Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
INSTITUSI pendidikan merupakan tempat penghasil ilmu. Sumber ilmu dan pengetahuan dari insititusi pendidikan harus dihilirkan agar bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Rektor Universitas Gajah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, menuturkan institusi pendidikan secara undang-undang punya kewajiban untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, perlu Ova menyebut perlu upaya kolaborasi antara institusi pendidikan dengan media untuk bisa menyalurkan ilmu pengetahuan itu.
“Saya rasa kita sebagai institusi pendidikan dan Media Indonesia bertanggung jawab untuk itu. Saya melihat media mainstream sudah banyak yang berkolaborasi dengan universitas. Saya berharap kerja sama seperti itu semakin diintensif dan ditingkatkan. Karena media hari ini agak berbeda, sekarang ini namanya pemberitaan itu masih sangat bebas dan banyak. Masyarakat jadi sulit membedakan mana berita yang benar berita dan mana yang bukan,” kata Ova kepada Media Indonesia, Rabu (27/7).
Baca juga: Tiga Tersangka Perundungan di Tasikmalaya Harus Dilakukan Proses Hukum
Baca juga: Kemenkes Siapkan 1.000 Obat Cacar Monyet dan Sebar 1.500 Reagen ke Daerah
Ova mengungkapkan, selama ini banyaknya ilmu pengetahuan, riset yang dihasilkan para akademisi hanya berakhir di rak-rak perpustakaan. Sehingga menjadi sebab banyaknya arus informasi yang lalu lalang tanpa memperhatikan aspek kebenarannya.
“Saya kira ini peran dari media arus utama bersama dengan institusi pendidikan untuk menyediakan informasi yang bertanggung jawab. Kita menghilirkan riset-riset yang sudah dilakukan oleh para ahli untuk bisa dipahami dan diaplikasikan oleh masyarakat. Karena kalau dia hanya ada di dalam jurnal, tentu tidak semua masyarakat tidak membaca jurnal. Sehingga perlu dibahasakan dalam bentuk yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat dan jadi lebih bermanfaat. Saya kira di sanalah media berperan,” ungkap Ova.
Tentu saja, Ova menerangkan terdapat perbedaan antara dunia akademis dan dunia praktisi. Namun, perbedaan itu, kata dia kalau itu disinergikan menjadi satu, bisa menjadi kekuatan yang luar biasa.
“Kita butuh kerja sama ini. Memang ini dunia yang berbeda. Tapi kalau digabungkan bisa jadi kekuatan yang luar biasa lho. Misalnya, ada anak yang lulus dari akademis, jadi melek dengan kebutuhan apa yang diperlukan di lapangan, dan mereka jadi lebih siap bekerja. Dan saya kira itu adalah sebuah kekuatan, sehingga kita sudah menginisiasi beberapa program yang mengundang para praktisi untuk mengajar ke kampus. Dengan mengundang mereka, para expert-nya, jadi bisa memperkaya dari pengajaran kita,” tambah dia.
“Kita berharap sebagai kerja sama ini akan memperkuat apa yang sudah kita lakukan sebelumnya, misalnya membuka peluang untuk kerja sama, bukan hanya dalam hal menghilirkan atau menginformasikan kepada publik, tetapi juga dalam hal dari praktisi bisa berkontribusi dan mengajar di kami. Ini saling memperkuat, tentunya kita semua melakukan ini untuk kepentingan kecerdasan bangsa,” tandasnya. (H-3)
MAJELIS Masyayikh menyelenggarakan Uji Publik Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal (SPMI–SPME) untuk Pendidikan Pesantren Jalur Nonformal
Kemenag Pastikan Tunjangan Guru PAI Non ASN Naik Rp500 Ribu
Rumah Pendidikan menyediakan layanan spesifik bagi berbagai pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan, Ruang Murid, Ruang Bahasa, hingga Ruang Sekolah.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Wamenag Romo R Muhammad Syafi’i mengungkapkan masjid harus menjadi pusat pembinaan umat yang holistik, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai episentrum transformasi sosial
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
Praktik multibahasa menjadi salah satu kunci untuk menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di kampus-kampus Indonesia.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved