Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TIM Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar kegiatan Workshop Penguatan Manajerial BUMDes dan Pelatihan Pembuatan Merek dan Kemasan untuk UMKM.
Workshop digelar bagi pengurus Badan Usaha Milik Desa, kelompok tani dan pengusaha UMKM di Desa Kuripan, Ciseeng, Kabupaten Bogor. Desa Kuripan merupakan desa binaan UMJ yang secara resmi bermitra sejak 2020 diawali dengan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Kolaborasi keduanya dalam rangka penerapan catur darma telah dilakukan sejak 2018 melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Bertempat di Kantor Desa Kuripan, workshop menghadirkan dua praktisi sebagai narasumber, Pendamping dan Pemberdaya Kementerian Desa sekaligus Direktur BUMDES Samigi Deden Rahmanudin dan Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UMJ sekaligus anggota program pengmas Oktaviana Purnamsari untuk memfasilitasi pengurus BUMDes, kelompok tani dan pengusaha UMKM.
Ketua Program Pengmas Lusi Andriyani mengatakan, program yang sedang berlangsung merupakan pendanaan hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaam, Riset, dan Teknologi dalam lingkup pemberdayaan masyarakat.
"Program ini bukan tiba-tiba. Bapak dan ibu (peserta workshop) hadir di sini difasilitasi atas hibah yang diperoleh (dari Kemendikbudristek). Proposal kami diterima dan mendapatkan fasilitas untuk pemberdayaan masyarakat," kata Lusi.
Lusi menjelaskan, potensi yang dimiliki Desa Kuripan dapat dikembangkan, salah satunya memanfaatkan potensi wilayah berupa sungai untuk dijadikan desa wisata. Berdasarkan pemaparan Lusi, program pengmas melibatkan peran mahasiswa lintas keilmuan diantaranya, Ilmu Komunikasi (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Agribisnis (Fakultas Pertanian), dan Arsitektur (Fakultas Teknik).
Pelibatan mahasiswa terkait dengan kebutuhan program diantaranya pendampingan UMKM dan pembangunan desa wisata.
Menurut Lusi untuk mendukung seluruh potensi desa, kegiatan workshop penting bagi seluruh stakeholder agar potensi tersebut bisa dikembangkan. Selain dengan upaya membangun branding, kolaborasi dengan komunitas juga dapat menjadi strategi dalam memajukan Desa Kuripan.
Kehadiran tim pengmas UMJ disambut baik oleh Kepala Desa Kuripan yang diwakili oleh Ridho Ihtar, Sekretaris Desa Kuripan.
"Ini adalah satu program lanjutan. Kita sudah menjalin kerja sama sejak 2018. Alhamdulillah terus berlanjut setiap tahun selalu mengirim mahasiswa KKN. Berlanjut sampai hari ini yang juga dimotori oleh dosen doden UMJ untuk peningkatan kapasitas bapak dan ibu semua," kata Ridho.
Ridho berharap, program pengmas UMJ yang ditujukan bagi warga Desa Kuripan dapat mendorong pengusaha UMKM membuat produk unggulan desa.
"Mudah-mudahan kita mendapatkan ilmu dan pemahaman dari para narasumber. Semoga di tahun mendatang akan dirasakan manfaatnya oleh bapak dan ibu semua," ungkap Ridho.
Baca juga : Dorong Semangat Kampus Merdeka, LLDikti Wilayah III Luncurkan Program PMM-PKBN
Workshop diawali dengan pemaparan Deden Rahmanudin tentang pengelolaan BUMDES. "Peraturan pemerintah no 11 tahun 2021 tentang BUMDES. Lahirnya PP tersebut memuat tentang bagaimana peran BUMDES. Di Kab. Bogor, dari 416 desa, baru setengahnya BUMDES yang memiliki badan hukum. Ke depannya Kuripan diharapkan menyusul didaftarkan," jelas Deden.
Menurutnya, badan hukum penting untuk dapat berkolaborasi dengan banyak lembaga dan korporasi. Oleh karenanya penting pula bagi BUMDES untuk mulai mengarah pada pengembangan branding dan publikasi agar BUMDES dikenal khalayak dan dapat membuka peluang kerja sama. Dengan begitu, produk lokal dari Desa Kuripan dapat go national bahkan go international.
Deden juga menekankan pada pengurus BUMDES Kuripan, untuk melihat seberapa penting BUMDES. Hal tersebut dapat menjadi dasar dalam mengambil keputusan terkait dengan penganggaran dari Desa. Lebih lanjut,
Deden memberikan strategi dalam pengelolaan BUMDES. Berdasarkan pemaparannya, kelahiran sebuah produk adalah hasil dari penemuan masalah dan potensi.
Deden menekankan pada peserta workshop untuk melihat kebutuhan pasar. "Mengolah masalah menjadi potensi. Setelah diskusi ini, BUMDES bisa berkumpul untuk membicarakan lebih lanjut," kata Deden.
Oktaviana Purnamasari menjelaskan pentingnya branding pagi pelaku UMKM. "Potensi Desa Kuripan ini luar biasa. Mulai dari oyek, opak, renginang, air isi ulang, dll. Oleh karenanya penguatan dari sisi branding sangat penting. Kalau tidak diberi nama atau brand, tidak akan dikenal oleh orang," kata Okta.
Lebih lanjut, strategi branding menjadi pembahasan menarik dan tidak kalah penting. Menurut Okta hal utama dan harus diperhatikan oleh pelaku UMKM ialah kualitas produk.
Demam produk lokal yang kini sedang melanda masyarakat kota menjadi peluang besar bagi pelaku UMKM untuk mendorong produknya. Oleh karenanya Okta menjelaskan bahwa pelaku UMKM khususnya pengusaha UMKM Desa Kuripan dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk mengenalkan produknya.
Media sosial seperti Instagram, Facebook, YouTube, dan e-commerce 'loka pasar' dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan produk ke pasar.
Okta memaparkan nama, logo, dan keunikan produk dapat dijadikan bahan untuk mengenalkan produk ke khalayak. Selain strategi branding, pengembangan produk dan kualitasnya juga sangat penting. Menurutnya, analisis potensi dan masalah, serta analisis pasar perlu dilakukan.
Sofiati, salah satu peserta workshop, yang memiliki usaha di bidang konveksi (fashion wanita), mengaku senang mendapat pengetahuan lebih tentang cara membangun brand produk. "Mudah-mudahan apa yang dipelajari sekarang bermanfaat. Saya pengen bisa membuat merk dan logo. Pelatihan seperti ini penting sekali," ujar Sofiati.
Warga Desa Kuripan, khususnya pengusaha UMKM dan pengurus BUMDES akan mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan oleh tim pengmas UMJ hingga akhir September 2022. (RO/OL-7)
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi wartawan dalam menyampaikan informasi ekonomi yang mudah dipahami publik.
Indonesian Dance Festival menghadirkan 12 karya tari, 10 kelas lokakarya, dan melibatkan lebih dari 50 seniman multidisiplin.
Komitmen tersebut meliputi dukungan terhadap larangan bertahap penggunaan antibiotik sebagai langkah pencegahan dalam peternakan unggas untuk mengatasi AMR.
Kolaborasi ini bertujuan mendorong pengembangan kapasitas organisasi melalui serangkaian kegiatan diskusi dan kajian.
PGP bertujuan untuk memberikan bekal kepada guru menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan potensi peserta didik dan aktif mengembangkan pendidik lainnya
Design thinking juga bisa menjadi sebuah pendekatan yang berbasis solusi demi menyelesaikan masalah yang mencakup cara berpikir dan bekerja serta kumpulan metode langsung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved