah ialah As-Sami' atau Zat yang Maha Mendengar.
Kali ini kita bahas lebih mendalam tentang As-Sami' sebagai salah satu asmaul husna. Simak penjelasannya sebagaimana dilansir @limofficial_lirboyo di Instagram.
Makna As-Sami'
Allah SWT punya banyak asma (nama). Salah satunya ialah As-Samī' alias Zat Yang Maha Mendengar.
Imam Al-Ghazali mendefinisikan As-Samī' sebagai Zat yang tidak ada bunyi yang luput dari jangkauan-Nya, meski samar sekali pun. Allah SWT menangkap bunyi semut hitam yang merayap di atas batu pada malam yang kelam.
Dia pun mendengar pujian yang dihaturkan hamba-hamba-Nya lantas mengganjar mereka serta doa yang diharapkan mereka, lalu mengabulkannya.
Beda dengan makhluk
Namun, Allah SWT tidak selayaknya makhluk yang mendengar lewat alat seperti telinga. Allah SWT mendengar tanpa melalui perantara sebagaimana Dia berbicara tanpa memakai lisan. Pendengaran Allah suci dari cara-cara yang ditempuh makhluk.
Baca juga: Asmaul Husna: Al-Hafizh Maha Menjaga Semua yang Bertolak Belakang
Manusia juga punya kemampuan mendengar. Namun, pendengaran manusia serbaterbatas. Ada kalanya bunyi terlalu lirih dan ada kalanya terlalu kencang, sehingga pendengaran manusia tidak mampu menangkapnya secara sempurna, bahkan tak mampu sama sekali.
Hikmah As-Sami'
Menurut Imam Al-Ghazali, dengan memahami makna Allah sebagai As-Samī' sebagaimana dijelaskan, ada dua hal yang harus kita penuhi. Pertama, kita harus menjaga lisan, sebab Allah Maha Mendengar.
Kedua, kita mesti memahami bahwa kita diciptakan dengan kemampuan mendengar tidak lain untuk mendengar kalamullah, kitab yang diturunkan oleh-Nya, dan hadis Rasulullah SAW. Dengan demikian, kita memperoleh petunjuk menuju jalan yang diridai-Nya. (OL-14)