Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pariwisata Gunungkidul Layak Jadi Bali Baru

Rosmery Sihombing
20/8/2022 06:57
Pariwisata Gunungkidul Layak Jadi Bali Baru
Peluncuran buku Gunungkidul, The Next Bali, di pendopo Taman Budaya Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (19/8/2022).(MI/ROSMERY SIHOMBING)

KOLABORASI lintas pemangku kepentingan menjadi salah satu kunci dalam melakukan transformasi sehingga potensi pariwisata lokal yang masih tidur bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia.

"Salah satu contoh nyata kebangkitan pariwisata lokal tersebut  ada di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta,"  kata Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Cyrillus Harinowo,  pada peluncuran buku Gunungkidul, The Next Bali, di pendopo Taman Budaya Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (19/8).

Menurut  sang penulis buku Gunungkidul, The Next Bali itu, pada awalnya, yakni  2013  BCA meresmikan salah satu wirawisata di kawasan Gunungkidul, yaitu Gua Pindul. Desa wisata tersebut akhirnya menjadi desa wisata pertama yang dikembangkan  bank tersebut dan menjadi referensi dalam mengembangkan desa wisata lainnya di seluruh Indonesia sebagai bagian dari program CSRnya.

Hingga kini, lanjut Hernowo, destinasi wisata Gunungkidul terus bermunculan karena diuntungkan dengan kombinasi kontur alam yang indah, baik pantai, pegunungan, perbukitan, maupun tradisi dan budaya masyarakat. 

Hadir dalam acara peluncuran buku tersebut EVP CSR BCA Inge Setiawati, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta, Direktur Utama PDAM Gunungkidul Toto Sugiharto, dan Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Arif Aldian.

Selain acara peluncuran buku,  BCA juga memberikan donasi sumur bor kepada PDAM Tirta Handayani Gunungkidul tepatnya di Desa Logandeng.
Sumur bor itu akan menjadi penyuplai air bersih selama 24 jam bagi warga di Desa Logandeng. Sebelumnya, aliran air di desa ini terbilang memprihatinkan karena air hanya mengalir pada malam hari dan debit air kecil. BCA berharap melalui adanya penambahan sarana ini diharapkan dapat meringankan kebutuhan warga akan air bersih.

Dalam sambutannya, Bupati Sunaryanta mengatakan potensi pariwisata di Gunungkidul luar biasa ke depannya, meski saat ini masih di bawah 2% kontribusinya  bagi pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul. Ia mengakui bahwa industri pariwisata di wilayahnya mengalami kemajuan pesat setelah destinasi wisata Gua Pindul dikenal banyak orang mulai 2012.

"Kabupaten Gunungkidul banyak terbantu dengan  pengembangan  jalur jalan lintas selatan (JJLS) atau dikenal dengan Pansela," ujarnya.
Lebih lanjut Cyrillus mengatakan, potensi pariwisata di Indonesia yang beragam membutuhkan sentuhan perhatian dan kepedulian banyak pihak untuk dapat bangkit sebagai destinasi populer.

Berkaca pada kebangkitan Gunungkidul sebagai destinasi baru, pihak swasta dan pemerintah, baik lokal maupun pusat, memiliki andil yang siginifikan pada tahap pengembangan destinasi tersebut. Kontribusi pemerintah terutama terlihat dari dukungan infrastruktur, dari permasalahan transportasi darat, laut, maupun udara, akses terhadap air bersih, listrik, hingga perizinan-perizinan. 

Sementara itu, pihak swasta terlibat dalam keseluruhan proses, mulai dari transformasi mindset masyarakat lokal, persiapan dan penataan lokasi, pengembangan sumber daya manusia, pembangunan spot destinasi, hingga operasional dan promosi. 

"Semoga buku ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan lebih lanjut bagi industri pariwisata di Gunungkidul," imbuhnya.
Mantan salah satu direktur di Bank Indonesia ini juga mengatakan akan membagikan buku  yang ditulisnya bersama jajaran manajemen BCA itu ke para nasabah prioritas dan solitaire. 

Menurut  sang penulis buku Gunungkidul, The Next Bali itu, pada awalnya, yakni  2013  BCA meresmikan salah satu wirawisata di kawasan Gunungkidul, yaitu Gua Pindul. Desa wisata tersebut akhirnya menjadi desa wisata pertama yang dikembangkan  bank tersebut dan menjadi referensi dalam mengembangkan desa wisata lainnya di seluruh Indonesia sebagai bagian dari program CSRnya.

Hingga kini, lanjut Hernowo, destinasi wisata Gunungkidul terus bermunculan karena diuntungkan dengan kombinasi kontur alam yang indah, baik pantai, pegunungan, perbukitan, maupun tradisi dan budaya masyarakat. 

Hadir dalam acara peluncuran buku tersebut EVP CSR BCA Inge Setiawati, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta, Direktur Utama PDAM Gunungkidul Toto Sugiharto, dan Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Arif Aldian.

Selain acara peluncuran buku,  BCA juga memberikan donasi sumur bor kepada PDAM Tirta Handayani Gunungkidul tepatnya di Desa Logandeng.
Sumur bor itu akan menjadi penyuplai air bersih selama 24 jam bagi warga di Desa Logandeng. Sebelumnya, aliran air di desa ini terbilang memprihatinkan karena air hanya mengalir pada malam hari dan debit air kecil. BCA berharap melalui adanya penambahan sarana ini diharapkan dapat meringankan kebutuhan warga akan air bersih.

Dalam sambutannya, Bupati Sunaryanta mengatakan potensi pariwisata di Gunungkidul luar biasa ke depannya, meski saat ini masih di bawah 2% kontribusinya  bagi pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul.
Ia mengakui bahwa industri pariwisata di wilayahnya mengalami kemajuan pesat setelah destinasi wisata Gua Pindul dikenal banyak orang mulai 2012.

"Kabupaten Gunungkidul banyak terbantu dengan  pengembangan  jalur jalan lintas selatan (JJLS) atau dikenal dengan Pansela," ujarnya.
Lebih lanjut Cyrillus mengatakan, potensi pariwisata di Indonesia yang beragam membutuhkan sentuhan perhatian dan kepedulian banyak pihak untuk dapat bangkit sebagai destinasi populer.

Berkaca pada kebangkitan Gunungkidul sebagai destinasi baru, pihak swasta dan pemerintah, baik lokal maupun pusat, memiliki andil yang siginifikan pada tahap pengembangan destinasi tersebut. Kontribusi pemerintah terutama terlihat dari dukungan infrastruktur, dari permasalahan transportasi darat, laut, maupun udara, akses terhadap air bersih, listrik, hingga perizinan-perizinan. 

Sementara itu, pihak swasta terlibat dalam keseluruhan proses, mulai dari transformasi mindset masyarakat lokal, persiapan dan penataan lokasi, pengembangan sumber daya manusia, pembangunan spot destinasi, hingga operasional dan promosi. 

"Semoga buku ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan lebih lanjut bagi industri pariwisata di Gunungkidul," imbuhnya.
Mantan salah satu direktur di Bank Indonesia ini juga mengatakan akan membagikan buku  yang ditulisnya bersama jajaran manajemen BCA itu ke para nasabah prioritas dan solitaire. 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya