Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Negara G20 Diharap Bisa Capai Kesepakatan untuk Aksi Penyelamatan Bumi

Atalya Puspa
27/8/2022 11:20
Negara G20 Diharap Bisa Capai Kesepakatan untuk Aksi Penyelamatan Bumi
FORUM EDM-CSWG G20: Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan sambutan saat pertemuan EDM-CSWG G20 di Sleman, DI Yogyakarta.(ANTARA/ Hendra Nurdiyansyah)

PUNCAK gelaran G20 di bidang iklim dan lingkungan hidup akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2022 mendatang di Bali. Dikatakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, agenda itu diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan antarnegara untuk bahu-membahu melakukan aksi penyelamatan bumi.

"Kita berharap kita bisa menghasilkan comunicee atau kesepakatan yang seharusnya bisa disetujui. Kita sedang terus melakukan negosiasi dan menggalang dukungan dari negara-negara. Kita terus menekankan bahwa Indonesia bisa dipercaya," ucap Siti, Sabtu (27/8).

Nantinya, kesepakatan itu akan dibawa ke pertemuan tingkat kepala negara untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut untuk dicarikan  formulasi rumusan yang pas bagi berbagai pihak. Siti menegaskan, ada tiga hal yang akan didorong Indonesia dalam pertemuan G20 di tingkat iklim dan lingkungan hidup.

Pertama mengenai dukungan untuk pemulihan global yang berkelanjutan. Kedua mengenai peningkatan langkah perlindungan lingkungan, baik di tingkat terestrial maupun kelautan. Ketiga mengenai kolaborasi antarnegara untuk mobilisasi sumber daya dalam rangka percepatan aksi perlindungan lingkungan dan penanganan perubahan iklim.

Siti mengakui, tidaklah mudah untuk mencapai kesepakatan bersama. Pasalnya, setiap negara tentu memiliki nilai dan kepentingan masing-masing. "Ada yang terkait dengan mobilisasi sumber daya. Misalnya di situ kita mendorong agar negara maju memimpin. Ada juga yang mengusulkan pelayaran hijau. Tapi tentu itu untuk pelabuhan rakyat agak sulit. Ini terus dinegosiasikan," ucap dia.

Dalam hal ini, Indonesia sebagai presidensi mengambil peran interface antara negara maju dan negara berkembang di forum internasional tersebut. "Kita disebut negara berkembang tapi kita masuk di G20. Kalau saya baca arah atau gestur Presiden, Indonesia perlu mengambil posisi interface. Saya bisa tunjukan pada konteks lingkungan dan iklim bahwa kita advance. Karena kenyataannya demikian. Kita punya UU, regulasi, masyarakat yang partisipasinya baik dan aturan teknis yang kita sudah kembangkan," kata Siti.

Forum G20 bisa menjadi ajang bagi Indonesia untuk membuktikan, baik di dalam negeri maupun di dunia global, bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk memimpin aksi penyelamatan bumi. "Yang penting dari agenda ini bahwa Indonesia memimpin. Ada ruang di mana kita mengaktualisasikan Indonesia dengan sebaik-baiknya. Saya kira kita akan menjadi tuan rumah yang sebaik-baiknya dan tentu dengan manfaat yang semaksimalnya untuk bangsa Indonesia," kata Siti.

Sebagai informasi, pertemuan G20 tingkat menteri lingkungan hidup dan iklim akan diadakan di Nusa Dua, Bali, pada 31 Agustus mendatang. Dalam agenda itu, sebanyak 18 menteri dan wakil menteri lingkungan hidup dan iklim akan hadir secara langsung. Selain itu ada lebih dari 200 delegasi yang juga akan hadir langsung.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya