Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KETUA Lembaga Sensor Film (LSF) Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan edukasi dan literasi terkait perfilman dan sensor merupakan salah satu pilar penting untuk meningkatkan etika dan kesadaran masyarakat saat menonton film di bioskop.
"Orang ke bioskop itu mencari kenyamanan. Sehingga, dengan adanya informasi yang bisa diakses dengan mudah, diharapkan masyarakat bisa tahu betapa pentingnya budaya sensor mandiri, dan membuat mereka menjadi peduli dan responsif (saat menonton film di bioskop)," kata Rommy di Jakarta, Rabu (27/7).
"Tantangan kita saat ini adalah bagaimana masyarakat bisa memiliki literasi cukup untuk menonton film sesuai klasifikasi usianya, karena sekarang adalah zamannya pencerahan, di mana itu merupakan tanggung jawab masing-masing (individu)," tambahnya.
Baca juga: Sekuel Pengabdi Setan Masuk Layar IMAX
Bicara soal klasifikasi usia, Rommy mengatakan Indonesia telah menetapkan standar baku bahwa petugas harus menanyakan kepada calon penonton apakah umurnya sesuai dengan rating film yang akan ditonton.
Namun, hal tersebut menjadi tantangan, mengingat kini pembelian tiket bioskop sudah bisa diakses melalui platform daring.
"Kita semua tahu bahwa sekarang, membeli tiket bisa dilakukan secara online. Nah, ketika dilakukan online, bagaimana (tracing-nya)? Padahal, di situ sudah ada syaratnya (terkait rating film dan usia). Secara imbauan, persuasi, sudah dilakukan oleh semua pihak. Namun, sekarang adalah bagaimana masyarakatnya bisa memahami hal tersebut, serta literasi dan etikanya," jelas Rommy.
Sependapat, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan penonton yang mengabaikan aturan klasifikasi usia untuk film sudah terjadi sejak lama.
Menurut Djonny, diperlukan adanya regulasi yang tegas terkait penindakan untuk para calon penonton yang 'nakal' ini.
"Permasalahan ini sebenarnya sudah terjadi sejak dulu. Ketika pihak bioskop menegur dengan baik, namun penonton menolak, kita deadlock di situ, karena tidak ada regulasi yang jelas (terkait penindakan)," kata Djonny.
"Namun, promosi gencar seperti ini menjadi langkah penting. Pendekatan persuasif, edukatif, simpatik dan publikasi yang tidak berhenti menjadi salah satu caranya. Dan harapannya, ketika kita semua beritikad baik, maka harus dilakukan terus-menerus," imbuhnya. (Ant/OL-1)
Film Kang Solah From Kang Mak x Nenek Gayung merupakan spin-off dari film Kang Mak From Pee Mak, yang sukses besar pada 2024.
Cuplikan Keadilan: The Verdict mengikuti kisah Raka (Rio Dewanto) merayakan kelulusan ujian advokat bersama istri tercinta yang tengah hamil, Nina (Niken Anjani).
Anami Films resmi memperkenalkan film horor terbarunya berjudul Labinak: Mereka Ada di Sini, yang mengangkat kisah kanibalisme dalam balutan thriller psikologis.
Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah (2025) menyajikan kisah emosional tentang perjuangan ibu tunggal dan dinamika keluarga yang penuh luka dan cinta.
Bertaut Rindu tayang di bioskop! Kisah remaja & keluarga yang hangat, mengharukan, dan penuh makna. Saksikan hari ini & nikmati promo spesialnya!
PT Nusantara Sejahtera Raya (Cinema XXI) berhasil membukukan pendapatan Rp2,8 triliun dengan laba bersih sebesar Rp324 miliar pada semester I 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved