Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DOKTER spesialis anak Citra menyarankan para orangtua untuk mengganti popok bayi mereka setidaknya setiap empat jam sekali demi mencegah munculnya masalah kulit seperti ruam.
"Ibu, orangtua, caregiver sebaiknya mengganti popok anak sebelum menjadi terlalu lembap sehingga menyebabkan ruam pada kulit. Ganti popok minimal setiap empat jam," ujar Citra dalam sebuah talkshow, dikutip Rabu (24/8).
Citra, yang merupakan pengajar di Perhimpunan Dokter Umum dan Bidan Perinatologi (PERINASIA) itu, mengatakan kulit bayi 30% lebih halus dan lembut dibanding orang dewasa.
Baca juga: Penting, Menyiapkan Popok Berkualitas demi Kenyamanan Bayi di Fase 0-6 Bulan
Perbedaan inilah alasan kulit bayi rentan mengalami masalah kulit seperti diaper dermatitis atau ruam popok.
Mengutip Mayo Clicic, ruam popok termasuk bentuk umum kulit yang teriritasi (dermatitis) dan terlihat seperti bercak kulit meradang di pantat bayi. Kondisi ini selain karena popok basah atau jarang diganti, sensitivitas kulit, dan gesekan.
Ruam popok biasanya hilang dengan perawatan sederhana di rumah, seperti penggantian popok lebih sering dan salep.
Ruam popok biasanya muncul di area bokong, paha dan organ kelamin. Kondisi ini ditandai rasa gatal, bayi rewel atau menangis terutama saat mengganti popok
"Bayi masih berkembang termasuk kulitnya. Kulit bayi lebih tipis, kalau terkena iritan akan lebih gampang terindikasi," kata Citra, yang juga mengatakan kulit tertutup popok cenderung lembap karena terkena keringat.
Oleh karena itu, selain sering mengganti popok, para orangtua juga sebaiknya memberi pelembap pada bagian tubuh yang tertutup popok.
"Boleh dikasih pelembap, diangin-angin dulu sampai kering baru dikasih popok," tutur Citra.
Citra juga menyarankan orangtua memberikan pakaian berbahan katun pada bayi. (Ant/OL-1)
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Penelitian terbaru mengungkap lima kebohongan kecil yang sering dilakukan orangtua kepada anak.
Kekurangan zat besi pada balita bukan hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kecerdasan anak.
Orangtua yang ingin menggunakan kaldu-kaldu tersebut di MPASI tetap bisa dilakukan, namun harus mengikuti batas penggunaan yang sesuai dengan usia anak.
Remaja yang sedang menghadapi krisis pencarian identitas biasanya lebih rentan terpengaruh godaan untuk ikut menyalahgunakan narkoba.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Roblox merupakan platform gim daring yang memungkinkan pengguna, termasuk anak-anak, untuk memainkan dan membuat gim sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved